KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Makalah tentang “TSUNAMI”
ini saya susun untuk memenuhi tugas. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan
makalah ini.
Pada kesempatan ini, dengan tulus ikhlas kami
menyampaikan terima kasih kepada Bapak/Ibu pembimbing dalam pembuatan makalah
ini, serta teman-teman yang telah memberikan bantuan dan partisipasinya baik
dalam bentuk moril maupun materiil untuk keberhasilan dalam penyusunan makalah
ini.
Saya selaku penyusun berharap semoga makalah ini
ada guna dan manfaatnya bagi para pembaca. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagian besar dari bumi adalah samudra atau lautan
yang dapat mendukung kelangsungan hidup seluruh makhluk hidup di bumi, diantara
pulau-pulau yang terpisah satu dengan yang lainnya pasti dikelilingi oleh air.
Oleh karenanya pengetahuan mengenai ilmu geologi dan oceanografis tentang
samudra dan laut dianggap sangat vital guna kelangsungan hidup penghuninya
termasuk manusia.
Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang
belum kita kuasai, termasuk pengetahuan mengenai bencana alam yang ditimbulkan
oleh gelombang pasang laut yang besar atau tsunami dan cara memprediksinya.
Dari hal ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ruang lingkup ilmu kita
masih sangat terbatas bila dibandingkan dengan luasnya jagat raya. Ini juga
merupakan bukti bahwa Allah Maha Besar, Maha Kuasa,Maha Mengetahui atas
segalanya dan kita tidak sepatutnya sombong dengan pengetahuan kita yang sangat
terbatas ini.
B.
Rumusan Masalah
1
Apa tsunami itu?
2
Bagaimana terjadinya tsunami?
3
Bagaimana dampak tsunami dan persiapan menghadapi tsunami?
C. Tujuan
1
Mendeskripsikan apa tsunami itu.
2
Mendeskripsikan terjadinya tsunami.
3
Mendeskripsikan dampak tsunami dan persiapan menghadapi
tsunami.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tsunami
Tsunami (berasal
dari Bahasa Jepang: Tsu = pelabuhan, Nami = gelombang, secara harafiah
berarti “ombak besar di pelabuhan”) yang artinya adalah perpindahan badan air
atau gelombang laut yang terjadi karena adanya gangguan impulsif.
Gangguan impulsif tersebut terjadi akibat adanya perubahan bentuk dasar laut
yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan
tiba-tiba(Pond and Pickard, 1983) atau dalam arah horizontal (Tanioka and
Satake, 1995).
Perubahan
permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah
laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman
meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang
dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan
kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan
500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian
gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang
tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati
pantai, kecepatan gelombang tsunami
menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat
hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga
puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi
karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang
terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif
yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan,
tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan
genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani
bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa
bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami
masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab
tsunami. Geologi, geografi, dan oseanografi pada masa lalu menyebut tsunami
sebagai “gelombang laut seismik”.
Beberapa kondisi
meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang badai yang
disebut sebagai meteor tsunami yang
ketinggiannya beberapa meter di atas gelombang laut normal. Ketika badai ini
mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan
tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah
menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.
Wilayah di
sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre
(PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami
pada wilayah ini. Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang akan
berpusat di Indonesia. Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa megatsunami
mungkin saja terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam.
B. Penyebab
Tsunami
1. Skema terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadinya gangguan yang
menyebabkan perpindahan sejumlah besar air atau ombak raksasa, letusan gunung
api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami
adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami
diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat
mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan
terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada
kedalaman laut dimana gelombang terjadi, yang kecepatannya bisa mencapai
ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan
menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang
dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga
beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai
puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami
akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai
beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer. Gerakan vertikal ini dapat
terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah
subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta
runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat
menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi.
Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air
laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis
atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup
besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
2. Penyebab terjadinya tsunami
Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan terjadinya
tsunami. Faktor penyebab terjadinya tsunami itu adalah:
a)
Gempa bumi yang
berpusat dibawah laut, Meskipun demikian tidak semua gempa bumi dibawah laut
berpotensi menimbulkan tsunami. Gempa bumi dibawah laut yang dapat menyebabkan
terjadinya tsunami adalah gempa bumi dengan kriteria sebagai berikut
·
Gempa bumi yang
terjadi di dasar laut.
·
Pusat gempa kurang
dari 30 km dari permukaan laut.
·
Magnitudo gempa
lebih besar dari 6,0 SR
·
Jenis pensesaran
gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atauturun).
b)
Letusan gunung
berapi, letusan gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa vulkanik.
Tsunami besar yang terjadi padatahun 1883 adalah akibat meletusnya Gunung
Krakatau yang berada di Selat Sunda. Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara
Barat pada tanggal 10-11 April 1815 juga memicu terjadinya tsunami yang melanda
Jawa Timur dan Maluku. Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di
wilayah ring of fire (sabuk berapi) dunia tentu harus
mewaspadai ancaman ini.
c)
Longsor bawah
laut, longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan antara lempeng
samudera dan lempeng benua. Proses ini mengakibatkan terjadinya palung laut dan
pegunungan. Tsunami karena longsoran bawah laut ini dikenal dengan nama
tsunamic submarine landslide.
d)
Hambatan meteor
laut, jatuhnya meteor yang berukuran besar di laut juga merupakan penyebab
terjadinya tsunami.
3.
Rambatan Tsunami
Kecepatan rambat
gelombang tsunami
berbeda-beda, tergantung pada kedalaman laut. Di laut dalam, kecepatan rambat
tsunami mencapai 500 – 1000km per jam atau setara dengan kecepatan pesawat
terbang namun ketinggiangelombangnya hanya sekitar 1 meter.Ketika gelombang
tsunami ini sudah mendekati pantai, kecepatan rambatnya hanya sekitar 30 km per
jam, namun ketinggian gelombangnya bisa mencapai puluhan meter. Ini
sebabnya banyak orang yang sedang berlayar di laut dalam tak menyadari
adanya tsunami. Mereka baru mengetahui tsunami telah terjadi ketikatiba di
daratan dan menyaksikan kehancuran mengerikan yang disebabkan olehtsunami.
4. Tanda-tanda akan terjadi Tsunami
1)
Air laut yang
surut secara tiba-tiba.
2)
Bau asin yang
sangat menyengat.
3)
Dari kejauhan
tampak gelombang putih dan suara gemuruh yang sangatkeras.
C.
Menghadapi Tsunami
1. Persiapan Menghadapi Tsunami
a)
Mengetahui pusat
informasi bencana, seperti Posko Bencana, Palang Merah Indonesia, Tim SAR.
Kenali areal rumah, sekolah, tempat kerja, atau tempat lain yang beresiko. Mengetahui
wilayah dataran tinggi dan dataran rendah yang beresiko terkena Tsunami.
b)
Jika melakukan
perjalanan ke wilayah rawan Tsunami, kenali hotel, motel, dan carilah pusat
pengungsian. Adalah penting mengetahui rute jalan keluar yang ditunjuk setelah
peringatan dikeluarkan.
c)
Siapkan kotak
Persediaan Pengungsian dalam suatu tempat yang mudah dibawa (ransel punggung),
di dekat pintu.
d)
Siapkan
peersediaan makanan dan air minum untuk pengungsian.
e)
Siapkan selalu
peralatan P3K lengkap.
f)
Membawa barang
secukupnya saja untuk keperluan pengungsian.
g)
Segera mengungsi
setelah ada pemberitahuan dari pihak yang berwenang atas penyebaran informasi
tentang tsunami.
h)
Jika hanya ada
sedikit waktu sebelum dating tsunami,segera mencari pintu dan mencari jalan
keluar dari rumah atau gedung dengan segera.
i)
Carilah tempat
yang tinggi dan aman dari gelombang tsunami,atau mengikuti rute dan tempat yang
suah ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
j)
Utamakan
keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat Anda
berada,bila ingin menyelamatkan harta benda carilah yang mudah dan ringan
dibawa.
k)
Pastikan tidak ada
anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi. Jika bisa
ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama.
l)
Jika tsunami
terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, cepat keluar dan cari tempat
yang tinggi dan aman.
v Waspada Tsunami
v Persiapan Menghadapi Tsunami
v Ketika Terjadi Tsunami
v Setelah Terjadi Tsunami
m)
Periksa kesediaan
makanan. Makanan apapun yang terkena air mungkin sudah tercemar dan harus
dibuang.
n)
Memberikan bantuan
kepada korban luka-luka. Berikan bantuan P3K dan panggil bantuan. Jangan
pindahkan orang yang terluka, kecuali yang luka serius.
o)
Segera membangun
tenda pengungsian apabila keadaan untuk kembali ke rumah tidak memungkinkan.
p)
Pastikan keadaan
sudah aman dan tidak terjadi tsunami susulan sebelum kembali
ke rumah.Bilakeadaan rumah tidak memungkinkan untuk ditempati carilah
tempat tinggal yang bisa ditempati atau kembali ke tempat pengungsian.
2. Cara penanggulangan Tsunami
Adapun cara yang dilakukan untuk penanggulangan
bencana tsunami adalah :
1)
Melaksanakan
evakuasi secara intensif.
2)
Melaksanakan
pengelolaan pengungsi.
3)
Melakukan terus
pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah.
4)
Membuka dan
hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta pendistribusian
logistik yang diperlukan.
logistik yang diperlukan.
5)
Membuka dan
memulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota.
6)
Melakukan
pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.
7)
Menggunakan dana
pemerintah untuk penanggulangan bencana dan gunakan pula dengan tepat
sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.
8)
Menyambut dengan
baik dan libatkan unsur civil society.
3.
Upaya Penyelamatan diri saat terjadi
Tsunami
Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak
datang setiap saat. Janganlah ancaman bencana alam ini mengurangi kenyamanan
menikmati pantai dan lautan.
1)
Jika berada di
sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air laut dekat pantaisurut
secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat
yangtinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman
yang lain.
2)
Jika sedang berada
di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita daripantai
telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
3)
Jika gelombang
pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerahyang
rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
4)
Jika gelombang
telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban. Jika berada
di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air laut dekat pantaisurut
secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat
yangtinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman
yang lain.
5)
Jika sedang berada
di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita daripantai
telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
6)
Jika gelombang
pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerahyang
rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
7)
Jika gelombang
telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban.
D. Historis Tsunami
Tabel Kejadian Tsunami Yang Signifikan di
Indonesia
|
||||
No.
|
Tahun
|
Tempat
|
Magnituda
|
Korban
|
1.
|
1883
|
G.Krakatau
|
–
|
36.000
|
2.
|
1833
|
Sumbar,
Bengkulu, Lampung
|
8,8
|
Tak
tercatat
|
3.
|
1938
|
Kep.
Kai – Banda
|
8,5
|
Tak
tercatat
|
4.
|
1967
|
Tinambung
|
–
|
58
|
5.
|
1968
|
Tambu,
Sulteng
|
6
|
200
|
6.
|
1977
|
Sumbawa
|
6,1
|
161
|
7.
|
1992
|
Flores
|
6,8
|
2.080
|
8.
|
1994
|
Banyuwangi
|
7,2
|
377
|
9.
|
1996
|
Toli
– toli
|
7
|
9
|
10.
|
1996
|
Biak
|
8,2
|
166
|
11.
|
2000
|
Banggai
|
7,3
|
50
|
12.
|
2004
|
Nanggroe
Aceh Darussalam
|
9
|
250.000
|
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1.
Tsunami adalah
gelombang laut yang disebabkan oleh gempa bumi , tanah longsor atau letusan
gunung berapi yang terjadi di laut.
2.
Terjadinya Tsunami
diakibatkan oleh adanya gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar
air meluap ke daratan, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi.
Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut.
3.
Dampak Tsunami
sebagian besar mengakibatkan kerusakan parah dan banyak menelan korban jiwa dan
harta benda sehingga perlu adanya upaya untuk menghadapi tsunami baik dalam
keadaan waspada,persiapan,saat terjadi tsunami dan setelah terjadi tsunami.
B. Saran
1.
Selalu waspada dan
memantau dengan aktif informasi tentang bahaya tsunami dari pihak yang
berwenang terhadap adanya potensi tsunami terutama penduduk yang bermukim
didekat pantai.
2.
Menentukan
tempat-tempat berlindung yang tinggi dan aman jika terjadi tsunami.
3.
Menyediakan
persediaan makanan dan air minum untuk keperluan darurat dan pengungsian.
4.
Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat
dibutuhkan di tempat pengungsian seperti perlengkapan P3K atau obat-obatan..
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment