MAKALAH
MANAJEMEN SUMBERDAYA INSANI II
Disusun Oleh :
FAKULTAS
EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI LATIFAH MUBAROKIAH
SURYALAYA
2017
KATA PENGANTAR
Bismillhirrahmannirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulilah dengan rasa syukur kekhadirat
Allah SWT. yang telah memberikan rahmat, nikmat dan hidayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Disiplin Kerja.
Kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah Manajemen
Sumber Daya Insani II Bapak
Adi Robith Setiana, SE.,MM yang
telah membimbing kami dalam pembuatan makalah
ini, kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga
sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
makalah ini.
Makalah ini membahas tentang Disiplin Kerja dan mengulas
lebih tujuan untuk menunjukkan konsep dan penerapan
promosi, mutasi, dan demosi yang sesuai.
Harapan kami melalui makalah
ini mampu memberikan ilmu pengetahuan tujuan Disiplin
kerja yang sesuai. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik dan saran pembaca kami
harapkan guna pembuatan makalah yang lebih baik diwaktu yang akan datang.
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ……..………………………………......……………........ i
DAFTAR ISI
......................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN ……….......................................................................... 1
A.
Latar
Belakang ...................................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah....................................................................................................1
C.
Tujuan
masalah........................................................................................................1
BABII
PEMBAHASAN ….…………................................................................... 3
A. Definisi Disiplin Kerja
……………...... ………….........................................….. 3
B. Tipe tipe
Disiplin Kerja.......……........................................................................... 3
C. Tujuan
Disiplin
Kerja..............................................................................................3
D. Fungsi Disiplin Kerja..............................................................................................3
E. Konsep
Kedisiplinan ...............................................................................................3
F. Cara Menegakkan Kedisiplinan Kerja.....................................................................3
G. Faktor faktor
Yang Mempengaruhi Disiplin
Kerja..................................................3
H. Pendekatam
Disiplin
Kerja.......................................................................................3
I. Hambatan Disiplin Kerja..........................................................................................3
J. Sangsi
Disiplin
Kerja................................................................................................3
BAB III
PENUTUP ……….................................................................................. 13
A. Kesimpulan …………........................................................................................... 13
B. Saran ……………................................................................................................. 13
DAFTAR
PUSTAKA .......................................................................................... 14
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Dalam suatu organisasi,atau
Perusahaan motivasi dan disiplin kerja, termasuk hal yang paling penting
demi kelancaran organisasi tersebut. Disiplin kerja merupakan alat untuk
berkomunikasi untuk dapat mencapai sebuah tujuan bersama yang dipakai oleh
atasan dengan bawahan maupun oleh sesama pegawai dalam suatu organisasi atau
dalam lingkup sebuah kantor.
Ada kalanya pegawai atau karyawan
melakukan pelanggaran untuk itu diperlukan disiplin kerja agar dapat
memperbaiki perilaku-perilaku menyimpang dari pegawai atau karyawan tersebut
Setelah terwujudnya motivasi kerja maka akan timbul disiplin kerja yang baik.
Untuk mewujudkan keduanya, maka diperlukan adanya kerjasama antara atasan dan
para pegawai bawahannya, agar tercipta lingkungan kerja yang kondusif untuk
mendukung kinerja para pegawai secara maksimal di dalam organisasi ataupun
perusahaan tersebut.
B.
Rumusan masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1. Pengertian
disiplin kerja ?
2. Jelaskan
macam – macam disiplin kerja ?
3. Sebutkan
tujuan disiplin kerja ?
4. Sebutkan fungsi
disiplin kerja ?
5. Sebutkan
konsep pendisiplinan ?
6. Bagaimana
cara menegakkan disiplin kerja ?
7. Apa saja
factor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja ?
8. Bagaimana
pendekatan disiplin kerja ?
9. Apa saja
hambatan disiplin kerja ?
10. Bagaimana cara pemberian hukuman disiplin
kerja ?
C. Tujuan
masalah
Adapun tujuan dari masalah ini adalah :
1. Mengetahui
pengertian disilplin kerja
2. Menegetahui
macam-macam disiplin kerja
3. Mengetahui
tujuan disiplin kerja
4. Mengetahui
fungsi disiplin kerja
5. Mengetahui
bagaimana konsep pendisiplinan
6. Mengetahui
bagaimana cara menegakkan disiplin kerja
7. Mengetahui
factor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja
8. Mengetahui
pendekatan disiplin kerja
9. Mengetahui
apa saja hambatan disiplin kerja
10. Mengetahui
bagaimana cara pemberian hukuman disiplin kerja
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
disiplin kerja
Disiplin kerja adalah suatu alat
yang digunakan para manager untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka
bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk
meningkatakan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan
perusahaan dan norma-norma social yang berlaku. Sebagai contoh, beberapa
karyawan terbiasa terlambat untuk bekerja, mengabaikan prosedur keselamatan,
melalaikan pekerjaan detail yang diperlukan untuk pekerjaan mereka, tindakan
yang tidak sopan ke pelanggan, atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas.
Disiplin karyawan memerlukan alat komunikasi, terutama pada peringatan yang
bersifat spesifik terhadap karyawan yang tidak mau berubah sifat dan
perilakunya. Penegakan disiplin karyawan biasanya dilakukan oleh penyelia.
Sedangkan kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua
peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sehingga seorang karyawan
yang dikatakan memiliki disiplin kerja yang tinggi jika yang bersangkutan
konsekuen, konsisten, taat asas, bertanggung jawab atas tugas yang diamanahkan
kepadanya.
Para ahli mengemukakan pengertian
disiplin kerja di antaranya adalah :
1.
Siswanto (1989) mengemukakan disiplin kerja sebagai suatu sikap menghormati,
menghargai patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak
mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang
diberikan kepadanya.
2.
Jerry Wyckoff dan Barbara C. Unel, (1990) mendefinisikan disiplin sebagai suatu
proses bekerja yang mengarah kepada ketertiban dan pengendalian diri.
Dari beberapa pengertian yang diungkapkan di atas tampak
bahwa disiplin pada dasarnya merupakan tindakan manajemen untuk mendorong agar
para anggota organisasi dapat memenuhi berbagai ketentuan dan peraturan yang
berlaku dalam suatu organisasi, yang di dalamnya mencakup:
1.
Adanya tata tertib atau ketentuan-ketentuan,
2. Adanya kepatuhan
para pengikut,
3.
Adanya sanksi bagi pelanggar
B. Tipe-tipe
disiplin kerja
1.
Tipe – tipe kegiatan pendisiplinan ada tiga tipe yaitu :
Disiplin preventif yaitu
kegiatan yang mendorong pada karyawan untuk mengikuti berbagai standart dan
aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokok dari kegiatan ini
adalah untuk mendorong disiplin diri dari diantara para karyawan/pegawai.
Dengan cara ini para karyawan/pegawai bekerja dengan ikhlas, bukan karena
paksaan manajemen.
2.
Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran yang
dilakukan karyawan / pegawai terhadap peraturan yang berlaku dan mencegah
terjadinya pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa bentuk
hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan. Contohnya dengan tindakan skorsing
terhadap karyawan.
3. Disiplin progresif yaitu tindakan memberi
hukuman berat terhadap pelanggaran yang berulang. Contoh dari tindakan disiplin
progresif antara lain:
a. Teguran secara lisan oleh atasan.
b. Teguran tertulis.
c. Skorsing dari pekerjaan selama beberapa hari.
d. Diturunkan pangkatnya.
e. Dipecat. (T. Hani Handoko, 1990 : 129-130).
a. Teguran secara lisan oleh atasan.
b. Teguran tertulis.
c. Skorsing dari pekerjaan selama beberapa hari.
d. Diturunkan pangkatnya.
e. Dipecat. (T. Hani Handoko, 1990 : 129-130).
C. Tujuan disiplin kerja
Disiplin kerja sebenarnya di maksudkan untuk memenuhi
tujuan-tujuan dari disiplin kerja itu sendiri sehingga pelaksanaan kerja
menjadi lebih efektif dan efisien. Pada dasarnya disiplin kerja bertujuan untuk
menciptakan suatu kondisi yang teratur, tertib, dan pelaksanaan pekerjaan dapat
terlaksana sesuai dengan rencana sebelumnya.
Disiplin kerja
yang di lakukan secara terus-menerut oleh manajemen di maksudkan agar para
pegawai memiliki motivasi untuk mendisiplinkan diri, bukan karena adanya sanksi
tetapi timbul dari dalam dirinya sendiri.
Sementara Reza Aryanto dalam Republika ( 2003:32) yang di
kutip dari Rusmiati Ernawati (2003:32) mengemukakan tujuan di laksanakannya
disiplin kerja, sebagai berikut
a.
Pembentukan
sikap kedali diri yang Positif.
Sebuah organisasi sangat mengharpakan
para pegawainya memiliki sikap kendali yang positif, sehingga ia akan berusaha
untuk mendisiplinkan dirinya sendiri tanpa harus ada aturan yang akan
memaksanya dan ia pun akan memiliki kesadaran untuk menghasilkan produk yang
berkualitas tanpa perlu banyak di atur oleh atasanya.
b. Pengendalian
kerja.
Agar pekerjaan yang di lakukan oleh
para pegawai berjalan efektif dan sesuai dengan tujuan daro organisasi, maka di
lakukan pengendalian kerja dalam bentuk standar dan tata tertib yang di berikan
oleh organisasi.
c.
Perbaikan
sikap.
Perubahan sikap dapat di lakukan dengan
memberikan orentasi, pelatihan, pemberlakuan sanksi dan tindakan-tindakan lain
yang di perlukan pegawai.
Berdasarkan
pendapat-pendapat tersebut, maka disiplin
kerja bertujuan untuk memperbaiki efektivitas dan mewujudkan kemampuan kerja
pegawai dalam nrangka mencapai sasaran yang telah di tetapkkan oleh organisasi.
D. Fungsi
disiplin kerja
Disiplin kerja
sangat di butuhkan oleh setiap pegawai. Disiplin menjadi prasyarat bagi
pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan berdisiplin yang akan membuat
para pegawai mendapat kemudahan dalam bekerja. Dengan begitu akan menciptakan
suasana kerja yang kondusif dan mendukung usaha pencapaian tujuan.
Pendapat
tersebut di pertegas oleh pernyataan Tulus Tu’u (2004:38) yang mengemukakan
beberapa fungsi disiplin, antara lain :
a.
Menata kehidupan bersama
b. Membangaun kepribadian
c.
Melatih kepribadian
d. Hukuman
e. Menciptakan
lingkungan kondusif.
Disiplin
berfungsi mengatur kehidupan bersama, dalam suatu kelompok tertentu atau dalam
masyarakat. Dengan begitu, hubungan yang terjalin antara individu satu dengan
lainnya menjadi lebih baik dan lancar.
Disiplin juga
dapat membangun kepribadian seorang pegawai. Lingkungan yang memiliki
disiplin yang baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang.
Lingkungan organisasi yang memiliki keadaan yang tenang, tertib dan tenteram,
sangat berperan dalam membanguan kepribadian yang baik.
E. Konsep kedisiplinan
Konsep disiplin terbagai menjadi 2 (dua) bagian
yaitu :
1.
Disiplin Berdasarkan Tradisi
Disiplin merupakan cara
kuno yaitu cara yang terdiri dari pendaftaran pelanggaran dan catatan dari
hukuman terhadap setiap pelanggaran. Disiplin ini dilaksanakan secara kaku dan
tegas tanpa kompromi dan cenderung penegakan disiplin secara otoriter. Tindakan
disiplin ini diterapkan oleh atasan kepada bawahan dan tidak perna sebaliknya,
(suatu tindakan yang sepihak). Hal ini disebabkan pemahaman kurang efektif yang
dianut oleh pemimpin perusahaan, yang menganggap karyawan adalah bawahannya
untuk menuruti dan mematuhi segala keputusan yang ada tanpa perna karyawan
diajak berunding untuk diminta pendapatnya apakah mereka merasa keberatan atau
tidak, sedangkan atasan mempunyai kebebasan untuk berbuat apa saja tanpa
terikat oleh sebuah perusahaan.
Jadi disiplin menurut
konsep tradisi ini dipahami sebagai suatu batasan atas kesalahan yang
diperbuatnya atau lebih tepatnya disiplin adalah suatu sanksi bukan suatu
tindakan yang seharusnya dilakukan. Adapun tujuan dari hukuman adalah agar
orang yang melakukan kesalahan atau pelanggaran merasa takut dan berjanji untuk
tidak melakukan kesalahan yang telah dilakukan karyawan tersebut.
2.
Disiplin Berdasarkan Sasaran
Disiplin berdasarkan sasaran ini dianggap sebagai
lawan dari disiplin tradisi bila dilihat dari tujuannya. Disiplin dianggap
secara sah atau berlaku apabila dapat diterima secara sukarela oleh semua
kompenen didalam organisasi tersebut, apabila tidak dapat diterima maka secara
otomatis disiplin tersebut tidak sah untuk diterapkan dalam organisasi. Fungsi
dari disiplin ini adalah sebagai suatu fungsi pembentukan tingkah laku sebagai
hukuman. Masa lampau dipandang sebagai suatu yang sangat berharga, sesuatu yang
dianggap memberi pengalaman dan berguna dalam merumuskan dan merubah tingkah
laku, tetapi tidak merupakan penuntut yang pasti benar dalam menentukan benar
atau salah, karena disini berbagai kemungkinan dapat saja terjadi diluar
jangkauan kemampuan manusia sehingga apabila hal itu terjadi, maka disiplin
tidak akan mampu menangani dan menjawab itu semua.
F. Cara menegakkan disiplin kerja
Ada beberapa cara menegakkan disiplin kerja dalam suatu perusahaan:
a. Disiplin Harus Ditegakkan Seketika
Hukuman harus
dijatuhkan sesegera mungkin setelah terjadi pelanggaran Jangan sampai
terlambat, karena jika terlambat akan kurang efektif.
b. Disiplin
Harus Didahului Peringatan Dini
Dengan peringatan dini dimaksudkan bahwa semua karyawan hams benar-benar
tahu secara pasti tindakan-tindakan mana yang dibenarkan dan mana yang tidak.
c. Disiplin Harus Konsisten
Konsisten artinya seluruh karyawan yang melakukan pelanggaran akan diganjar
hukuman yang sama. Jangan sampai terjadi pengecualian, mungkin karena alasan
masa kerja telah lama, punya keterampilan yang tinggi atau karena mempunyai
hubungan dengan atasan itu sendiri.
d. Disiplin
Harus Impersona
Seorang atasan sebaiknya jangan
menegakkan disiplin dengan perasaan marah atau emosi. Jika ada perasaan semacam
ini ada baiknya atasan menunggu beberapa menit agar rasa marah dan emosinya
reda sebelum mendisiplinkan karyawan tersebut. Pada akhir pembicaraan sebaiknya
diberikan suatu pengarahan yang positif guna memperkuat jalinanhubungan antara
karyawan dan atasan.
e.
Disiplin Harus Setimpal
Hukuman itu setimpal artinya bahwa hukuman itu layak dan sesuai dengan
tindak pelanggaran yang dilakukan. Tidak terlalu ringan dan juga tidak terlalu
berat. Jika hukuman terlalu ringan, hukuman itu akan dianggap sepele oleh
pelaku pelanggaran dan jika terlalu berat mungkin akan menimbulkan kegelisahan
dan menurunkan prestasi.
G. Faktor-faktor
yang mempengaruhi disiplin kerja
Banyak faktor
yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam suatu
perusahaan. Menurut Gouzali Saydan (1996:202), faktor-faktor tersebut antara
lain :
a. Besar
kecilnya pemberian kompensasi.
b. Ada
tidaknya pengawasan pimpinan.
c.
Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan.
d. Ada
tidaknya aturan pasti yang dapat di jadikan pegangan.
e.
Keberatan pimpinan dalam mengambil tindakan.
f.
Tidak adanya perhatian kepada pada karyawan.
g. Di
ciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin
H. Pendekatan
Disiplin Kerja
Menurut A. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2000:131) ada tiga macam pendekatan
dalam disiplin kerja yang di laksanakan dalam suatu organisasi atau lembaga,
yaitu :
1. Pendekatan disiplin Modern
Disiplin modern
adalah mempertemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan baru di luar hukuman.
2. Pendekatan disiplin dengan tradisi
Disiplin tradisi
yaitu pendekatan disiplin dengan cara memberikan hukuman.
3. Pendekatan disiplin bertujuan
Pendekatan
disiplin bertujuan memiliki asumsi, bahwa :
a. Disiplin kerja
harus dapat di terima dan di pahami oleh semua pegawai.
b. Disiplin
bukanlah satu hukuman, tetapi merupakan pembentukan perilaku.
c. Disiplin di
tujukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik.
d. Disiplin
pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab terhadap perbuatannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan
disiplin kerja maupun yang di laksanakan dalam perusahaan pada intinya
bertujuan untuk meningkatkan disiplin kerja para pegawai, dan memperbaiki
tindakan indisipliner yang terjadi dengan cara yang efektif.
I.
Hambatan disiplin kerja
Selain faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan disiplin kerja,
terdapat pula faktor-faktor yang menghambat terbentuknya disiplin kerja dalam
diri seseorang, faktor penghambat tersebut berasal dari dalam diri pegawai itu
sendiri maupun dari lingkungan sekitarnya.
Menurut Dolet Unaradjan (2003:30:32) faktor-faktor penghambat disiplin di
antaranya :
1. Masyarakat yang menekankan ketaatan yang utuh dan loyalitas penuh kepada
atasan atau pimpinan
2. Masyarakat yang
selalu terbuka dan bersikap permisif.
3. Keadaan fisik atau
biologis yang tidakk sehat.
4 Keadaan psikis
atau mental yang tidak sehat.
5 Sikap
perfeksionis.
6. Perasaan rendah
diri atau inferior.
7. Perasaan takut
dan kuatir.
8. Perasaan tidak
mampu.
9. Kecemasan.
10. Suara hati dan
rasa bersalah yang keliru.
11. Kelekatan-kelekatan
yang tidak teratur.
Dengan demikian faktor-faktor
penghambat disiplin kerja berasal dari lingkungan sebagai faktor eksternal yaitu masyarakat yang menekankan
ketaatan yang utuh dan loyalitas penuh kepada atasan atau pimpinan dan masyarakat
yang terlalu terbuka dan bersikap permisif. Sedangkan faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri seseorangg, seperti : keadaan fisik dan psikis yang
tidak sehat; sikap perfeksionis; perasaan rendah diri; perasaan takut dan
kuatir; perasaan tidak mampu; kecemasan; suara hati dan rasa bersalah yang
keliru; dan kelekatan-kelekatan yang tidak teratur.
J. Sanksi Disiplin Kerja
Pelanggaran kerja adalah setiap ucapan, tulisan, perbuatan
seorang pegawai yang melanggar peraturan disiplin yang telah diatur oleh
pimpinan organisasi. Sedangkan sanksi pelanggaran adalah hukuman disiplin yang
dijatuhkan pimpinan organisasi kepada pegawai yang melanggar peraturan disiplin
yang telah diatur pimpinan organisasi.
Ada beberapa tingkat dan jenis sanksi pelanggaran kerja yang
umumnya berlaku dalam suatu oranisasi yaitu:
1)
Sanksi Pelanggaran Ringan, dengan jenis:
Teguran Lisan
Teguran Tertulis
Pernyataan tidak puas secara tertulis
2)
Sanksi Pelanggaran Sedang, dengan rincian :
Penundaan kenaikan gaji
Penurunan gaji
Penundaan kenaikan jabatan
3)
Sanksi Pelanggaran Berat, dengan rincian :
Penurunan pangkat
Pembebasan dari jabatan
Pemberhentian
Pemecatan
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin
kerja merupakan tindakan manajemen untuk mendorong agar para anggota organisasi
dapat memenuhi berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam organisasi
tersebut Di harapkan
untuk di kemudian hari, disiplin ini meningkat menjadi kebiasaan berpikir baik,
positif, bermakna, dan memandang jauh ke depan. Disiplin bukan hanya soal
mengikuti dan menaati peraturan, melainkan sudah meningkat menjadi disiplin
berpikir yang mengatur dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya.
B.
Saran
Disiplin itu sangat diperlukan.
Karena dalam aplikasinya, kedisiplinan sangat berguna sebagai tolak ukur mampu
atau tidaknya seseorang dalam mentaati aturan yang sangat penting bagi
stabilitas kegiatan. Selain itu sikap disiplin sangat diperlukan untuk
pengembangan watak dan pribadi seseorang, sehingga menjadi tangguh dan dapat
diandalkan bagi seluruh pihak. Oleh karena itu, marilah kita
hidup berdisiplin. Agar kelak, kita dapat menjadi panutan setiap orang dan bisa
diandalkan.
DAFTAR PUSTAKA
Faustino Cardoso Gomes, Manajemen sumber daya, andi,
Yogyakarta:2003
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara:2005
Flippo, Edwin B. 1988. Manajemen
Personalia. Edisi Ke-enam Jilid I. (Alih Bahasa oleh Mohamad Masud. Jakarta:
Erlangga
No comments:
Post a Comment