BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Suatu
perekonomian disuatu negara sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor –
faktor tersebut diantaranya adalah Inflasi. Inflasi adalah suatu kenaikan harga
– harga. Inflasi bisa diakibatkan oleh kebijakan – kebijakan yang diambil oleh
pemerintah. Suatu inflasi tidak boleh terlalu besar atau biasa disebut hyper
inflasi karena mengakibatkan daya beli masyrakat turun dan tidak boleh terlalu
rendah karena akan melemahkan daya saing. Perekonomian di suatu negara bisa
dikatakan baik apabila kebijakan – kebijakan yang diambil oleh pemerintahnya
bisa mengendalikan inflasi. Seberapa jauh dampak inflasi dalam perekonomian
sangat tergantung kepada tingkat keparahan inflasi tersebut. Kadangkala
kenaikan harga yang terlalu tinggi mempunyai pengaruh yang positif terutama
terhadap iklim investasi karena kenaikan harga pada dasarnya merupakan insentif
bagi pengusaha untuk melakukan kegiatan produksinya. Secara teori, laju inflasi
yang terlalu rendah menunjukkan adanya kelesuan ekonomi. Hal ini didasarkan
pada asumsi bahwa harga-harga yang tidak bergerak keatas sehingga menandakan
adanya kelemahan pada sisi permintaan.
Tidak jarang terlalu rendahnya tingkat inflasi merupakan indikator lemahnya
daya beli masyarakat yang pada gilirannya akan menekan laju pertumbuhan
ekonomi.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari inflasi?
2. Bagaimana dampak inflasi terhadap
perekonomian di indonesia ?
3. Bagaimana cara mengatasi inflasi ?
4. Apa pengertian SDG’S
5. Bagaimana konsep SDG’S
6.
Bagaimana tujuan SDG’S
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pertumbuhan
ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau
pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang
bila terjadi pertumbuhan outputriil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain
adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita.
Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output
riil per orang.
2.2
Teori & Model Pertumbuhan Ekonomi
•
Teori Inovasi Schum Peter
Pada
teori ini menekankan pada faktor inovasi enterpreneur sebagai motor penggerak
pertumbuhan ekonomi kapitalilstik.Dinamika persaingan akan mendorong hal ini.
•
Model Pertumbuhan Harrot-Domar
Menekankan
konsep tingkat pertumbuhan natural.Selain kuantitas faktor produksi tenaga
kerja diperhitungkan juga kenaikan efisiensi karena pendidikan dan
latihan.Model ini dapat menentukan berapa besarnya tabungan atau investasi yang
diperlukan untuk memelihara tingkat laju pertumbuhan ekonomi natural yaitu
angka laju pertumbuhan ekonomi natural dikalikan dengan nisbah kapital-output.
•
Model Input-Output Leontief.
Merupakan
gambaran menyeluruh tentang aliran dan hubungan antar industri. Dengan
menggunakan tabel ini maka perencanaan pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan
secara konsisten karena dapat diketahui gambaran hubungan aliran input-output
antarindustri. Hubungan tersebut diukur dengan koefisien input-output dan dalam
jangka pendek/menengah dianggap konstan tak berubah .
•
Model Pertumbuhan Lewis
Merupakan
model yang khusus menerangkan kasus negara sedang berkembang banyak (padat)
penduduknya. Tekanannya adalah pada perpindahan kelebihan penduduk disektor
pertanian ke sektor modern kapitalis industri yang dibiayai dari surplus
keuntungan.
2.3 Strategi pertumbuhan
ekonomi
Industrialisasi
Versus Pembangunan Pertanian
Pembangunan
pertanian bersifat menggunakan teknologi padat tenaga kerja dan secara relatif
menggunakan sedikit kapital; meskipun dalam investasi pada pembuatan jalan,
saluran dan fasilitas pengairan, dan pengembangan teknologinya.
Kenaikan
produktivitas sektor pertanian memungkinkan perekonomian dengan menggunakan
tenaga kerja lebih sedikit menghasilkan kuantitas output bahan makanan yang
sama. Dengan demikian sebagian dari tenaga kerja dapat dipindahkan ke sektor
industri tanpa menurunkan output sector pertanian. Di samping itu pembangunan
atau kenaikkan produktivitas dan output total sektor pertanian akan menaikan
pendapatan di sektor tersebut.
Pertumbuhan Ekonomi 2011 Direvisi Jadi 6,4%
Revisi
ini naik 0,1 persen dibanding usulan semula yang hanya 6,3 persen.
Pemerintah
merevisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011. Dalam diskusi dengan
Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Menteri Keuangan Agus Martowardojo
menyampaikan target pertumbuhan ekonomi menjadi 6,4 persen. Revisi ini naik 0,1
persen dibanding usulan semula yang hanya 6,3 persen.
Tim
Ekonomi dari Bank Dunia diwakili oleh Dr. Enrique Blanco Armas yang
menyampaikan paparan berjudul ‘Indonesia 212, Economic Prospects and Strategic
Issues’. Pokok bahasannya adalah bahwa Indonesia dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonominya selama dua tahun kedepan, yaitu dari 6.1 persen pada tahun 2010
menjadi 6.4 persen pada tahun 2011 dan meningkat lagi menjadi 6.7 persen pada
tahun 2012.
Peningkatan
pertumbuhan ekonomi selama dua tahun kedepan ini, menurut Tim Ekonomi Bank
Dunia ini, ditopang oleh peningkatan kegiatan investasi dan peningkatan ekspor
yang sejalan dengan akan semakin pulihnya ekonomi negara-negara maju tujuan
ekspor Indonesia.
Pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang terus meningkat selama dua tahun kedepan ini juga
dicirikan oleh semakin mengecilnya surplus transaksi berjalan yang disebabkan
oleh semakin meningkatnya impor barang modal yang diperlukan untuk menopang
pertumbuhan industri manufaktur. Namun, gejala peningkatan harga-harga komoditi
di pasar dunia mempunyai dampak ganda, yaitu disatu pihak meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan dilain pihak meningkatkan tekanan inflasi dalam negeri.
Untuk periode setelah 2012, khususnya menjelang akhir tahun 2014,
Tim Ekonomi ini mengatakan bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 7
persen diperlukan upaya khusus untuk lebih meningkatkan investasi atau
meningkatkan produktivitas (TFP/Total Factor Productivity).
Dalam
memperkirakan perkembangan ekonomi Indonesia ini, Tim Ekonomi Bank Dunia juga
telah mengidentifikasi beberapa tantangan yang harus diatasi, antara lain:
1.
tingkat investasi Indonesia terhadap PDB sebesar 30 persen yang walaupun telah
setara dengan berbagai negara lain, seperti China, India, dan Korea Selatan,
namun daya investasi ini terhadap pertumbuhan ekonomi belum optimal.
2.
Dibandingkan dengan berbagai negara ASEAN, kemajuan Indonesia dalam pembangunan
infrastrukturnya masih tertinggal.
3.
Iklim usaha Indonesia masih harus lebih ditingkatkan karena ranking Indonesia
di ‘Global Rank In Doing Business, masih berada pada posisi ke-121, yang
walaupun lebih baik dari Filipina dan Kambodia yang masing-masing berada pada
posisi 148 dan 147, masih berada di bawah Singapura yang berada pada posisi
ke-1, Thailand ke-19, dan Malaysia ke-21.
Untuk
lebih meningkatkan peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepan, Tim Ekonomi
Bank Dunia menyarankan antara lain beberapa langkah sebagai berikut:
•
pertama, merefomasi peraturan yang memberi keluwesan lebih besar bagi pengusaha
dalam penempatan dan penghentian tenaga kerja.
•
kedua, penyempurnaan dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional.
•
ketiga, menyempurnakan kebijaksanaan subsidi BBM, yang saat ini masih sangat
regresif.
•
keempat, menciptakan fiscal space dan meningkatkan efisiensi penggunaannya.
2.4
Pengertian Inflasi
Menurut
Rahardja (1997: 32) inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk
meningkat secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua
barang saja tidak disebut inflasi, tetapi jika kenaikan meluas kepada sebagian
besar harga barang-barang maka hal ini disebut inflasi.
Eachern (2000:
133) menyatakan bahwa inflasi adalah kenaikan terus-menerus dalam rata-rata
tingkat harga. Jika tingkat harga berfluktuasi, bulan ini naik dan bulan depan
turun, setiap adanya kenaikan kerja tidak berarti sebagai inflasi.
Mankiw (2003)
hubungan inflasi dengan jumlah uang yang beredar tidak dapat dilihat dalam
jangka pendek. Teori inflasi ini bekerja paling baik dalam jangka panjang.
Menurut
Judisseno (2005:16) inflasi adalah suatu peristiwa moneter yang menunjukkan
suatu keccenderungan akan naiknya harga barang-barang secara umum yang berarti
terjadinya penurunan nilai mata uang.
Menurut Sadono
Sukirno (2004:27) inflasi adalah kenaikan harga –harga umum yang berlaku dalam
suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya. Sedangkan tingkat
inflasi adalah persentasi kenaikan harga-harga pada suatu tahun tertentu
berbanding dengan tahun sebelumnya.
Menurut BPS
(2000: 10) mendefinisikan inflasi sebagai salah satu indikator untuk melihat
stabilitas ekonomi suatu wilayah atau daerah yang menunjukkan perkembangan
harga barang dan jasa secara umum yang dihitung dari indeks harga konsumen.
Dengan demikian angka inflasi sangat mempengaruhi daya beli masyarakat yang
berpenghasilan tetap, dan di sisi lain juga mempengaruhi besarnya produksi
barang.
Berdasarkan
berbagai definisi yang telah dikemukakan di atas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa secara umum inflasi adalah suatu gejala naiknya harga secara terus-menerus
(berkelanjutan) terhadap sejumlah barang. Kenaikan yang sifatnya sementara
tidak dikatakan inflasi dan kenaikan harga terhadap satu jenis komoditi juga
tidak dikatakan inflasi.
2.5
Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian di Indonesia
1. Dampak Inflasi terhadap Perekonomian
secara Umum
a.
Mendorong
penanaman modal spekulatif Pemilik modal lebih cenderung menanamkan modalnya
dalam bentuk tanah atau emas dari pada ditanamkan pada investas yang produktif.
b.
Tingkat
bunga meningkatJika tingkat bunga meningkat karena terjadi inflasi maka para
pemilik modal akan cenderung menyimpan uangnya, akibatna investasi akan
berkurang.
c.
Adanya
ketidakpastian keadaan ekonomi dimasa yang akan dating
d.
Timbulnya
masalah dalam neraca pembayaran Hal tersebut diakaibkan karena harga impor lebih mudah dari pada barangdalam
negeri, akibatnya nilai ekspor lebih kecil dari nilai impor. hal ini akan
menyebabkan neracapembayaran defisit serta nilai rupiah makin turun
e.
Daya
beli masyarakat turun dikarenakan nilai mata uang turun.
2. Dampak Inflasi terhadap Perekonomian secara
Khusus
a. Dampak inflasi terhadap pendapatan
a)
a) Inflasi akan merugikan bagi mereka yang
berpendapatan tetap, seperti; pegawai negeri.
Contoh, amir seorang pegawai negeri memperoleh gaji Rp. 60.000.000
setahun dan laju inflasi 10%. Bila
penghasilan Amir tidak mengalami perubahan, maka ia akan mengalami
penurunan pendapatan riil sebesar 10% x
Rp. 60.000.000 = Rp. 6.000.000.
b)
Kerugian
akan dialami bagi mereka yang menyimpan kekayaan dalam bentuk uang tunai.
c)
Kerugian
akan di alami para kreditur , bila bunga pinjaman yang di berikan lebih rendah dari
inflasi . Di lain pihak ada yang di untungkan dengan adanya inflasi.
b. Dampak inflasi terhadap individu dan
masyarakat
a)
Proses
produksi dalam penggunaan faktor-faktor produksi menjadi tidak efesien ada saat
terjadi inflasi.
b)
Perubahan
daya beli masyarakat yang berdampak terhadap struktur permintaan masyarakat
terhadap beberapa jenis barang.
c. Dampak inflasi terhadap produksi
a)
Inflasi bisa menyebabkan kenaikan produksi.
Biasanya dalam keadaan inflasi kenaikan harga
barang akan mendahului kenaikan gaji, hal ini yang menguntungkan
produsen.
b)
Bila
laju inflasi terlalu tinggi akan berakibat turunnya jumlah hasil produksi,
dikarenakan nilai riil uang akan turun
dan masyarakat tidak senang memiliki uang tunai, akibatnya pertukaran dilakukan antara barang dengan barang.
2.6 Cara Mengatasi Inflasi
Usaha
untuk mengatasi terjadinya inflasi harus di mulai dari peyebab terjadinya
inflasi supaya dapat dicari jalan keluarnya. Secara teoritis untuk mengatasi
inflasi relatif mudah,yaitu dengan cara mengatasi pokok pangkalnya, mengurangi
jumlah uang yang beredar. Berikut ini kebijakan yang di harapkan dapat
mengatasi infasi :
1. Kebijakan Moneter
Adalah
tindakan yang dilakukan oleh bank sentral untuk memengaruhi uang yang beredar
dari kredit. kebijakan moneter yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi
inflasi adalah sebagai berikut:
a.
kebijak
diskonto, dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikan suku
bunga bank. Hal ini di harapkan permintaan kredit akan berkurang .
b.
operasi
pasar terbuka, mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual
surat-surat berharga
c.
menaikan
cadangan kas, sehingga uang yang diedarkan oleh bank umum menjadi berkurang
d.
pemberian
kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar
dengan cara memperketat pemberian kredit.
2. Kebijakan Fiskal
Adalah
kebijakan yang menyangkut pengaturan pengeluaran pemerintah serta perpajakan
yang secara lansung dapat memengaruhi permintan total dan memengaruhi harga.
berikut adalah contoh kebijakan fiskal:
a.
menaikan
tarif pajak, diharapkan masyarakat akan menyetor uang lebih banyak kepada
pemerintah sebagai pembayaran pajak, sehingga dapat mengurangi jumlah uang yang
beredar.
b.
mengatur
penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
3. Kebijakan Non Moneter
Kebijakan
Non moneter yang dilakukan untuk mengatasi inflasi adalah sebagai berikut:
a.
Menaikan
hasil produksi ,pemerintah memberikan subsidi kepada industri untuk lebih
produktif dan menghasilkan output yang lebih banyak , sehingga harga akan
menjadi turun.
b.
Kebijakan
upah, pemerintah menghimbau kepada serikat buruh untuk tidak meminta kenaikan
upah disaat sedang inflasi.
c.
Pengawasan
harga , kebijakan pemerintah dengan menentukan harga maksimum bagi barng-barang
tertentu.
4. Kebijaksanaan yang berkaitan dengan output
Kebijakan
ini dapat memperkecil laju inflasi.
5. Kebijaksanaan Penentuan Harga
Kebijakan
ini secara langsung terjun melakukan operasi pasar untuk mengendalikan harga.
2.7 DEFINISI SDG’S
Suistainable development goals (SDG’S) adalah singkatan atau
kepanjangan dari sustainable development goals, yaitu sebuah dokumen yang akan
menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara-negara
di dunia.
Post-2015, juga dikenal sebagai Sustainabale
Development Goals (SDGs) didefinisikan sebagai kerangka kerja untuk 15 tahun ke
depan hingga tahun 2030. Berbeda dengan MDGs yang lebih bersifat birokratis dan
teknokratis, penyusunan butir-butir SDGs lebih inklusif melibatkan banyak pihak
termasuk organisasi masyarakat sipil atau Civil Society Organization (CSO).
Penyusunan SDGs sendiri memiliki beberapa tantangan karena masih terdapat
beberapa butir-butir target MDGs yang belum bisa dicapai dan harus diteruskan
di dalam SDGs. Seluruh tujuan, target dan indikator dalam dokumen SDGs juga
perlu mempertimbangkan perubahan situasi global saat ini. (yohanna, 2015)
Sustainable Development Goals (SDGs) adalah kelanjutan dari global
goals Melenium Development Goals (MDGs) yang akan berakhir tahun 2015. Secara
formal, SDGs didiskusikan pertama kali pada United Nations Conference on
Sustainable Development yang diadakan di Rio de Janeiro bulan Juni 2012.
Dokumen
SDGs disahkan pada KTT Pembangunan berkelanjutan PBB yang berlangsung di New
Yorktanggal 25-27 September 2015. Dalam KTT tersebut ditetapkan bahwa SDGs akan
mulai diberlakukan pasca tahun 2015 sampai tahun 2030. SDGs tidak hanya berlaku
untuk negara berkembang, tapi juga untuk negara-negara maju. (Akhir, 2015).
2.8 KONSEP SDG’S
Konsep
SDGs ini diperlukan sebagai kerangka pembangunan baru yang mengakomodasi semua
perubahan yang terjadi pasca 2015, Millennium Development Goals (MDGs).
Konsep
SDGs melanjutkan konsep pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) di mana
konsep itu sudah berakhir pada tahun 2015. Jadi, kerangka pembangunan yang
berkaitan dengan perubahan situasi dunia yang semula menggunakan konsep MGDs
sekarang diganti SDGs.
Adapun
tiga pilar yang menjadi indikator dalam konsep pengembangan SDGs yaitu, pertama
indikator yang melekat pembangunan manusia (Human Development), di antaranya
pendidikan, kesehatan. Indikator kedua yang melekat pada lingkungan kecilnya
(Social Economic Development), seperti ketersediaan sarana dan prasarana
lingkungan, serta pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, indikator ketiga melekat
pada lingkungan yang lebih besar (Environmental Development), berupa
ketersediaan sumber daya alam dan kualitas lingkungan yang baik.
2.9 TUJUAN SDG’S
1. Tanpa Kemiskinan. Tidak ada kemiskinan
dalam bentuk apapun di seluruh penjuru dunia.
2.
Tanpa Kelaparan. Tidak ada lagi kelaparan, mencapai ketahanan pangan,
perbaikan nutrisi, serta mendorong budidaya pertanian yang berkelanjutan.
3.
Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan. Menjamin kehidupan yang sehat
serta mendorong kesejahteraan hidup untuk seluruh masyarakat di segala umur.
4. Pendidikan Berkualitas. Menjamin pemerataan
pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan kesempatan belajar untuk semua
orang.
5.
Kesetaraan Gender. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum ibu
dan perempuan.
6.
Air Bersih dan Sanitasi. Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi
yang berkelanjutan untuk semua orang.
7.
Energi Bersih dan Terjangkau. Menjamin akses terhadap sumber energi yang
terjangkau, terpercaya, berkelanjutan dan modern untuk semua orang. (Barberita,
2015)
8. Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak. Mendukung
perkembangan ekonomi yang berkelanjutan, lapangan kerja yang produktif serta
pekerjaan yang layak untuk semua orang.
9.
Industri, Inovasi dan Infrastruktur. Membangun infrastruktur yang
berkualitas, mendorong peningkatan industri yang berkelanjutan serta mendorong
inovasi.
10.
Mengurangi Kesenjangan. Mengurangi ketidaksetaraan baik di dalam sebuah
negara maupun di antara negara-negara di dunia.
11.
Keberlanjutan Kota dan Komunitas. Membangun kota-kota serta pemukiman
yang berkualitas, aman dan bekelanjutan.
12. Konsumsi dan Produksi Bertanggung
Jawab. Menjamin keberlangsungan konsumsi dan pola produksi.
13.
Aksi Terhadap Iklim. Bertindak cepat untuk memerangi perubahan iklim dan
dampaknya.
14.
Kehidupan Bawah Laut. Melestarikan dan menjaga keberlangsungan laut dan
kehidupan sumber daya laut untuk perkembangan yang berkelanjutan.
15. Kehidupan di Dara. Melindungi,
mengembalikan, dan meningkatkan keberlangsungan pemakaian ekosistem darat,
mengelola hutan secara berkelanjutan, mengurangi tanah tandus serta tukar guling tanah.
16.
Institusi Peradilan yang Kuat dan Kedamaian. Meningkatkan perdamaian
termasuk masyarakat untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses untuk
keadilan bagi semua orang termasuk lembaga dan bertanggung jawab untuk seluruh
kalangan.
17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Memperkuat implementasi dan menghidupkan kembali kemitraan global untuk
pembangunan yang berkelanjutan.
BAB III
KESIMPULAN
Sebuah Negara tidak akan pernah bisa lepas
dari berbagai macam permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih
pada negara – negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti
Indonesia.
Faktor – faktor tersebut diantaranya adalah
Inflasi. Inflasi adalah suatu kenaikan harga – harga. Inflasi bisa diakibatkan
oleh kebijakan – kebijakan yang diambil oleh pemerintah.
Perekonomian di
suatu negara bisa dikatakan baik apabila kebijakan – kebijakan yang diambil
oleh pemerintahnya bisa mengendalikan inflasi.
Suistainable
development goals (SDG’S) adalah singkatan atau kepanjangan dari sustainable
development goals, yaitu sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam
kerangka pembangunan dan perundingan negara-negara di dunia.
DAFTAR PUSTAKA
http://ryansyukra.blogspot.com/2012/05/hubungan-antara-inflasi-dan.html
http://amriamir.files.wordpress.com/2008/09/inflasi-di-indonesia-1.pdf
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat,taufik dan
hidayahnya.sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kualitas
Pertumbuhan Ekonomi, inflasi dan SDGS”. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas Semester 3 mata kuliah Ilmun Ekonomi Makro.
Makalah ini di tulis mempunyai tujuan untuk
sebagai bahan pembelajaran dan sebagai salah satu sumber pengetahuan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis
menemukan beberapa kesulitan baik dari buku atau sumber yang dijadikan
narasumber maupun hal-hal yang harus diungkapkan. Walaupun menemukan beberapa
kesulitan, penulis juga banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai
pihak sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada pihak yang ikut serta
dalam membantu penyusunan makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Akhir kata, penulis sangat menyadari
bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Tasikmalaya, Desember 2017
|
No comments:
Post a Comment