PENGARUH
WORD OF MOUTH DAN KUALITAS PRODUK
TERHADAP
MINAT
BELI DOMBA QURBAN DI CV. SAPI JALU
KABUPATEN
KUNINGAN
SKRIPSI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat
ini persaingan bisnis diantara para pelaku usaha dalam dunia pemasaran barang
dan jasa semakin ketat. Hal ini menyebabkan terbentuknya iklim persaingan pasar
yang semakin kompetitif.
Persaingan
bisnis terjadi juga diantara para pelaku usaha dibidang pemenuhan kebutuhan
pangan daging hewan aqiqah dan kurban. Kebutuhan akan daging hewan ternak
khususnya daging domba sebagai pilihan hewan yang disembelih saat perayaan hari
raya Idul Adha.
CV. Sapi Jalu
adalah salah satu CV yang menyediakan hewan domba sebagai hewan yang di potong
untuk dikonsumsi dagingnya. CV Sapi jalu terletak di Jalan Cipancar blok lawatan
RT. 09 RW. 03 Dusun Pahing Desa Karang Muncang Kecamatan Ciganda Mekar Kabupaten
Kuningan. CV ini “Sapi Jalu” berdiri tahun 2019 dengan menggunakan sistem
pemasaran melalui langsung kepada
konsumen yaitu melayani dan menyediakan domba potong untuk qurban pada
hari raya idul adha.
Adanya outlet –outlet qurban di luar kota seperti Depok
serta penjualan langsung di peternakan, pola pemasaran Sapi Jalu menggunakan
kombinasi antara offline dan online serta pola sentralisasi dan desentralisasi, tidak hanya
penjualan domba yang hanya sebatas pasar lokal di Kabupaten Kuningan penjualan
juga telah menjangkau area Jabodetabek,
Jawa Tengah dan
Jawa Timur dari tahun ke
tahun konsumen domba untuk qurban di CV. Sapi Jalu semakin meningkat dan banyak
dari konsumen CV. Sapi Jalu yang sudah memesan domba untuk acara besar
keagamaan umat islam lainnya.
Hasil observasi penulis
fenomena yang terjadi pada CV. Sapi jalu dalam minat beli konsumen domba qurban
justru memiliki angka tertinggi dibandingkan peternakan lainnya yang serupa.
Hal ini dikuatkan dengan hasil perolehan data penjualan domba qurban pada CV lain yang serupa yang menjual domba aqiqah
sebagai berikut:
Tabel 1.1 Data Penjualan
Domba Qurban Di Peternakan Yang Ada Di
Kabupaten Kuningan
No
|
Nama CV
|
Jumlah penjualan
domba
|
1.
|
CV. Sapi
Jalu Kabupaten Kuningan
|
297
|
2.
|
CV. Mitra Tani Farm
Kabupaten
Kuningan
|
225
|
3
|
CV. Suka Senang Kabupaten
|
167
|
Sumber : Data primer diolah, 2023
Tabel di atas dapat di ketahui bahwa
peternakan CV. Sapi Jalu dalam penjualan domba qurban memiliki angka penjualan
tertinggi dibandingkan dengan peternakan lainnya. Hal ini menunjukan bahwa
minat beli konsumen domba diraih oleh CV. Sapi Jalu.
Sebagaimana
menurut Saputra et al., (2023) bahwa Minat
Beli merupakan kencenderungan dan hasrat yang secara kuat mendorong individu
untuk membeli suatu produk. Minat beli merupakan sikap yang terbentuk dalam
perilaku konsumen ketika seorang konsumen dirangsang oleh faktor eksternal dan
menjadikannya berkeinginan untuk membeli berdasarkan karakteristik keputusan
mereka pribadi dan proses pengambilan keputusan.
Minat
beli konsumen dipengaruhi oleh kualitas produk sebagaimana dikuatkan oleh hasil
kajian akademis hasil penelitian dari Anum & Badau, (2023) bahwa persepsi
kualitas berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Kualitas
produk adalah faktor-faktor yang terdapat didalam suatu barang yang menyebabkan
barang tersebut sesuai dengan tujuan awal produk itu dimaksudkan. Menurut Anum
& Badau, (2022). Maka kualitas produk yang memenuhi fungsi yang menjadi
prasyarat kebutuhan konsumen sangat mempengaruhi minat beli terhadap produk
tersebut.
Berdasarkan
fenomena yang terjadi domba yang ada di CV. Sapi Jalu memiliki kualitas yang
baik hal ini dapat dilihat dengan domba yang ada pada CV. Sapi Jalu tergolong
memiliki karakter domba yang lincah, kemudian memiliki nafsu makan yang baik,
memiliki bobot daging yang lebih banyak dibandingkan dengan lemaknya. Hal ini
dikarenakan baiknya perawatan yang dilakukan oleh CV. Sapi Jalu untuk domba
ternaknya serta pemberian pakan yang baik dengan mempertimbangkan asupan
nutrisi yang baik untuk perkembangan domba yang diternak. Kualitas domba untuk
qurban yang bagus itu yang tidak cacat, gemuk dan tidak kurus, tidak
berpenyakit, serta sudah cukup umur menurut syariat islam.
Selain
dipengaruhi oleh kualitas produk presepsi konsumen yang memiliki kecenderungan
untuk membeli terhadap suatu produk juga di pengaruhi oleh asumsi-asusmi berita
ataupun kabar yang beredar disekitaran tempat tersebut berada terhadap objek
barang maupun jasa yang diperjual belikan yaitu word of mouth terkait apapun yang berkaitan dengan produk atau
barang yang dijual. Menurut Sernovitz, (2012) dalam Sandy
et al.,(2018) WOM (word of
mouth) adalah “giving
people a reason to talk about your stuff and making it easier for that
conversation to take place,” memberikan orang alasan untuk berbicara
mengenai produk dan membuat berlangsungnya pembicaraan itu lebih mudah.
Sehingga WOM dari luar lingkungan usaha harus dijaga baik agar produk yang
dijual memiliki kelangsungan jangka panjang. Hal ini didukung oleh hasil kajian
akademis dari Ali, (2020) yang
memiliki kesimpulan diperoleh promosi dan word
of mouth secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan konsumen.
Berdasarkan
hasil wawancara dengan pemilik CV. Sapi Jalu diperoleh informasi bahwa kondisi
tiga tahun terakhir mengalami penurunan minat beli konsumen terhadap domba
aqiqah.
Tabel 1.2 Data Penjualan
Domba Qurban CV. Sapi Jalu Periode Tahun 2020-2022.
No
|
Tahun
|
Penjualan
|
1.
|
2021
|
335
|
2.
|
2022
|
315
|
3.
|
2023
|
297
|
Sumber : Data
primer diolah, 2023
Minat
beli konsumen terhadap domba qurban menurun sejak adanya wabah PMK (Penyakit
Mulut Dan Kuku) yang menyerang karena konsumen cenderung memiliki sikap yang
lebih selektif dalam memilih domba yang akan dikonsumsi. Sehingga para peternak
yang mempengaruhi usaha ternak domba harus selalu menjaga kesehatan dombanya agar
tidak terjangkit virus PMK. Domba yang tidak terjangkit virus PMK merupakan
domba yang layak dan menarik minat beli konsumen untuk menjadikan domba
tersebut sebagai hewan yang dipakai dalam acara aqiqah maupun acara lainnya.
Word of mouth membantu CV.
Sapi Jalu menarik minat beli karena dari portofolio konsumen yang merasa puas
memilih membeli domba di CV. Sapi Jalu. Disebarluaskan dari mulut ke mulut (word of mouth) karena kepercayaan
konsumen pada kelompok acuan dan kerabat di latar belakangi oleh keterlibatan
dan ketertarikan atau keahlian mereka terkait suatu produk tertentu. Sehingga
Penyampaian informasi yang tertuju langsung pada domba aqiqah juga membuat
pesan word of mouth lebih mudah
diingat konsumen untuk memperkecil tingkat risiko yang akan dihadapinya untuk
produk tersebut. Sehingga sangat efektif menjaga word of mouth sebagai dasar sarana yang dipakai konsumen sebagai
melihat gambaran positif keseluruhan produk yang dipasarkan pelaku usaha
khususnya di CV. Sapi Jalu terkait informasi domba untuk qurban.
Berdasarkan
uraian latar belakang, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Pengaruh Word Of Mouth Dan Kualitas produk Terhadap Minat Beli Konsumen
Domba Qurban Di CV. Sapi Jalu
Kabupaten Kuningan ”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka identifikasi masalah yang hendak diteliti terkait
dengan permasalahan-permasalahan yang terjadi terhadap nilai perusahaan adalah:
1.
Bagaimana word of mouth di CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan?
2.
Bagaimana Kualitas domba qurban di CV.
Sapi Jalu Kabupaten Kuningan?
3.
Bagaimana minat beli konsumen
di CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan?
4.
Seberapa besar pengaruh word of mouth dan kualitas produk
terhadap minat beli konsumen domba qurban di CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan baik secara parsial maupun simultan?
1.3 Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui word of mouth di CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan.
2.
Untuk mengetahui Kualitas domba qurban di CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan.
3.
Untuk mengetahui minat beli
domba qurban di CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan.
4.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh
word of mouth terhadap minat beli
konsumen domba qurban di CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan baik secara parsial
maupun simultan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai berikut:
1.
Bagi Penulis
Hasil penelitian dapat
menambah pengetahuan, wawasan, dan pemahaman dalam menerapkan ilmu yang telah
didapat selama berada di bangku kuliah mengenai Manajemen terutama yang
berkaitan dengan word of mouth dan
kualitas produk terhadap minat beli konsumen.
2.
Bagi CV. Sapi Jalu kabupaten
kuningan
Hasil penelitian sebagai
bahan masukan untuk lebih meningkatkan strategi word of mouth dan Kualitas produk dan mempertahakan peningkatan
volume minat beli di CV. Sapi Jalu dalam usaha membuat konsumen merasa puas dan
membuat perusahaan lebih maju dan unggul dengan pesaing lainnya.
3.
Bagi STIE Latifah Mubarokiyah
Hasil penulisan ini
diharapkan bisa dijadikan tambahan referensi di perpustakaan STIE Latifah
Mubarokiyah Suryalaya mengenai strategi word
of mouth dan kualitas produk terhadap minat beli konsumen.
4.
Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini dapat
memberikan sumbangan pemikiran dan penambahan ilmu baru untuk perbandingan
penulisan lebih baik dan lebih lanjut untuk masalah yang sama.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian
Terdahulu
Berikut
beberapa penelitian sebelumnya yang yang dijadikan acuan serta referensi untuk
penelitian ini.
Tabel 2.1 Penelitian
Terdahulu
No
|
Nama
dan
tahun penelitian
|
Judul penelitian
|
Variabel yang diteliti
|
Alat Analisis
|
Hasil penelitian
|
1
|
(Junior,
2019)
|
Pengaruh
Word Of
Mouth
Terhadap
Minat Beli
Konsumen
(Survei
Terhadap
Konsumen)
|
Word of
mouth (X1) Minat beli konsumen (Y)
|
Regresi Linear
Sederhana
|
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh
antara word of mouth dengan minat beli. Hasil ini di peroleh dari hasil
olahan menunjukan angka
taraf
signifikansinya
0,0000, hal ini menunjukkan 0,0000 <0.1 hasil hipotesis
dinyatakan diterima jika taraf
signifikansi yang dilambangkan
dengan p 0.1 dan akan ditolak jika p>0.1.
|
2
|
(Agnelia
&
Wardhana,
2016)
|
Pengaruh
Word Of
Mouth
Terhadap
Minat Beli
Konsumen
Baraya
Travel Pool Buah Batu (Studi Pada Mahasiswa
Administrasi
Bisnis
Universitas
Telkom
Angkatan
2013)
|
Word of
mouth (X1) Minat beli konsumen (Y)
|
Regresi Linear Sederhana
|
Berdasakan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh
word of mouth terhadap minat beli konsumen Baraya Travel pool Buah Batu.
Word of Mouth berpengaruh secara positif terhadap minat beli konsumen Baraya
Travel pool Buah
Batu pada
mahasiswa
Administrasi Bisnis Universitas Telkom angkatan 2013. Berdasarkan
hasil
perhitungan
koefisien determinasi (R2 ) dapat diketahui besarnya pengaruh
variabel word of mouth (X) terhadap minat beli (Y) adalah sebesar 32,9%.
Sedangkan sisanya sebesar 67,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini seperti strategi pemasaran dan lain-lain.
|
3
|
(Nababan &
Susanto,
2019)
|
Analisis
Pengaruh
Kualitas
Produk Dan
Word Of
Mouth
Terhadap
Keputusan
Pembelian
|
Kualitas
produk
(X1)
Word of mouth (X2) Keputusan pembelian (Y)
|
Structural
Equation Model (SEM).
|
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk dan word of
mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image dan keputusan
|
|
|
Dengan
Brand Image
Sebagai
Variabel
Intervening
(Studi
Pada
Pengguna
Fladeo)
|
|
|
pembelian
kemudian brand image berpengaruh positif terhadap
keputusan
pembelian.
|
Sumber: Data Diolah (2023)
2.2 Landasan Teori
Menurut Indrasari, (2019:2)
“Pemasaran adalah suatu kegiatan menyeluruh, terpadu, dan terencana, yang
dilakukua oleh sebuah organisasi atau institusi dalam melakukan usaha agar
mampu mengakomodir permintaan pasar dengan cara menciptakan produk bernilai
jual, menentukan harga, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan saling bertukar
tawaran yang bernilai bagi konsumen, klien, mitra, dan masyarakat umum.”
Berhasil
tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada keahlian mereka di
bidang pemasaran, produksi, keuangan, maupun bidang lain. Selain it u juga tergantung pada kemampuan mereka untuk mengkombinasikan
fungsi-fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan lancar. Pemasaran
memegang peranan sebagai suatu faktor penting untuk tetap bertahan menjalankan
usaha dan bergelut dalam dunia persaingan.
Menurut
P. dan K. L. K. Kotler, (2009) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang
didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan
denganmenciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran
adalah suatu sistem
keseluruhan dalam kegiatan bisnis yang dilakukan para pengusaha untuk mempertahankan
keberlangsungan hidupnya dengan melakukan perencanaan, penentuan harga,
promosi, dan pendistribusian barang-barang yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan para konsumen.
2.2.2 Manajemen Pemasaran
Keberhasilan
sebuah perusahaan yang sukses sangat bergantung pada kemampuan perusahaan dalam
memasarkan produknya. Tujuan perusahaan adalah dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya, berkembang dan mampu bersaing, hanya memungkinkan
perusahaan untuk menjual produknya dan mampu mengatasi tantangan dari pesaing
dalam pemasaran.
Menurut Sari dewi, (2022:16)
“pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dalam kegiatan bisnis yang dilakukan para pengusaha untuk
mempertahankan keberlangsungan hidupnya
dengan melakukan perencanaan, penentuan
harga, promosi, dan pendistribusian barangbarang yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan para konsumen.”
Pengertian di atas dapat
dikatakan bahwa manajemen pemasaran adalah melakukan suatu proses untuk
menciptakan sesuatu untuk membantu tujuan organisasi atau perusahaan. Kegiatan
pemasaran dilakukan melalui proses perencanaan, pengarahan, penetapan harga,
distribusi, dan kegiatan promosi.
Menurut
Kotler Philip, (2013) mengatakan bahwa pemasaran bersandar pada konsep inti sebagai
berikut :
1.
Kebutuhan, Keinginan dan
Permintaan (Needs, Wants, and Demands)
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia dan harus ada agar
dapat menggerakkan manusia sebagai dasar (alasan) untuk berusaha. Keinginan
adalah keinginan untuk mencapai pemenuhan kebutuhan tertentu. Permintaan adalah
keinginan akan suatu produk tertentu yang didukung dan kemauanauntuk membayar
dan membeli produk tersebut.
2.
Penawaran Pasar Produk,
Pelayanan dan Pengalaman (Market
Offerings Product, Services and Experiences) Penawaran pasar adalah suatu
kombinasi produk dan jasa, informasi atau pengalaman yang ditawarkan ke pasar
untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan mereka akan hal tertentu.
3.
Nilai Pelanggan dan Kepuasan (Customer Value and Satisfaction) Nilai
pelanggan dilihat sebagai kombinasi suatu kualitas, layanan dan harga yang
mencerminkan manfaat dan biaya yang berwujud dan tidak berwujud bagi konsumen.
Kepuasan layanan seseorang dari kinerja produk yang dirasakan dalam kaitannya
dengan harapannya.
4.
Pertukaran dan Hubungan (Exchanges and Relationships) Pertukaran
adalah tindakan mendapatkan objek yang diinginkan dari seseorang dengan
menawarkan sesuatu sebagai ketidakseimbangan. Pemasaran terdiri dari tindakan
yang dilakukan untuk membangun dan meningkatkan hubungan melalui transaksi
dengan target pembeli, pemasok, dan distributor yang melibatkan produk, jasa,
ide, atau objek
lain.
5.
Pasar (Market) Pasar merupakan kumpulan semua pembeli sebenarnya dan
potensial memiliki kebutuhan atauakeinginan akan produk atau jasa tertentu yang
sama, yang bersedia danamampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginan itu dengan membeli dan menjual.
2.2.3 Bauran Pemasaran
Menurut
Kotler Philip, (2013) “Marketing mix is the
set of tactical marketing tools that the firm blends to produce the respinse it
wants in the target market” artinya bauran pemasaran adalah seperangkat
aalat pemasaran taktis yangpmemadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang
diinginkan dalam target pasar.
Bauran
pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat komponen dalam strategi pemasaran
yang disebut 4P, yaitu :
A.
Product (Produk) adalah suatu barang,
jasa, atau gagasan yang dirancang dan ditawarkan perusahaanzuntuk kebutuhan
konsumen.
B.
Price (Harga) adalah sejumlah uang yang
harus dibayar oleh pelanggan untuk mendapatkan produk yang dibelinya.
C.
Place (Tempat) adalah penempatan suatu
produk agar tersedia bagi target konsumen, sejenis aktivitas yang berkaitan
dengan bagaimana menyampaikan produk dari produsen ke konsumen.
D.
Promotion (Promosi) adalah suatu
aktivitas mengkomuni kasikan atau memberikan informasi mengenai produk kepada
konsumen dan membujuk target konsumen untuk membeli produk.
A. Pengertian produk
Untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginannya masyarakat tidak pernah terlepas dari
mengkonsumsi produk-produk yang beredar dipasar dalam hal memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari.
Menurut P. dan K. L. K. Kotler, (2009) “Produk adalah
segala
sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan”.
Menurut
(Assauri, 2010) menyatakan bahwa produk
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
kepada pasar dimiliki dan digunakan atau di konsumsi guna memenuhi kebutuan dan keinginan konsumen.
Maka
produk merupakan suatu output yang diciptakan oleh produsen yang ditawarkan
kepada konsumen dan dijadikan alat pemuas kebutuhan dan keinginan manusia yang
memiliki nilai.
Menurut
(P. Kotler & Keller, 2012) “Produk
merupakan elemen kunci dalam keseluruhan penawaran pasar. Selain itu
produk juga dapat didefinisikan sebagai
persepsi pelanggan yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produknya”.
Maka
produsen perlu memahami begitu pentingnya peranan dan arti kualitas produk yang
unggul untuk memenuhi harapan konsumen. Para pemilik perusahaan juga umumnya
semakin menyadari adanya keterhubungan langsung antara kualitas produk terhadap
kepuasan konsumen yang pada akhirnya akan meningkatkan volume penjualan.
Keberadaan kepuasan konsumen pada perusahaan merupakan sebuah variabel yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Salah satu tolak
ukurnya adalah kualitas produk dari perusahaan itu sendiri. Namun, yang menjadi
pertanyaan adalah produk seperti apa yang sesungguhnya dibutuhkan dan
diinginkan oleh konsumen.
B.
Klasifikasi atau Jenis-jenis Produk
Adapun
klasifikasi atau jenis-jenis dari produk yang di konsumsi/digunakan menurut (Indrasari,
2019:28) terbagi menjadi 2
jenis yaitu :
1.
Produk Konsumsi yaitu produk
yang digunakan oleh konsumen tingkat
akhir, jadi konsumen membeli lalu
digunakan langsung sehingga tidak dijual
kembali. Secara umum produk yang sering di konsumsi masyarakat digolongkan menjadi
tiga bagian diantaranya:Produk kebutuhan
sehari- hari, Produk belanjaan, Produk khusus.
2.
Produk Industri yaitu produk
yang dibeli oleh produsen atau
perusahaan, yang nantinya akan dijual kembali atau digunakan sebagai bahan baku untuk
proses produksi sehingga menghasilkan barang lain. Jadi intinya barang/produk industri digunakan
untuk proses produksi, diantaranya
yaitu:
a.
Materials and parts “bahan baku dan
suku cadang”
b.
Capital items “barang modal”
c.
Supplies and services “perlengkapan
dan layanan bisnis”
C.
Pengertian Kualitas Produk
Dalam
kegiatan konsumsi produk sehari-hari seorang konsumen tentu memiliki presepsi
sendiri terkait produk mana yang sesuai dengan yang dibutuhkan dan inginkan
olehnya. Kesesuaian produk yang tersedia dengan apa yang diharapkan oleh
konsumen merupakan kunsi dari keberhasilan pelaku usaha dalam memasarkan
produknya, kenyamanan, keamanan, kesesuaian dengan harapan konsumen berakar
dari baik dan tidaknya kualitas produk yang ditawarkan oleh prlaku usaha kepada
konsumen.
Menurut
(P. Kotler & Keller, 2012) mendefinisikan “Kualitas produk adalah kemampuan
suatu barang untuk memberikan hasil atau
kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari
apa yang diinginkan konsumen”.
Sedangkan
menurut Menurut ( and A. K. Kotler, 2014) “Kualitas produk adalah karakter yang dimiliki sebuah
produk yang mempunyai kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen”.
Maka
dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah kemampuan
sebuah produk dalam memberikan kepuasan yang sesuai terhadap presepsi konsumen
dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
D.
Dimensi Kualitas Produk
Menurut
(Alma, 2014) mengemukakan bahwa tingkat
kualitas ditentukan oleh beberapa faktor,
antara lain:
A.
Fungsi suatu barang kualitas yang hendak dicapai sesuai dengan
fungsi untuk apa barang tersebut
digunakan atau dibutuhkan tercermin pada spesifikasi dari barang tersebut
seperti tahan lamanya, kegunaannya,
berat, bunyi, ada atau tidaknya
perawatan dan kepercayaannya.
B.
Wujud luar salah satu faktor
yang penting dan sering dipergunakan
oleh konsumen dalam melihat suatu barang pertama kalinya, untuk
menentukan kualitas barang tersebut,
adalah wujud luar barang itu. Faktor wujud luar yang terdapat pada suatu barang tidak hanya
terlihat dari bentuk, tetapi juga dari
warna, susunan dan hal-hal lainnya.
C.
Biaya barang tersebut umumnya biaya dan harga suatu barang
akan menentukan kualitasobarang
tersebut. Hal ini terlihat dari
barang-barang yang mempunyai biaya atau harga
yang mahal, dapat menunjukkan bahwa kualitas barang tersebut relatif lebih baik.
Berdasarkan
faktor-faktor di atas menyatakan bahwa tingkat kualitas produk ditentukan oleh tiga faktor, yaitu
fungsi dari produk itu sendiri, wujud
luarnya, dan harga barang atau produk
tersebut.
E.
Indikator Kualitas Produk
Adapun
menurut (P. Kotler & Keller, 2012) indikator kualitas produk yaitu :
1.
Bentuk (Form) yaitu bentuk sebuah produk dapat meliputi ukuran, bentuk atau struktur fisik
produk.
2.
Fitur (Feature) yaitu fitur produk yang melengkapi fungsi dasar suatu produk tersebut.
3.
Penyesuaian (Customization) yaitu dimana
pemasar dapat diferensiasikan produk
dengan menyesuaikan produk tersebut
dengan keinginan perorangan.
4.
Kualitas Kinerja (Performance Quality) yaitu tingkat dimana karakteristik utama produk
beroperasi. Kualitas menjadi dimensi
yang semakin penting untuk diferensiasi ketika perusahaan menerapkan sebuah model nilai dan memberikan kualitas
yang lebih tinggi dengan uang yang lebih
rendah.
5.
Kualitas Kesesuaian (Conformance Quality) yaitu tingkat dimana semua unit yang diproduksi identik
dan memenuhi spesifikasi yang
dijanjikan.
6.
Ketahanan (Durability) yaitu ukuran umur operasi harapan produk dalam kondisi
biasa atau penuh tekanan, merupakan
atribut berharga untuk produk tertentu.
7.
Keandalan (Reliability) yaitu ukuran kemungkinan produk tidak akan mengalami kerusakan atau
kegagalan dalam periode waktu tertentu.
8.
Kemudahan Perbaikan (Repairability) yaitu ukuran kemudahan
perbaikan produk ketika produk itu tidak
berfungsi atau gagal.
9.
Gaya (Style) yaitu menggambarkan penampilan dan rasa produk kepada pembeli.
10. Desain (Design) yaitu
totalitas fitur yang mempengaruhi
tampilan, rasa dan fungsi produk
berdasarkan kebutuhan pelanggan.
2.2.5 Bauran Promosi
A. Pengertian Bauran Promosi
Dalam
mengadapi persaingan bisnis, salah satu kegiatan pemasaran yang diperlukan
perusahaan adalah promosi dari bauran pemasaran. Perusahaan mengupayakan berbagai
bentuk komunikasi pemasaran
untuk mempromosikan apa
yang mereka tawarkan untuk mencapai
tujuan serta meningkatkan penjualan dari perusahaan agar mendapatkan laba yang
maksimal.
Menurut
(Kotler Philip, 2013) mengemukakan bahwa bauran promosi (promotion mix) adalah campuran spesifik antara periklanan, promosi
penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan alat
pemasaran langsung yang digunakan
perusahaan untuk
mengkomunikasikan nilai
pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan pelanggan.
B. Unsur-unsur bauran
promosi
Menurut
(P. dan K. L. K. Kotler, 2009) bauran promosi terdiri atas delapan unsur atau
metode bauran promosi, adapun definisi dari masing-masing bauran promosi adalah
sebagai berikut :
1.
Periklanan (Advertising)
Periklanan adalah sebagai bentuk terbayar
pesentasi non pribadi dan promosi ide, barang, atau jasa dengan sponsor
tertentu.
2.
Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Merupakan presentasi pribadi oleh
wiraniaga perusahaan untuk tujuan menghasilkan penjualan dan membangun hubungan
pelanggan.
3.
Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Merupakan kegiatan penjualan yang
bersifat jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk dan
jasa.
4.
Hubungan Masyarakat (Public Relation)
Membangun hubungan baik dengan berbagai
kalangan untuk mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra
perusahaan yang baik, dan menangani atau menghadapi rumor, berita, dan kejadian
tidak menyenangkan.
5.
Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
Hubungan langsung dengan konsumen
individual yang ditargetkan secara cermat untuk memperoleh respon segera dan
membangun hubungan pelanggan yang langgeng, penggunaan surat langsung, telepon,
televisi respon langsung, e-mail, internet, dan sarana lain untuk berkomunikasi
secara langsung dengan konsumen tertentu
6.
Pemasaran Interaktif ( Interactive Marketing)
Kegiatan dan program online yang
dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau
tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan
penjualan produk dan jasa.
7.
Acara dan Pengalaman (Event and Experience)
Kegiatan dan program yang disponsori oleh
perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi
yang berhubungan dengan merek tertentu.
8.
Pemasaran dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth)
Komunikasi lisan, tertulis, dan
elektronik antara masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman
membeli atau menggunakan produk atau jasa
2.2.6 Word Of
Mouth
A. Pengertian Word
Of Mouth
Berita
yang baik mengenai semua hal yang berhubungan dengan internal perusahaan akan
membawa dampak yang menguntungkan bagi sebuah perusahaan sehingga perusahaan
selalu menjaga citra yang beredar di masyarakat terkait segala hal yang
berkaitan dengan perusahaannya.
(P.
Kotler & Keller, 2012) Word of Mouth
Communication (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses
komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu maupun
kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan
informasi secara personal.
Menurut
(Kiki Joesyiana, 2018) Word Of Mouth
adalah komunikasi dari mulut ke mulut
tentang pandangan atau penilaian
terhadap suatu produk atau jasa, baik
secara individu maupun kelompok yang
bertujuan untuk memberikan informasi
secara personal.
Word of Mouth merupakan salah satu
Bauran promosi menurut
(lupiyoadi,
2013). Informasi mulut ke mulut ini merupakan
salah satu strategi promosi yang efektif, karena yang akan menginformasikannya ialah pengguna atau
konsumen secara suka rela tanpa disadari
karena kepuasan akan pelayanan atau produk yang
diberikan.
Berdasarkan perngertian yang telah di kemukakan para ahli diatas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa word of
mouth merupakan sebuah kegiatan
pemasaran dalam memberikan informasi
untuk mempromosikan dan
merekomendasikan suatu merek kepada orang lain
. B. Dimensi Word Of Mouth
Terdapat
lima elemen yang harus diperhatikan dalam mengupayakan word of mouth yang menguntungkan. Menurut (Sernovitz, 2012)
terdapat lima T yang harus diperhatikan dalam mengupayakan WOM yang
menguntungkan, yaitu:
1.
Talkers (pembicara), adalah kumpulan
orang yang memilki antuasiasme dan
hubungan untuk menyampaikan pesan.
2.
Topics (topik), berkaitan dengan apa
yang dibicarakan oleh talker. Topik ini
berhubungan dengan sesuatu yang ditawarkan oleh suatu merek.
3.
Tools (alat), mengacu kepada
perlengkapan yang diperlukan untuk mempermudah
konsumen dalam melakukan WOM, seperti sampel, kupon atau brosur.
4.
Taking Part (partisipasi), perlunya
partisipasi orang lain yang ikut serta dalam
percakapan agar WOM dapat terus berlanjut.
5.
Tracking (pengawasan), suatu tindakan
perusahaan untuk mengawasi proses WOM
sehingga perusahaan dapat mengantisipasi terjadinya WOM negatif mengenai produk atau jasa.
C.
Jenis-jenis Word Of Mouth
Menurut
Hughes (2015) dalam (Joesyiana, 2018) mengemukakan bahwa jenis – jenis komunikasi word of mouth dapat di kelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :
a.
Word Of Mouth positif, merupakan proses penyampaian informasi dari mulut ke mulut yang dilakukan oleh individu yang satu ke individu lain berdasarkan pengalaman yang bersifat positif terhadap suatu produk, jasa, maupun perusahaan.
b.
Word Of Mouth negatif, merupakan proses interaksi dari mulut ke mulut yang didasarkan pada pengalaman negatif yang diperoleh dari individu yang satu ke individu yang lain terhadap suatu produk, jasa, atau perusahaan.
D.
Indikator Word Of Mouth
Menurut
Babin, Barry (2014) terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai
komponen untuk mengukur word of mouth
yaitu sebagai berikut:
1.
Kemauan konsumen dalam membicarakan hal-hal positif tentang kualitas pelayanan dan produk kepada orang lain.
2.
Rekomendasi jasa dan
produk perusahaan kepada orang
lain.
3.
Dorongan terhadap teman atau
relasi untuk melakukan pembelian
terhadap produk dan jasa perusahaan.
2.2.7 Minat Beli
A. Pengertian Minat Beli
Kecenderungan
konsumen dalam memilih membeli untuk sebuah produk merupakan suatu keadaan yang
selalu dikondisikan oleh pelaku usaha agar produk yang dijualnya di beli oleh
konsumen.
Menurut
(Saputra & Mahaputra, 2022) mendefinisikan “purchase intention is a condition which a person intends to make a
purchace of an item or service”. Yang artinya : niat beli adalah suatu
kondisi dimana seseorang berniat untuk melakukan pembelian suatu barang atau
jasa.
Menurut
(Pebriani & Busyra, 2023) minat beli konsumen ialah perspektif positif yang muncul dari
konsumen akan produk, rasa tertarik, dan
harus terpenuhi sehingga dorongan kuat
muncul untuk memiliki produk yang
dituju.
Sehingga
dari beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa minat beli merupakan suatu kecenderungan positif dari seorang
konsumen untuk menjatuhkan pilihan pembelian terhadap suatu produk dalam upaya
pemenuhan kebutuhan dan keinginannya.
B.
Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli
Kecenderungan
konsumen dalam memilih suatu produk sehingga memutuskan membeli produk tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sebagaimana menurut (Saputra & Mahaputra,
2022) minat beli dapat timbul dari berbagai faktor antara lain :
1.
Kualitas produk
2.
Harga
3.
Citra merek 4. Kualitas layanan.
C.
Indikator Minat Beli
Menurut
(P. Kotler & Keller, 2012) minat beli dapat diidentifikasi melalui
indikator-indikator sebagai berikut :
1.
Minat transaksional, yaitu
kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
2.
Minat refrensial, yaitu
kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.
3.
Minat preferensial, yaitu minat
yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk
tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk
prefrensinya.
4.
Minat eksploratif, minan ini
menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk
yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari
produk tersebut.
2.3 Paradigma Kerangka Pemikiran
Menurut (P. Kotler & Keller, 2012) arti minat
beli konsumen adalah
sebuah perilaku konsumen dimana
konsumen mempunyai keinginan
dalam membeli atau
memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman
dalam memilih, menggunakan
dan mengkonsumsi atau
bahkan menginginkan suatu produk.
Minat
beli menurut (P. Kotler & Keller, 2012) memiliki beberapa indikator yaitu :
1.
Awareness : Sebagian konsumen tidak
menyadari kebutuhan yang dimilikinya, maka dari itu tugas seorang komunikator
adalah untuk menciptakan kebutuhan tersebut
2.
Knowledge : Beberapa konsumen memiliki
kebutuhan akan sebuah produk, namun tidak memiliki pengetahuan yang cukup akan
produk tersebut, sehingga informasi tentang produk harus bisatersampaikan oleh
komunikator
3.
Liking : Setelah konsumen mempunyai
kebutuhan dan informasi, tahap selanjutnya adalah apakah konsumen menyukai
produk tersebut apabila konsumen mempunyai rasa suka, maka akan terdapat
keinginan untuk membeli
4.
Preference : Setelah timbul perasaan
suka terhadap produk tersebut maka konsumen perlu mengetahui perbandingan
produk kita dengan produk lain, mulai dari kemasan, kualitas, nilai, performa,
dan lain –lain
5.
Conviction : Konsumen telah mempunyai
produk yang disukai namun belum yakin untuk melakukan proses pembelian, pada
tahap ini tugas komunikator adalah meyakinkan konsumen dan menimbuhkan minat
beli konsumen untuk membeli
Menurut
(P. Kotler & Keller, 2012) Kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja
yang sesuai bahkan melebihi dari apa
yang diinginkan konsumen.
Menurut (P. Kotler & Keller, 2012) indikator kualitas produk yaitu:
1.
Bentuk (Form) yaitu bentuk sebuah produk dapat meliputi ukuran, bentuk atau struktur fisik
produk.
2.
Fitur (Feature) yaitu fitur produk yang melengkapi fungsi dasar suatu produk tersebut.
3.
Penyesuaian (Customization) yaitu dimana
pemasar dapat diferensiasikan produk
dengan menyesuaikan produk tersebut
dengan keinginan perorangan.
4.
Kualitas Kinerja (Performance Quality) yaitu tingkat dimana karakteristik utama produk
beroperasi. Kualitas menjadi dimensi
yang semakin penting untuk diferensiasi ketika perusahaan menerapkan sebuah model nilai dan memberikan kualitas
yang lebih tinggi dengan uang yang lebih
rendah.
5.
Kualitas Kesesuaian (Conformance Quality) yaitu tingkat dimana semua unit yang diproduksi identik
dan memenuhi spesifikasi yang
dijanjikan.
6.
Ketahanan (Durability) yaitu ukuran umur operasi harapan produk dalam kondisi
biasa atau penuh tekanan, merupakan
atribut berharga untuk produk tertentu.
7.
Keandalan (Reliability) yaitu ukuran kemungkinan produk tidak akan mengalami kerusakan atau
kegagalan dalam periode waktu tertentu.
8.
Kemudahan Perbaikan (Repairability) yaitu ukuran kemudahan
perbaikan produk ketika produk itu tidak
berfungsi atau gagal.
9.
Gaya (Style) yaitu menggambarkan penampilan dan rasa produk kepada pembeli.
10.
Desain (Design) yaitu totalitas fitur
yang mempengaruhi tampilan, rasa dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan.
Menurut
(Kiki Joesyiana, 2018) Word Of Mouth adalah komunikasi dari mulut ke mulut tentang pandangan atau penilaian terhadap suatu produk
atau jasa, baik secara individu
maupun kelompok yang bertujuan
untuk memberikan informasi secara
personal.
Menurut
Babin, Barry (2014) terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai
komponen untuk mengukur word of mouth yaitu sebagai berikut:
1.
Kemauan konsumen dalam membicarakan hal-hal positif tentang kualitas pelayanan dan produk kepada orang lain.
2.
Rekomendasi jasa dan
produk perusahaan kepada orang
lain.
3.
Dorongan terhadap teman atau
relasi untuk melakukan pembelian
terhadap produk dan jasa perusahaan.
Word
of mouth dan kualitas produk merupakan beberapa hal
yang
mampu mempengaruhi minat
beli konsumen, seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh (Fauzy, 2020)
menyatakan hasil penelitiannya bahwa kualitas produk secara simultan
berpengaruh terhadap minat beli dan Variabel word of mouth merupakan faktor yang paling besar dan
berpengaruh signifikan
terhadap minat beli. Sama halnya seperti penelitian yang dilakukan oleh (Rayis,
2022) juga menyatakan bahwa kualitas produk dan Word of mouth memiliki pengaruh positif terhadap minat beli.
Berdasarkan
kerangka pemikiran diatas, dapat dibuat paradigma sebagai berikut:

Gambar 2.1 Paradigma Kerangka Pemikiran
2.4 Hipotesis
Hipotesis
merupakan pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori dan
penelitian terdahulu serta merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
diteliti di mana jawaban itu masih bersifat lemah dan perlu dilakukan pengujian
secara empiris kebenarannya Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Ha : terdapat pengaruh yang signifikan Word of mouth dan Kualitas produk baik secara parsial maupun
simultan terhadap keputusan pembelian domba di CV Sapi Jalu Kabupaten Kuningan.
Ho : tidak terdapat pengaruh
yang signifikan Word of mouth dan
Kualitas produk baik secara parsial maupun simultan terhadap keputusan
pembelian domba di CV Sapi Jalu Kabupaten Kuningan.
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan uji
statistik
(Uji Parsial) dan uji F (Uji Simultan).
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan
atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah yang
akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya (Sugiyono, 2020).
Jenis
penelitian ini dengan deskriptif kuantitatif. Menurut (Sugiyono, 2017) metode
penelitian deskriptif adalah metode yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan dengan variable yang lain.
Menurut
(Sugiyono, 2017) penelitian kuantitatif didefinisikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada positivisme (data konkrit), data penelitian berupa angka
angka yang akan diukur menggunakan statistik sebagai alat ukurnya untuk
menghasilkan suatu kesimpulan.
3.2 Batasan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah pada penelitian im
peneliti membatasi ruang lingkup pembahasan yang hanya pada word of mouth dan kualitas produk yang
menjadi objek penelitian adalah CV Sapi
Jalu Kabupaten Kuningan. Batasan penelitian ini bertujuan untuk memfokuskan
perhatian pada penelitian dengan memperoleh kesimpulan yang benar pada aspek
yang diteliti. Adapun batasan
penelitian, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan sebagai berikut :
1.
Penelitian ini dilaksanakan di
CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan
2.
Penelitian ini hanya meneliti
pengaruh Word of mouth dan kualitas produk terhadap minat beli domba
pada CV Sapi Jalu Kabupaten Kuningan.
3.3 Identifikasi Variabel
Variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek,
organisasi, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Variabel dalam
penelitian ini terdiri dari variabel independen (variabel bebas) dan variabel
dependen (variabel terikat).
3.3.1 Variabel Bebas
(Independent Variable)
Variabel
yang sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen (terikat)(Sugiyono, 2017). Variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah word
of mouth dan kualitas produk.
3.3.2 Variabel Terikat
(Dependent Variable)
Variabel
dependen atau terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017). Variabel terikat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah minat beli.
3.4 Lokasi Dan Periode
Penelitian
3.4.1 Lokasi Penelitian
Lokasi
pada penelitian ini adalah CV.Sapi Jalu adalah salah satu CV yang menyediakan
hewan domba sebagai hewan yang di potong untuk dikonsumsi dagingnya pada
kegiatan qurban. CV jalu terletak di Jalan Cipancar blok lawatan RT. 09 RW. 03
Dusun Pahing Desa Karang Muncang Kecamatan Ciganda mekar Kabupaten Kuningan.
3.4.2 Periode Penelitian
Tabel 3.1 Periode
Penelitian
No
|
Nama kegiatan
|
Januari 2022
|
Februari 2023
|
Maret 2023
|
|
April 2023
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
Surat perizinan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Pengajuan judul
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Observasi dinas
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Penyusunan proposal
& bimbingan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber : Data Diolah (2023)
3.5 Definisi Operasional Variabel
Definisi
operasional variabel adalah pemberian spesifikasi atau definisi kegiatan atau
pembenaran terhadap operasional yang dipakai untuk mengukur suatu variable. Di
bawah ini merupakan definisi operasional dari variabel yang terdapat pada
penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Tabel
3.2 Definisi Operasional Variabel
No
|
Definisi variabel
|
Indikator
|
Item
|
Skala
|
1
|
(P. Kotler
& Keller,
2012) dalam Word of
Mouth
Communication
(WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses
komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu maupun
kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan
informasi secara personal.
|
a.Talkers
(pembicara)
|
1,2
|
ordinal
|
b.Topic
(Topik)
|
3
|
c.Tools
(Alat)
|
4
|
d.Talkingpart
(Partisipasi)
|
5
|
e.Tracking (Pengawasn)
Menurut
(Sernovitz,
2012)
|
6
|
2
|
Menurut (P. Kotler & Keller, 2012) mendefinisikan dalam “Kualitas produk
adalah kemampuan suatu barang untuk
memberikan hasil atau kinerja yang sesuai
bahkan melebihi dari apa yang diinginkan konsumen”.
|
a.Bentuk
|
1,2,3
|
Ordinal
|
b.Penyesuaian
|
4,5
|
c.Kualitas
|
6,7
|
d.Kesesuaian
Menurut (P.
Kotler
& Keller,
2012)
|
8
|
3
|
Menurut (P. Dan K. L. K. Kotler, 2009)
Minat beli
|
a.minat
transaksional
|
1,2
|
Ordinal
|
|
merupakan
perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang
menunjukkan
keinginan
konsumen untuk
melakukan
pembelian
|
b.minat refrensial kepada orang lain
|
3,4
|
|
c.minat
preferensial
|
5,6
|
d.minat
eksploratif
Menurut (P.
Kotler
& Keller,
2012)
|
7,8
|
Sumber : data diolah (2023)
3.6 Populasi dan Sampel
Populasi
merupakan keseluruhan dari individu, kelompok, kejadian atau hal minat yang
ingin diteliti oleh peneliti (Imama, 2012). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh konsumen yang pernah membeli hewan qurban dan aqiqah di CV. Sapi
Jalu.
Sampel
yaitu suatu prosedur pengambilan data di mana hanya sebagian populasi yang
diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki
dari suatu populasi (Siregar, 2015).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel Accidental
Sampling yaitu bentuk pengambilan sampel berdasarkan kebetulan dimana, siapa
saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dan dianggap cocok menjadi sumber
data yang akan menjadi sampel penelitian ini (Sugiyono, 2017). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh konsumen yang pernah membeli hewan qurban dan
aqiqah di CV. Sapi Jalu.
Untuk menentukan ukuran sampel pada penelitian ini menggunakan rumus
Lemeshow karena populasi pelanggan CV Sapi Jalu Kabupaten Kuningan tidak
diketahui jumlahnya.
𝑍𝑎2𝑥𝑃𝑋𝑄
𝑛 =
𝐿2
|
Keterangan: n =
Jumlah sampel minimal yang diperlukan
Zα = Nilai standar dari distribusi sesuai nilai α = 5% = 1.96
P
= Prevalensi outcome, karena
data belum didapat, maka dipakai 50%
Q
= 1 – P
L = Tingkat ketelitian 10% Berdasarkan rumus,
maka diperoleh hasil jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini
adalah 96 responden.
3.7 Jenis Data Dan Teknik
Pengumpulan Data
3.7.1 Jenis data
1.
Data Primer
Data primer adalah data
langsung yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Fauzi et al.
2022). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari lapangan atau lokasi
penelitian.
2.
Data Sekunder
Data sekunder adalah
data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau lewat dokumen (Fauzi et al. 2022). Peneliti memperoleh data
sekunder dari literatur, buku, internet.
3.7.2 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yang digunakan
meliputi:
1.
Wawancara
Menurut (Siregar, 2015)
Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan/data untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara.
2.
Kuesioner
Menurut (Siregar, 2015)
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden dengan harapan
memberikan respons atas daftar tersebut. Kuesioner dalam penelitian ini akan
disebarkan kepada konsumen CV. Sapi Jalu.
3.
Dokumentasi
Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk memperoleh data ataupun
dokumen-dokumen baik berupa kertas, gambar dan lain sebagainya serta untuk
mendapat gambaran keadaan umum.
3.8 Uji Instrumen
Penelitian
3.8.1 Uji Validitas
Validitas
digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu butir pertanyaan. Skala
butir pertanyaan disebut valid, jika melakukan apa yang seharusnya dilakukan
dan mengukur yang seharusnya diukur. Jika skala pengukuran tidak valid maka
tidak bermanfaat bagi peneliti, sebab tidak mengukur apa yang seharusnya
dilakukan. (danang sunyoto, 2012). peneliti akan menggunakan metode
komputerisasi SPPS 20.
Menurut
(Sujarweni, 2017) untuk mengukur validitas kuesioner menggunakan rumus sebagai
berikut:
𝑛(𝛴𝑋��)
− (𝛴𝑋). (𝛴𝑌)
𝑟𝑥𝑦
Keterangan :
R = Korelasi
X = Skor butir (pertanyaan) Y
= Skor factor (variabel) n = ukuran
sampel dengan taraf signifikan 5%, maka :
r > r tabel,
maka pengukuran adalah valid. r ≤ r
tabel, maka pengukuran adalah tidak valid
3.8.2 Uji Reliabilitas
Uji
realibilitas adalah uji yang digunakan untuk menetapkan tingkat konsistensi
dalam penelitian atau menetapkan apakah instrumen dapat digunakan lebih satu
kali dengan responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten
(Riskawati, 2018).
Pengujian
reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach karena instrumen penelitian ini berbentuk angket dan
skala bertingkat. Rumus Alpha Cronbach
sebagai
berikut :
𝑘 𝛴𝜎𝑖2
𝑟11 =
( )( 1 − 2 )
𝑘 − 1 𝜎𝑡
|
Keterangan :
R11= reliabilitas
instrumen yang dicari
K = banyaknya
butir pernyataan
Σσi2 = jumlah varians skor
tiap-tiap item pernyataan
Σt2 = varians total
Dalam hal ini uji
reliabilitas menggunakan metode komputerisasi
SPPS 20 dengan kriteria
pengujian sebagai berikut :
Jika nilai cronbach alpha > 0,60 adalah reliabel
Jika nilai cronbach alpha ≤ 0,60 adalah tidak
reliabel
3.9 Teknik Analisis Data
3.9.1 Nilai Jenjang Interval (NJI)
Setelah
hasil Kusionernya diketahui dengan presentase dan skoring maka dapat ditentukan
intervalnya menggunakan rumus
berikut :
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
NJI = ( )
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ
𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛
|
Dimana
nilai jenjang Interval adalah interval untuk menentukan hasil dari penelitian
ini sangat baik, baik, buruk, sangat buruk.
3.9.2 Method Of Succesive
Interval (MSI)
Transformasi
data harus dilakukan memenuhi syarat analisis para metrik dimana data ordinal
dinaikkan menjadi interval. Dalam penelitian ini data ordinal ke interval pada
setiap variabel nya menggunakan MSI. Hasil transformasi data ordinal ke
interval variabel (X) Kualitas Produk dan variabel (Y) Kepuasan Konsumen.
Transformasi data dari
ordinal ke interval menggunakan bantuan Microsoft Excel 2019.
Langkah-langkah
transformasi data ordinal ke interval adalah sebagai berikut:
1.
Mencari skor terbesar dan terkecil
2.
Mencari nilai rentang (R)
3.
Mencari banyaknya kelas
4.
Mencari panjangnya kelas
5.
Membuat tabulasi dengan tabel
penolong
6.
Mencari rata-rata (mean)
7.
Mencari simpangan baku
8.
Mengubah data ordinal ke data
interval dengan rumus
𝑋𝑖
− 𝑥̅
𝑇𝑖 = 50 +
10 .
𝑆𝐷
|
Keterangan :
Xi = variabel data ordinal
x = mean (rata-rata)
SD = standar
deviasi
3.9.3 Uji Asumsi Klasik
3.9.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah
untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak Model
regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal
Dalam Ghazali, untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan uji
Kolmogorov Smirnov dilihat dari nilai residual. Dikatakan normal bila nilai
residual (Albert Kurniawan, 2014).
Pendekatan normalitas
secara statistik adalah dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov merupakan uji normalitas yang umum digunakan
karena dinilai lebih sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi. Kolmogorov-smirnov bisa dihitung dengan
rumus sebagai
berikut :
Keterangan :
KS=
kolmogorov-smirnov
Ft = probability
kumulatif normal
Fs = probability
kumulatif empiris (1/ data ke n)
Menurut sugiyono
(2017:229) kriteria pengambilan keputusan Kolmogorov-smirnov adalah:
1.
Apabila hasil perhitungan KS
dengan Sig (2-tailed)
<0,05 berarti distribusi sampel tidak
normal.
2.
Apabila hasil perhitungan KS
dengan Sig.(2-tailed) >
0,05 berarti distribusi sampel normal.
3.9.3.2 Uji
Multikolinearitas
Uji multikolineritas
bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara
variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada
korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara
variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu.
Uji multikolineritas
dilakukan juga bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam pengambilan
kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen. Beberapa Kriteria menurut (Albert Kurniawan, 2014) untuk
mendeteksi
multikolineritas pada suatu model adalah
sebagai berikut:
a.
Jika nilai Variance Inflation
Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,70,
maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas. Semakin tinggi VIF,
maka semakin rendah Tolerance.
b.
Jika nilai koefisien korelasi
antar masing-masing variabel independen kurang dan 0,70, maka model dapat
dikatakan terbebas dari multikolineritas. Jika lebih dari 0,70 maka diasumsikan
terjadi korelasi (interaksi hubungan) yang sangat kuat antar variabel
independen sehingga terjadi multikolineritas.
c.
Jika nilai koefisien
determinasi, baik nilai R maupun Adjusted R di atas 0,60, namun tidak ada
variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen, maka
diasumsikan model terkena
multikolineritas.
3.9.3.3 Uji
Heterokedastisitas
Menurut (Mardiatmoko, 2020) Heteroskedastisitas
merupakan keadaan
dimana terjadi ketidaksamaan
varian dari residual
untuk semua pengamatan pada
model regresi. Cara
pengujiannya dengan Uji
Glejser. Pengujian dilakukan dengan meregresikan
variable-variabel bebas terhadap nilai absolute residual. Residual adalah
selisih antara nilai variabel
Y dengan nilai
variabel Y yang
diprediksi, dan absolut
adalah nilai mutlaknya (nilai positif semua).
3.9.3.4 Uji
Linearitas
Salah satu asumsi dari
analisis regresi adalah linearitas Hal ini dimaksudkan apakah garis regresi
atara X dan Y membentuk garis linear atau tidak. Uji ini ditentukan untuk
mengetahui apakah masing-masing variabel bebas sebagai prediktor mempunyai
hubungan linear atau tidak dengan
variabel terikat.
3.9.4 Analisis Regresi
Berganda
Analisis
data dibutuhkan untuk memenuhi tujuan penelitian, menjawab rumusan masalah dan
hipotesis yang telah di rumuskan, sehingga memenuhi tujuan penelitian yang
direncanakan.
Teknik
analisis yang digunakan dalam penelitan ini adalah analisis regresi linier
berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui atau mengukur
pengaruh antara variabel bebas terhadap veriabel terikat.
Adapun
rumus regresi linier berganda menurut Sugiyono, adalah sebaggai berikut:
Y = a +b1X1+b2X2+e
Keterangan : Y = minat beli a = konstanta b = koefisien
X1 = word of mouth
X2 = kualitas produk
3.9.5 Koefisien korelasi
Analisis yang digunakan untuk mengetahui kuat atau
lemahnya arah hubungan
antara variabel (X) dengan variabel (Y),
dengan menggunakan program software SPSS.
Perhitungan Koefisien korelasi menggunakan rumus
sebagai berikut:

Untuk mengetahui apakah suatu koefisien
korelasi tersebut termasuk kuat atau lemah maka menggunakan batas-batasan
sebagai berikut:
Interval
Koefisien
|
Tingkat
Hubungan
|
0,000 – 0,199
|
Sangat rendah
|
0,200 – 0,399
|
Rendah
|
0,400 – 0,599
|
Cukup
|
0,600 – 0,799
|
Kuat
|
0,800 – 1,000
|
Sangat kuat
|
3.9.6 Koefisien determinasi
Koefisien determinasi merupakan suatu alat
utama untuk mengetahui sejauh mana tingkat hubungan antara variabel X dan Y
(Boedijoewono, 2012).
Besarnya
nilai koefisien terletak antara 0 dan 1. jika determinan = 0 atau mendekati 0
maka hal itu menunjukan tidak adanya hubungan antara variabel independent (X)
yakni word of mouth (X1) dan kualitas
produk (X2) terhadap variabel dependent yaitu minat beli (Y). Sebaliknya, jika
determinan =1 atau mendekati
1 artinya adanya
hubungan sempurna antara variabel independent (X) yaitu word of moth dan kualitas produk terhadap variabel (Y) yaitu minat
beli. Atau dengan kata lain koefisien determinasi 0 ≤ r² ≤ 1.
3.9.7 Uji Hipotesis
1. Uji simultan (uji F)
Uji f
digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap
variabel tergantung (Priyatno, 2013). Salah satu cara melakukan uji F adalah
dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel.
Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka kita menerima
hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara
simultan mempengaruhi variabel dependen. Untuk mengetahui signifikansi atau
tidak pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat,
maka digunakan probability sebesar 5% (α = 0.05).
Dengan rumus :
𝑅2/
𝑘

𝐹
= 1 −
𝑅2/(𝑛 − 𝑘 − 1)
Keterangan :
F = Nilai F hitung
R²= Koefisien determinasi N=
Banyaknya responden k = Banyaknya
variabel yang diamati
Jika Sig > α
(0.05), maka Ho diterima Ha ditolak,
jika Sig < α (0.05), maka Ho ditolak Ha diterima.
2. Uji parsial (Uji T)
Uji t
dilakukan untuk membedakan beberapa variabel yang ada dalam sebuah penelitian,
apakah antar variabel memiliki perbedaan satu sama lain atau sama.. Uji ini
dalam regresi berganda
digunakan untuk mengetahui
apakah model regresi
variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen(Mardiatmoko, 2020).
Uji
statistik t pada dasarnya untuk melihat pengaruh variabel X terhadap variabel Y secara parsial. Untuk
menguji hipotesis ini digunakan, uji statistic t tabel (student test) pada tingkat keyakinan 95% atau a =0,05 dan dk = (n-2) dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan : T = statistik t r = harga yang
diperoleh (koefisien korelasi) n = ukuran sampel dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
1)
Jika thitung > ttabel
maka signifikan
2)
Jika thitung ≤ ttabel
maka tidak sigifikan
untuk menguji apakah masing-masing variabel
bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat, maka digunakan
rumus ɑ = 0,05 dan untuk penerimaan atau penolakan hipotesis digunakan rumus
sebagai berikut:
1.
Merumuskan hipotesis Jika
Sig<0,05, maka H0 ditolak, artinya variabel independen secara parsial
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika
Sig>0,05,maka H0 diterima, artinya variabel independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel
dependen.
2.
Merusmuskan kesimpulan
Jika sig <
0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika sig > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Objek
Penelitian
CV Sapi Jalu
adalah sebuah usaha yang bergerak di bidang pembibitan , penggemukan peternakan
domba qurban. Usaha ini didirikan pada tahun 2013 oleh Rustawa, seorang pemilik
yang berdedikasi dan berpengalaman dalam industri peternakan. Lokasi usaha
terletak di Jalan Cipancar Blok Lawatan, RT 09 RW 03, Dusun Pahing, Desa
Karangmuncang, Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan. Dengan luas tanah
sebesar 4644 m2 dan luas bangunan sebesar 1820 m2, CV Sapi Jalu memiliki
fasilitas yang memadai untuk menjalankan operasional peternakan domba. Fokus
utama dari usaha ini adalah pembibitan dan penggemukan domba qurban berkualitas
tinggi yang siap dipasok pada saat musim qurban tiba.
CV Sapi Jalu
mengutamakan kualitas dan kesehatan hewan ternaknya. Mereka memastikan bahwa
domba-domba yang dipelihara mendapatkan perawatan yang baik, pakan yang
berkualitas, dan pemeliharaan yang optimal. Selain itu, usaha ini juga
berkomitmen untuk menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan peternakan demi
kesehatan dan kenyamanan hewan ternak.
Dengan pengalaman
bertahun-tahun dalam industri peternakan, CV Sapi Jalu telah membangun reputasi
sebagai penyedia domba qurban terpercaya di daerah Kabupaten Kuningan dan
sekitarnya. Mereka melayani permintaan dari individu, kelompok, maupun lembaga
dalam memenuhi kebutuhan domba qurban untuk perayaan Idul Adha.
Profil CV Sapi
Jalu mencerminkan dedikasi dalam menghasilkan domba qurban berkualitas tinggi,
dengan perhatian pada kesehatan ternak dan kepuasan pelanggan. Usaha ini terus
berkembang dan menjadi pilihan utama bagi mereka yang mencari domba qurban yang
berkualitas dan dihasilkan dengan profesionalisme yang tinggi. Usaha CV Sapi
Jalu memiliki visi menjadi pelopor peternakan terbaik dalam memberikan hasil
pelatihan, penelitian, pengembangan, dan pemasaran domba qurban di Indonesia.
Mereka berkomitmen untuk memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat,
karyawan, dan dunia usaha peternakan di Indonesia.
4.1.2. Struktur Organisasi CV. Sapi Jalu Kabupaten
Kuningan
SUSUNAN KEPENGURUSAN
CV. SAPI JALU
|
|
|
|
|
|
|
 |
|
|
|
Anggota
1.
Sugandi 8. Didi
Rosidi
2.
Fifit Mulayana 9. Asep
3.
Ahmadi 10. Taopik
4.
Ahda
5.
Iman Kadrisman
6.
Muslihin
7.
Nardi
1. SUGANDI
2. FIFIT
MULYANA
3. AHMADI
4. AHDA
5. IMAN
KADARISMAN
6. TAOPIK
7. MUSLIHIN
8. NARDI
9. DIDI
ROSIDI
10. ASEP
11. SUGANDI
12. FIFIT
MULYANA
13. AHMADI
14. AHDA
15. IMAN
KADARISMAN
16. TAOPIK
17. MUSLIHIN
18. NARDI
19. DIDI
ROSIDI
20. ASEP
|
|
|
|
|
Pakan
Konsentrat
1. Juandi
2. Emung Camung
|
|
|
4.2 Analisis Data
4.2.1 Analisis deskriptif
A. Deskripsi Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah konsumen
CV.sapi Jalu sebanyak 60 orang dengan cara menyebarkan google form. Terdapat
karakteristik responden yang dimasukan dalam penelitian, yaitu berdasarkan
jenis kelamin, usia, pekerjaan.
1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.
Pada table berikut ini menunjukan
pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin :
Tabel 4.1
Karakteristik
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis
Kelamin
|
Jumlah
Responden
|
Persentase
(%)
|
Laki-laki
|
48
|
80%
|
Perempuan
|
12
|
20%
|
Jumlah
|
60
|
100%
|
Sumber
: Data Primer diolah 2023
Berdasarkan jawaban
responden yang di dapat melalui kuesioner, responden berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 48 orang atau 80% dan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 12
orang atau 20%.
2.
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Pada table berikut ini
menunjukan pengelompokan responden berdasarkan usia :
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia
|
Jumlah
Responden
|
Persentase
(%)
|
31-40
Tahun
|
13
|
22%
|
41-50 Tahun
|
30
|
50%
|
>
50 Tahun
|
17
|
28%
|
Jumlah
|
60
|
100%
|
Sumber :
Data Primer Diolah 2023
Berdasarkan jawaban
responden yang di dapat melalui kuesioner, diketahui bahwa responden CV. Sapi
Jalu rata-rata berusia 41-50 Tahun yaitu sebanyak 50%.
3.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan jawaban
responden yang di dapat melalui kuesioner, diketahui bahwa responden CV. Sapi
Jalu berjumlah 60 orang bekerja sebagai wiraswasta.
B. Deskripsi Jawaban Responden
1. Jawaban Responden Terhadap Word Of Mouth Pada CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan
Didalam Penelitian ini untuk mengetahui mengenai Word Of Mouth pada CV. Sapi Jalu
Kabupaten Kuningan dilakukan dengan cara penyebarkan kuesioner yang terdiri
dari beberapa pernyataan yang diberikan kepada para responden di CV. Sapi Jalu
Kabupaten Kuningan untuk diisi, kuesioner tersebut diberikan kepada 60 responden.
Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai Word Of Mouth pada CV. Sapi Jalu
Kabupaten Kuningan menggunakan jenjang interval sebagai berikut:
Dalam
penelitian mengenai Word Of Mouth
pada CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan., untuk lebih jelasnya dilakukan dengan
penyebaran kuesioner yang terdiri dari daftar pernyataan-pernyataan yang
diberikan kepada para konsumen pada CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan untuk
diisi, dan kuesioner tersebut diberikan kepada 60 orang konsumen.
Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai Word
Of Mouth pada CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan dapat dihitung dengan
menggunakan jenjang interval sebagai berikut:
Nilai tertinggi : 60 x 5 = 300
Nilai terendah : 60 x 1 = 60
Jumlah kriteria pernyataan : 5
NJI 


Klasifikasi untuk penilaian setiap item pernyataan
adalah:
60 –
107
|
Sangat
Tidak Baik
|
108 –
155
|
Tidak
Baik
|
156 –
203
|
Kurang
Baik
|
204 –
251
|
Baik
|
252 – 300
|
Sangat
Baik
|
Adapun
tanggapan responden terhadap pernyataan yang diberikan sebagai berikut:
Tabel 4.3
Saya mengajak rekan dan sanak keluarga untuk membeli domba aqiqah dan kurban CV. Sapi
Jalu
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
21
|
105
|
41%
|
Sangat
Baik
|
Setuju
|
4
|
34
|
136
|
53,2%
|
Ragu-ragu
|
3
|
5
|
15
|
5,8%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
256
|
100%
|
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2023
Berdasarkan hasil penelitian
mengenai konsumen mengajak rekan dan sanak keluarga untuk membeli domba
aqiqah dan kurban CV. Sapi Jalu menunjukkan jumlah skor 256, dimana jumlah skor
terbesar yaitu 136 dengan jumlah responden 34 yang memilih setuju. Dimana jumlah
skor termasuk kategori sangat baik. Artinya bahwa konsumen CV. Sapi
Jalu sebagian besar selalu mengajak rekan atau keluarganya untuk membeli domba
di CV. Sapi Jalu.
Tabel 4.4
Saya senang membicarakan pentingnya memilih domba dengan kualitas yang baik di
CV. Sapi Jalu
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
21
|
105
|
40,7%
|
Sangat
Baik
|
Setuju
|
4
|
36
|
144
|
55,8%
|
Ragu-ragu
|
3
|
3
|
9
|
3,5%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
258
|
100%
|
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2023
Berdasarkan hasil penelitian mengenai konsumen senang membicarakan pentingnya memilihi domba dengan kualitas yang baik di CV. Sapi Jalu
menunjukkan jumlah skor 258, dimana jumlah skor
terbesar yaitu 144 dengan jumlah responden 36
yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya kosumen merasa senang apabila sedang melakukan sharing terkait pentingnya memilih jenis
domba berkualitas baik.
Tabel 4.5
CV. Sapi Jalu merupakan tempat yang tepat membeli
domba aqiqah dan kurban
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
23
|
115
|
44,7%
|
Sangat
Baik
|
Setuju
|
4
|
31
|
124
|
48,2%
|
Ragu-ragu
|
3
|
6
|
18
|
7,1%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
257
|
100%
|
Sumber
: Data primer setelah diolah, 2023
Berdasarkan hasil penelitian
mengenai CV. Sapi Jalu merupakan tempat yang tepat membeli
domba menunjukkan jumlah skor 257, dimana jumlah skor
terbesar yaitu 124 dengan jumlah responden 31
yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya masyarakat atau konsumen
setuju apabila CV. Sapi Jalu merupakan tempat yang tepat dalam pembelian domba.
Tabel 4.6
Terkadang saya menggunakan sosial media untuk
memberitahu rekan yang membutuhkan domba di CV. Sapi Jalu
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
22
|
110
|
42,3%
|
Sangat
Baik
|
Setuju
|
4
|
36
|
144
|
55,4%
|
Ragu-ragu
|
3
|
2
|
6
|
2,3%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
260
|
100%
|
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2023
Berdasarkan hasil penelitian mengenai terkadang
konsumen menggunakan sosial media untuk memberitahu rekan yang membutuhkan
domba di CV. Sapi Jalu menunjukkan jumlah skor 260, dimana jumlah skor
terbesar yaitu 144 dengan jumlah responden 36
yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya konsumen terkadang memberikan info terkait domba kepada rekannya
melalui sebuah sosial media.
Tabel 4.7
Banyak orang yang membicarakan terkait domba yang
ditawarkan CV.
Sapi Jalu
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
21
|
105
|
40,7%
|
Sangat
Baik
|
Setuju
|
4
|
36
|
144
|
55,8%
|
Ragu-ragu
|
3
|
3
|
9
|
3,5%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
258
|
100%
|
Berdasarkan hasil penelitian
mengenai banyak orang yang membicarakan terkait domba yang
ditawarkan CV. Sapi Jalu menunjukkan jumlah skor 258, dimana jumlah
skor terbesar yaitu 144 dengan jumlah responden 36
yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya penawaran CV. Sapi Jalu dilakukan baik sehingga para banyak
konsumen yang membicarakan terkait domba yang ditawarkan.
Tabel 4.8
Mutu dari domba yang ditawarkan di CV. Sapi Jalu
sangat dapat dipercaya oleh konsumen
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
15
|
75
|
30,6%
|
Baik
|
Setuju
|
4
|
35
|
140
|
57,2%
|
Ragu-ragu
|
3
|
10
|
30
|
12,2%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
245
|
100%
|
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2023
Berdasarkan hasil penelitian mengenai domba
yang ditawarkan oleh penjual merupakan domba yang sesuai dengan iklan yang ada menunjukkan
jumlah skor 245, dimana jumlah skor terbesar yaitu 140 dengan jumlah responden 35 yang memilih setuju. Dimana
jumlah skor termasuk kategori baik. Artinya CV. Sapi Jalu memberikan
mutu penawaran yang baik sehingga mendapatkan kepercayaan dari para konsumen.
Tabel 4.9
Rekapitulasi Variabel Word Of Mouth (X1)
No.
|
Uraian
|
Skor
Tertinggi
|
Skor yang
Dicapai
|
Kategori
|
1
|
Saya mengajak rekan dan sanak keluarga untuk membeli domba
aqiqah dan kurban CV. Sapi Jalu
|
60 x 5 = 300
|
256
|
Sangat
Baik
|
2
|
Saya senang membicarakan pentingnya memilih domba
dengan kualitas yang baik di CV. Sapi Jalu
|
60 x 5 = 300
|
258
|
Sangat
Baik
|
3
|
CV. Sapi Jalu merupakan tempat yang tepat membeli domba aqiqah dan
kurban
|
60 x 5 = 300
|
257
|
Sangat
Baik
|
4
|
Terkadang saya menggunakan sosial media untuk memberitahu rekan yang
membutuhkan domba di CV. Sapi Jalu
|
60 x 5 = 300
|
260
|
Sangat
Baik
|
5
|
Banyak orang yang membicarakan terkait domba yang ditawarkan CV.
Sapi Jalu
|
60 x 5 = 300
|
258
|
Sangat
Baik
|
6
|
Mutu dari domba yang ditawarkan di CV. Sapi Jalu sangat dapat
dipercaya oleh konsumen
|
60 x 5 = 300
|
245
|
Baik
|
Jumlah
|
1800
|
1534
|
Sangat
Baik
|
Sumber: Data primer
setelah diolah, 2023
Nilai tertinggi secara keseluruhan : 60 x 5 x 6 = 1800
Nilai terendah secara keseluruuhan : 60 x 1 x 6 = 360
Jumlah kriteria pernyataan : 5
NJI 


Klasifikasi untuk penilaian setiap item pernyataan
adalah:
360 – 647
|
Sangat
Tidak Baik
|
648 – 935
|
Tidak
Baik
|
936 – 1223
|
Kurang
Baik
|
1224 – 1511
|
Baik
|
1512 – 1800
|
Sangat
Baik
|
Berdasarkan
Tabel mengenai hasil rekapitulasi indikator Word Of Mouth didapat angka
1534 termasuk pada klasifikasi sangat baik dan yang memiliki skor tertinggi
yaitu terkadang konsumen menggunakan sosial media untuk memberitahu rekan yang
membutuhkan domba di CV. Sapi Jalu dengan skor 260. Sedangkan nilai terendah
yaitu domba yang ditawarkan oleh penjual merupakan domba yang sesuai dengan
iklan yang ada dengan skor 245. Secara keseluruhan indikator variabel Word
Of Mouth sudah maksimal, namun perlu ditingkatkan dalam mempromosikannya
sehingga para konsumen menjadi langganan tetap.
2.
Jawaban Responden Terhadap Kualitas Produk Pada CV. Sapi Jalu
Dalam penelitian mengenai
Kualitas Produk pada CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan, untuk lebih jelasnya
dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang terdiri dari daftar
pernyataan-pernyataan yang diberikan kepada para konsumen pada CV. Sapi Jalu
Kabupaten Kuningan untuk diisi, dan kuesioner tersebut diberikan kepada 60
orang konsumen.
Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai Kualitas Produk pada CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan dapat dihitung dengan
menggunakan jenjang interval sebagai berikut:
Nilai tertinggi : 60 x 5 = 300
Nilai terendah : 60 x 1 = 60
Jumlah kriteria pernyataan : 5
NJI 


Klasifikasi untuk penilaian setiap item pernyataan
adalah:
60 –
107
|
Sangat
Tidak Baik
|
108 –
155
|
Tidak
Baik
|
156 –
203
|
Kurang
Baik
|
204 –
251
|
Baik
|
252 –
300
|
Sangat
Baik
|
Adapun
tanggapan responden terhadap pernyataan yang diberikan sebagai berikut:
Tabel 4.10
Domba yang ditawarkan oleh penjual merupakan domba
yang sesuai dengan iklan yang ada
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
15
|
75
|
29.9%
|
Baik
|
Setuju
|
4
|
41
|
164
|
65,3%
|
Ragu-ragu
|
3
|
4
|
12
|
4,8%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
251
|
100%
|
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2023
Berdasarkan hasil penelitian mengenai domba yang ditawarkan oleh penjual merupakan
domba yang sesuai dengan iklan yang ada, karena pemilik mengerti
bagaimana menempatkan domba pada kandang yang tepat menunjukkan jumlah skor 251,
dimana jumlah skor terbesar yaitu 164 dengan jumlah responden 41 yang memilih
setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori baik yang
artinya CV. Sapi jalu menjual domba sesuai dengan iklan yang ada sehingga tidak
mengecewakan konsumen.
Tabel 4.51
Domba yang dijual di CV. Sapi Jalu merupakan domba
yang tidak memiliki penyakit, karena pemilik mengerti bagaimana menempatkan
domba pada kandang yang tepat
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
17
|
85
|
33,7%
|
Sangat
Baik
|
Setuju
|
4
|
38
|
152
|
60,3%
|
Ragu-ragu
|
3
|
5
|
15
|
6%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
252
|
100%
|
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2023
Berdasarkan hasil penelitian mengenai domba yang dijual di CV. Sapi Jalu merupakan domba yang
tidak memiliki penyakit, karena pemilik mengerti bagaimana menempatkan domba
pada kandang yang tepat menunjukkan jumlah skor 252,
dimana jumlah skor terbesar yaitu 152 dengan jumlah responden 38 yang memilih
setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik
artinya domba domba yang dijual pada CV. Sapi jalu adalah domba yang tidak
memiliki penyakit dan dinyatakan sehat, sehingga tidak membuat konsumen kecewa.
Tabel 4.52
Domba yang saya beli di CV. Sapi Jalu adalah domba
yang tidak cacat
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
17
|
85
|
33,6%
|
Sangat
Baik
|
Setuju
|
4
|
39
|
156
|
61,7%
|
Ragu-ragu
|
3
|
4
|
12
|
4,7%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
253
|
100%
|
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2023
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Domba yang saya beli di CV. Sapi Jalu adalah
domba yang tidak cacat menunjukkan jumlah skor 253, dimana jumlah
skor terbesar yaitu 156 dengan jumlah responden 39
yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik artinya domba pada CV. Sapi jalu adalah domba domba yang tidak memiliki
kecacatan.
Tabel 4.53
CV. Sapi Jalu
menjual domba yang sesuai dengan yang saya inginkan
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
24
|
120
|
46,2%
|
Sangat
Baik
|
Setuju
|
4
|
32
|
128
|
49,2%
|
Ragu-ragu
|
3
|
4
|
12
|
4,6%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
260
|
100%
|
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2023
Berdasarkan hasil penelitian mengenai CV.
Sapi Jalu menjual domba yang sesuai dengan yang saya inginkan menunjukkan jumlah skor 260, dimana jumlah skor terbesar yaitu 128 dengan jumlah
responden 32 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk
kategori sangat baik artinya CV. Sapi jalu menjual domba
sesuai dengan apa yang diminati dipasaran dan sesuai dengan kenginan konsumen.
Tabel 4.54
Harapan konsumen
terkait domba yang konsumen butuhkan ada di CV. Sapi Jalu
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
18
|
90
|
35,3%
|
Sangat
Baik
|
Setuju
|
4
|
39
|
156
|
61,2%
|
Ragu-ragu
|
3
|
3
|
9
|
3,5%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
255
|
100%
|
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2023
Berdasarkan hasil penelitian mengenai harapan
konsumen terkait domba yang konsumen butuhkan ada di CV. Sapi Jalu menunjukkan
jumlah skor 255, dimana jumlah skor terbesar yaitu 156 dengan jumlah responden
39 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik
artinya CV. Sapi jalu menjual domba sudah memenuhi harapan konsumen, sehingga
konsumen yang ada tidak kecewa atas apa yang mereka dapatkan.
Tabel 5.5
Daging domba
yang dijual oleh CV. Sapi Jalu memiliki tingkat lemak yang sangat rendah
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
20
|
100
|
38,7%
|
Sangat
Baik
|
Setuju
|
4
|
38
|
152
|
59%
|
Ragu-ragu
|
3
|
2
|
6
|
2,3%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
258
|
100%
|
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2023
Berdasarkan hasil penelitian daging
domba yang dijual oleh CV. Sapi Jalu memiliki tingkat lemak yang sangat rendah menunjukkan
jumlah skor 258, dimana jumlah skor terbesar yaitu 152 dengan jumlah responden 38 yang memilih setuju. Dimana
jumlah skor termasuk kategori sangat baik artinya banyak konsumen yang
menyukai daging domba dengan lemak yang sangat rendah, dan CV. Sapi Jalu
menjual dengan memenuhi keinginan konsumen.
Tabel 4.56
Domba yang ada
di CV. Sapi Jalu merupakan domba dengan kualitas tinggi
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
20
|
100
|
39%
|
Sangat
Baik
|
Setuju
|
4
|
37
|
148
|
57,5%
|
Ragu-ragu
|
3
|
3
|
9
|
3,5%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
257
|
100%
|
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2023
Berdasarkan hasil penelitian mengenai domba
yang ada di CV. Sapi Jalu merupakan domba dengan kualitas tinggi menunjukkan jumlah skor 257,
dimana jumlah skor terbesar yaitu 148 dengan jumlah responden 37
yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya semua domba yang dijual pada CV. Sapi Jalu yaitu domba domba yang
terbukti memiliki kualitas tinggi dan terpilih.
Tabel 4.57
Tempat peternakan
memiliki kebersihan yang baik sehingga domba tidak rentan terkena penyakit
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
18
|
90
|
35,3%
|
Sangat
Baik
|
Setuju
|
4
|
39
|
156
|
61,2%
|
Ragu-ragu
|
3
|
3
|
9
|
3,5%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
255
|
100%
|
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2023
Berdasarkan hasil penelitian
mengenai Tempat peternakan memiliki kebersihan yang baik
sehingga domba tidak rentan terkena penyakit menunjukkan jumlah skor 255, dimana jumlah
skor terbesar yaitu 156 dengan jumlah responden 39
yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya tempat ternak domba pada CV. Sapi jalu terjamin kebersihannya
sehingga domba domba yang dijual terbukti tidak rendak terkena penyakit.
Tabel 4.58
Rekapitulasi Variabel Kepuasan Produk (X2)
No.
|
Uraian
|
Skor
Tertinggi
|
Skor yang
Dicapai
|
Kategori
|
1
|
Domba yang ditawarkan oleh penjual merupakan domba yang sesuai dengan
iklan yang ada
|
60 x 5 = 300
|
251
|
Sangat
Baik
|
2
|
Domba yang dijual di CV. Sapi Jalu merupakan domba yang tidak memiliki
penyakit, karena pemilik mengerti bagaimana menempatkan domba pada kandang
yang tepat
|
60 x 5 = 300
|
252
|
Sangat
Baik
|
3
|
Domba yang saya beli di CV. Sapi Jalu adalah domba yang tidak cacat
|
60 x 5 = 300
|
253
|
Sangat
Baik
|
4
|
CV. Sapi Jalu menjual domba yang sesuai dengan yang saya inginkan
|
60 x 5 = 300
|
260
|
Sangat
Baik
|
5
|
Harapan saya terkait domba yang saya butuhkan ada di CV.
Sapi Jalu
|
60 x 5 = 300
|
255
|
Sangat
Baik
|
6
|
Daging domba yang dijual oleh CV. Sapi Jalu memiliki tingkat lemak
yang sangat rendah
|
60 x 5 = 300
|
258
|
Baik
|
7
|
Domba yang ada di CV. Sapi Jalu merupakan domba dengan kualitas tinggi
|
60 x 5 = 300
|
257
|
Sangat
Baik
|
8
|
Saya merasa tempat peternakan memiliki kebersihan yang baik sehingga
domba tidak rentan terkena penyakit
|
60 x 5 = 300
|
255
|
Sangat
Baik
|
Jumlah
|
2400
|
2041
|
Sangat
Baik
|
Sumber: Data primer
setelah diolah, 2023
Nilai tertinggi secara keseluruhan : 60 x 5 x 8 = 2400
Nilai terendah secara keseluruuhan : 60 x 1 x 8 = 480
Jumlah kriteria pernyataan : 5
NJI 


Klasifikasi untuk penilaian setiap item pernyataan
adalah:
480 – 863
|
Sangat Tidak Baik
|
864 – 1247
|
Tidak Baik
|
1248 – 1631
|
Kurang Baik
|
1632 – 2015
|
Baik
|
2016 – 2400
|
Sangat Baik
|
Berdasarkan
Tabel mengenai hasil rekapitulasi indikator Kualitas Produk didapat
angka 2041 termasuk pada klasifikasi sangat baik dan yang memiliki skor
tertinggi yaitu harapan konsumen terkait domba yang konsumen butuhkan ada di CV.
Sapi
Jalu dengan skor 260. Sedangkan nilai terendah yaitu domba
yang dijual di CV. Sapi Jalu merupakan domba yang tidak memiliki penyakit,
karena pemilik mengerti bagaimana menempatkan domba pada kandang yang tepat
dengan skor 251. Secara keseluruhan indikator variabel Kualitas Produk sudah
cukup baik, namun perlu ditingkatkan dalam menjaga dan mempertahankan produk
agar daya saing yang dimiliki oleh CV. Sapi Jalu tetap terjaga.
Tabel 4.59
Saya hanya ingin membeli domba yang sesuai dengan
kebutuhan saya
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
15
|
75
|
30,4%
|
Baik
|
Setuju
|
4
|
38
|
152
|
61,2%
|
Ragu-ragu
|
3
|
7
|
21
|
8,4%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
248
|
100%
|
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2023
Berdasarkan hasil penelitian
mengenai konsumen hanya ingin membeli domba yang sesuai
dengan kebutuhan konsumen menunjukkan jumlah skor 248, dimana jumlah
skor terbesar yaitu 152 dengan jumlah responden 38
yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori baik. Artinya
konsumen hanya membeli domba sesuai dengan kebutuhannya.
Tabel 4.60
Saya tidak pernah membeli domba yang tidak baik
dari CV. Sapi Jalu
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
21
|
105
|
41,5%
|
Sangat Baik
|
Setuju
|
4
|
31
|
124
|
49,1%
|
Ragu-ragu
|
3
|
8
|
24
|
9,4%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
253
|
100%
|
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2023
Berdasarkan hasil penelitian mengenai konsumen
tidak pernah membeli domba yang tidak baik dari CV. Sapi Jalu menunjukkan
jumlah skor 253, dimana jumlah skor terbesar yaitu 124 dengan jumlah responden 31 yang memilih setuju. Dimana
jumlah skor termasuk kategori sangat baik.
Artinya karyawan merasa puas membeli domba di CV. Sapi Jalu karena tidak pernah
membeli domba yang tidak baik.
Tabel 4.61
Saya melihat beberapa domba yang sesuai dengan
yang saya inginkan
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
16
|
80
|
32,5%
|
Baik
|
Setuju
|
4
|
35
|
140
|
56,7%
|
Ragu-ragu
|
3
|
9
|
27
|
10,8%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
247
|
100%
|
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2023
Berdasarkan hasil penelitian mengenai konsumen
melihat beberapa domba yang sesuai dengan yang saya inginkan menunjukkan
jumlah skor 247, dimana jumlah skor terbesar yaitu 140 dengan jumlah responden 35 yang memilih setuju. Dimana
jumlah skor termasuk kategori baik. Artinya konsumen melihat
beberapa domba yang sesuai dengan yang diinginkan di CV. Sapi Jalu.
Tabel 4.62
Saya tertarik dan merasa cocok untuk membeli domba
di CV. Sapi Jalu
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
29
|
145
|
55%
|
Sangat Baik
|
Setuju
|
4
|
30
|
120
|
44%
|
Ragu-ragu
|
3
|
1
|
3
|
1%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
268
|
100%
|
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2023
Berdasarkan hasil penelitian mengenai konsumen
tertarik dan merasa cocok untuk membeli domba di CV. Sapi Jalu menunjukkan
jumlah skor 268, dimana jumlah skor terbesar yaitu 145 dengan jumlah responden 29 yang memilih sangat setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya konsumen tertarik dan merasa cocok telah membeli domba di CV.
Sapi Jalu.
Tabel 4.63
Saya akan kembali membeli domba lagi ke CV. Sapi
Jalu
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
20
|
100
|
39,2%
|
Sangat Baik
|
Setuju
|
4
|
35
|
140
|
54,9%
|
Ragu-ragu
|
3
|
5
|
15
|
5,9%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
255
|
100%
|
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2023
Berdasarkan hasil penelitian mengenai konsumen
akan kembali membeli domba lagi ke CV. Sapi Jalu menunjukkan jumlah skor 255, dimana jumlah skor terbesar yaitu 140 dengan jumlah
responden 35 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya konsumen merasa puas dengan
domba yang dijual di CV. Sapi Jalu dan ingin membelinya kembali.
Tabel 4.64
Saya tertarik dengan cara
pemeliharaan domba tersebut
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
20
|
100
|
39,2%
|
Sangat Baik
|
Setuju
|
4
|
35
|
140
|
54,9%
|
Ragu-ragu
|
3
|
5
|
15
|
5,9%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
255
|
100%
|
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2023
Berdasarkan hasil penelitian mengenai konsumen
tertarik dengan cara pemeliharaan domba tersebut menunjukkan jumlah skor 255, dimana jumlah skor terbesar yaitu 140 dengan jumlah
responden 35 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor
termasuk kategori sangat baik.
Artinya konsumen tertarik dengan pemeliharaan domba yang dilakukan oleh CV.
Sapi Jalu.
Tabel 4.65
Saya percaya CV. Sapi Jalu tidak akan mencurangi
saya dalam bertransaksi
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
22
|
110
|
42,6%
|
Sangat Baik
|
Setuju
|
4
|
34
|
136
|
52,7%
|
Ragu-ragu
|
3
|
4
|
12
|
4,7%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
258
|
100%
|
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2023
Berdasarkan hasil penelitian mengenai konsumen
percaya CV. Sapi Jalu tidak akan mencurangi konsumen dalam bertransaksi menunjukkan
jumlah skor 258, dimana jumlah skor terbesar yaitu 136 dengan jumlah responden 34 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya konsumen mempercayai bahwa CV. Sapi Jalu selalu amanah dalam
bertransaksi.
Tabel 4.66
Saya yakin tidak ada yang dirahasiakan mengenai
informasi yang dibutuhkan oleh saya pada CV. Sapi Jalu terkait domba yang
ditawarkan.
Tanggapan
|
Nilai
|
Jumlah
Responden
|
Jumlah
Skor
|
Persentase
|
Kategori
|
Sangat Setuju
|
5
|
17
|
85
|
33,7%
|
Sangat Baik
|
Setuju
|
4
|
38
|
152
|
60,4%
|
Ragu-ragu
|
3
|
5
|
15
|
5,9%
|
Tidak Setuju
|
2
|
0
|
0
|
0 %
|
Sagat Tidak Setuju
|
1
|
0
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
60
|
252
|
100%
|
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2023
Berdasarkan hasil penelitian mengenai konsumen
yakin tidak ada yang dirahasiakan mengenai informasi yang dibutuhkan oleh
konsumen pada CV. Sapi Jalu terkait domba yang ditawarkan menunjukkan
jumlah skor 252, dimana jumlah skor terbesar yaitu 152 dengan jumlah responden 38 yang memilih setuju setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya konsumen meyakini bahwa informasi yang didapat dari CV. Sapi
Jalu tidak ada yang dirahasiakan.
Tabel 4.67
Rekapitulasi Variabel Minat Beli (Y)
No.
|
Uraian
|
Skor
Tertinggi
|
Skor yang
Dicapai
|
Kategori
|
1
|
Saya hanya ingin membeli domba yang sesuai dengan kebutuhan saya
|
60 x 5 = 300
|
248
|
Baik
|
2
|
Saya tidak pernah membeli domba yang tidak baik dari CV. Sapi Jalu
|
60 x 5 = 300
|
253
|
Sangat
Baik
|
3
|
Saya melihat beberapa domba yang sesuai dengan yang saya inginkan
|
60 x 5 = 300
|
247
|
Baik
|
4
|
Saya tertarik dan merasa cocok untuk membeli domba di CV. Sapi Jalu
|
60 x 5 = 300
|
268
|
Sangat
Baik
|
5
|
Saya akan kembali membeli domba lagi ke CV. Sapi Jalu
|
60 x 5 = 300
|
255
|
Sangat
Baik
|
6
|
Saya tertarik dengan cara pemeliharaan domba tersebut
|
60 x 5 = 300
|
255
|
Sangat
Baik
|
7
|
Saya percaya CV. Sapi Jalu tidak akan mencurangi saya dalam
bertransaksi
|
60 x 5 = 300
|
258
|
Sangat
Baik
|
8
|
Saya yakin tidak ada yang dirahasiakan mengenai informasi yang
dibutuhkan oleh saya pada CV. Sapi Jalu terkait domba yang ditawarkan
|
60 x 5 = 300
|
252
|
Sangat
Baik
|
Jumlah
|
2400
|
2036
|
Sangat
Baik
|
Sumber: Data primer
setelah diolah, 2023
Nilai tertinggi secara keseluruhan : 60 x 5 x 8 = 2400
Nilai terendah secara keseluruhan : 60 x 1 x 8 = 480
Jumlah kriteria pernyataan : 5
NJI 


Klasifikasi untuk penilaian setiap item pernyataan
adalah:
480 – 863
|
Sangat
Tidak Baik
|
864 – 1247
|
Tidak
Baik
|
1248 – 1631
|
Kurang
Baik
|
1632 – 2015
|
Baik
|
2016 – 2400
|
Sangat
Baik
|
Berdasarkan
Tabel mengenai hasil rekapitulasi indikator Kualitas Produk didapat
angka 2036 termasuk pada klasifikasi sangat baik dan yang memiliki skor
tertinggi yaitu konsumen percaya CV. Sapi Jalu tidak akan mencurangi konsumen
dalam bertransaksi dengan skor 258.
Sedangkan nilai terendah yaitu konsumen melihat beberapa domba yang sesuai dengan
yang saya inginkan dengan skor 247. Secara keseluruhan indikator variabel Minat
Beli sudah cukup baik, namun ada hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi daya
tarik konsumen untuk minat beli yang tinggi dari segi fasilitas untuk merawat
domba.
A. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu alat pengujian terhadap instrument
kuesioner yang dibentuk sedemikian rupa untuk mengukur ketepatan, kecermatan
dan sah nya suatu instrument kuesioner.
Suatu instrument data dikatakan valid bila mampu serta dapat
mengungkapkan data atau informasi dari suatu variabel yang diteliti secara
tepat dan mampu mengukur apa yang diinginkan atas penelitian tersebut. Uji
validitas digunakan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel
Tabel 4.68
Hasil Perhitungan Uji Validitas Word Of Mouth (X1)
Correlation
|
Pernyataan
|
r
hitung
|
r
table
|
Keputusan
|
Pernyataan 1
|
0,661
|
0,2542
|
Valid
|
Pernyataan 2
|
0,838
|
0,2542
|
Valid
|
Pernyataan 3
|
0,603
|
0,2542
|
Valid
|
Pernyataan 4
|
0,747
|
0,2542
|
Valid
|
Pernyataan 5
|
0,673
|
0,2542
|
Valid
|
Pernyataan 6
|
0,724
|
0,2542
|
Valid
|
Sumber:
Data Primer (Kuesioner), diolah SPSS
V.26
Hasil uji validitas
tersebut, menunjukan ada 6 pernyataan kuesioner variabel Kualitas
Produk (X1) > 0,2542 yang berarti data Valid.
Tabel 4.69
Hasil Perhitungan Uji
Validitas Kualitas Produk (X2)
Correlation
|
Pernyataan
|
r
hitung
|
r
table
|
Keputusan
|
Pernyataan 1
|
0,495
|
0,2542
|
Valid
|
Pernyataan 2
|
0,800
|
0,2542
|
Valid
|
Pernyataan 3
|
0,577
|
0,2542
|
Valid
|
Pernyataan 4
|
0,781
|
0,2542
|
Valid
|
Pernyataan 5
|
0,663
|
0,2542
|
Valid
|
Pernyataan 6
|
0,760
|
0,2542
|
Valid
|
Pernyataan 7
|
0,586
|
0,2542
|
Valid
|
Pernyataan 8
|
0,827
|
0,2542
|
Valid
|
Uji validitas tersebut, Dalam penelitian ini
terdapat 60 responden sehingga
diperoleh r tabel = 0,2542. Pernyataan kuesioner dinyatakan valid apabila
0,2542 dan 8 pernyataan
dinyatakan valid.
Tabel
4.70
Uji
validitas Minat Beli (Y)
Correlation
|
Pernyataan
|
r
hitung
|
r
table
|
Keputusan
|
Pernyataan 1
|
0, 747
|
0,2542
|
Valid
|
Pernyataan 2
|
0,593
|
0,2542
|
Valid
|
Pernyataan 3
|
0,493
|
0,2542
|
Valid
|
Pernyataan 4
|
0,516
|
0,2542
|
Valid
|
Pernyataan 5
|
0,692
|
0,2542
|
Valid
|
Pernyataan 6
|
0,756
|
0,2542
|
Valid
|
Pernyataan 7
|
0,741
|
0,2542
|
Valid
|
Pernyataan 8
|
0,620
|
0,2542
|
Valid
|
Hasil
uji validitas tersebut, menunjukan
pernyataan kuesioner dinyatakan valid karena 8 pernyataan kuesioner
variabel kinerja (Y) > 0,2542.
2. Uji Reliabilitas
Uji reabilitas
digunakan untuk mengukur atau mengetahui tingkat keandalan kuesioner sebagai instrumen
penelitian. Uji reabilitas pada penelitian ini menggunakan cronbach alpha’s sebagai berikut :
Tabel
4.71
Uji Reliabilitas
Variabel (X1)

Sumber : Data Primer Kuisioner,
diolah SPSS V.26 For Windows
Berdasarkan tabel
diatas dapat diketahui nilai cronbach’s
alpa adalah 0,803. Artinya bahwa semua item pernyataan variabel X1 pada kuisioner adalah reliabel.
Tabel
4.78
Uji
Reliabilitas Variabel (X2)

Sumber : Data Primer
Kuisioner, diolah SPSS V.26 For Windows
Berdasarkan tabel
diatas dapat diketahui nilai cronbach’s
alpa adalah 0,838. Artinya bahwa semua item pernyataan variabel X2 pada
kuisioner adalah reliabel.
Tabel 4.79
Uji Reliabilitaas (Y)

Sumber : Data Primer
Kuisioner, diolah SPSS V.26 For Windows
Berdasarkan tabel
diatas dapat diketahui nilai cronbach’s
alpa adalah 0,799. Artinya bahwa semua item pernyataan variabel Y pada
kuisioner adalah reliabel.
B. MSI (Method Succesive Interval)
Pengubahan data ordinal ke interval variabel word of mouth (X1), kualitas
produk (X2), minat beli (Y). Pengubahan data dipergunakan untuk
memenuhi syarat analisis parametrik yang mana setidak-tidaknya berskala
ordinal.
Pengubahan data ordinal ke interval menggunakan
perhitungan MSI (Method Seccussive Of Interval), untuk hasil perhitungan dari
trasnformasi data ordinal ke interval variabel word of mouth (X1), kualitas produk (X2),
minat beli (Y) lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
C. Uji asumsi klasik
1. Uji normalitis
Uji
Normalitas dihitung dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov yaitu
dengan membandingkannya nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dengan nilai 0,05. Dibawah
ini hasil perhitungan dari uji normalitas

Sumber : Data Diolah Peneliti 2023
Berdasarkan Perhitungan Uji Normalitas diketahui
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 yang berarti lebih besar dari 0,05
atas dasar mengacu kepada pengambilan keputusan dalam uji normalitas ini, maka
dapat disimpulkan bahwa data yang telah diuji berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Untuk mengetahui ada tidaknya masalah
multikolinearitas dengan melihat nilai VIF <10 dan nilai tolerance > 0,1
Hasil pengujian uji multikolinearitas pada penelitian ini sebagai seberikut :

Hasil tersebut menunjukan nilai tolerance sebesar 0,975
yang berarti lebih dari 0,1 dan nilai VIF 1,026 yang berarti <10. Maka dari
itu dapat dinyatakan bahwa data pana penelitian ini tidak terjadi masalah
multikolinearitas dan memenuji uji asumsi klasik
3. Uji
Heteroskedastisitas
Uji ini digunakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas pada model regresi
linier berganda. Pengujian uji heteroskedastisitas pada penelitian ini
menggunakan uji glejser dengan probabilitas signifikannya dapat dilihat dari
tingkat kepercayaan yaitu 5% atau 0,05. Apabila nilai signifikan lebih dari
0,05 maka dapat diartikan tidak terjadi gejalaheteroskedastisitas.

Berdasarkan hasil yang diperoleh diketahui bahwa
untuk menguji heteroskedastisitas dengen uji glejser dapat dilihat dari nilai
signifikannya, untuk nilai signifikan variabel word of mouth (X1) yaitu 0,505, kualitas
produk (X2) yaitu 0,346, nilai tersebut lebih dari 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi.
D. Analisis Regresi Linier Berganda
Pengujian ini digunakan untuk menganalisis nilai dari
pengaruh dua variabel atau lebih terhadap variabel terikat. Perhitungan pada
penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Berikut merupakan
perhitungan uji analisis regresi linier berganda :

Hasil dari pengujian diatas maka dapat dilihat pada kolom
unstandardized B yang kemudian persaman regresinya sebagai berikut :
Y : 8734.546 +
0,419 X1 + 0,277 X2
Dimana :
Y : Minat
Beli
X1 : word of mouth
X2 : Kualitas Produk
a : 8734.546
b1 : 0,419
b2 : 0,277
Berdasarkan hasil persamaan regresi
tersebut, digambarkan bahwa word of mouth
(X1), kualitas produk (X2) berpengaruh positif yang
berarti setiap kenaikan satu variabel word
of mouth (X1) akan berpengaruh 0,419 terhadap minat beli (Y),
dan kenaikan satu variabel kualitas produk (X2) akan berpengaruh
0,277 terhadap minat beli (Y) Dengan
signifikan variabel word of mouth (X1)
0,005 < 0,05 dan variabel kualitas produk (X2) 0,017 < 0,05.
Hal ini menunjukan bahwa regresi berganda tersebut dapat digunakan untuk
memprediksi minat beli (Y)
E. Koefisien Korelasi Berganda.
Koefisien
korelasi berganda digunakan untuk mencari tahu besarnya pengaruh antara dua
variabel bebas atau lebih secara simulta dengan variabel terikat. Jika nikai
signifikan lebih kecil dari 0,05 maka dapat diartikan tidak terdapat korelasi.
Sedangkan jika lebih dari 0,05 maka dapat diartikan terdapat korelasi. Berikut
merupakan perhitungan koefisien korelasi berganda, yaitu :

Berdasarkan
hasil perhitungan besarnya pengaruh antara variabel word of mouth (X1) dan variabel kualitas
produk (X2) terhadap variabel minat beli (Y) adalah 0,482 koefisien
nilai R hitung berada pada interval 0,400-0,599 yang dapat diartikan hubungan
antara variabel word of mouth (X1)
dan variabel kualitas produk (X2) terhadap variabel minat beli (Y)
di CV. Sapi Jalu memiliki hubungan yang sedang atau memiliki pengaruh yang
cukup kuat.
F. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
besar kecilnya hubungan antara variabel word
of mouth (X1) dan variabel kualitas produk (X2)
apakah terdapat meningkatkan atau menurunkan terhadap variabel minat beli (Y).
Untuk menentukan koefisien determinasi nilai R Square dapat dilihat dari tabel
koefisien korelasi berganda. Adapun
untuk menentukan besarnya koefisien determinasi menggunakan rumus sebagai
berikut :
KD = r2 x 100%
KD = 0,232 X 100%
KD = 23,2%
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi
antara word of mouth (X1)
dan kualitas produk (X2) terhadap minat beli (Y) adalah sebesar
23,2%.hal ini menunjukan tingkat keeratan antara word of mouth (X1) dan kualitas produk (X2)
terhadap minat beli (Y) adalah 23,2% dan sisanya 76,8% dipengaruhi oleh
variabel ataupun faktor lain.
4.3. Pengujian Hipotesis
A. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)
Uji t untuk mengetahui sebarapa jauh pengaruh
variabel bebas yaitu word of mouth (X1)
dan kualitas produk (X2) secara indivual dalam menerangkan variabel
terikat yaitu minat beli (Y).

1. Variabel word of mouth (X1)
H0 : Tidak terdapat pengaruh antara word of mouth terhadap Minat Beli
Ha : Terdapat pengaruh antara word of mouth terhadap Minat Beli
Hasil pengujian dengan
menggunakan SPSS 25. Untuk variabel word
of mouth (X1) diperoleh nilai thitung sebesar 2.904
dengan tingkat signifikan 0,005 yang lebih kecil dari 0,05 maka Ha
diterima dan H0 ditolak.
2. Variabel Disiplin Kerja (X2)
H0 : Tidak terdapat pengaruh antara kualitas produk terhadap Minat Beli
Ha : Terdapat pengaruh antara kualitas produk terhadap Minat
Beli
Hasil pengujian dengan
menggunakan SPSS 25. Untuk variabel kualitas produk diperoleh nilai thitung
sebesar 2.462 dengan tingkat signifikan 0,017 yang lebih kecil dari 0,05 maka Ha
diterima dan H0 ditolak.
B. Uji Signifikan
Keseluruhan/Simultan (Uji F)

Uji F pada dasarnya
bertujuan untuk mengetahui dari dua variabel bebas atau lebih secara simultan
atau disebut juga bersamaan terhadap variabel terikat. Hasil perhitungan
menunjukan nilai sig. 0,001 lebih kecil dari 0,05 sehingga Ha
diterima Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan
variabel word of mouth (X1) dan
kualitas kerja (X2) secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap
variabel kinerja pegawai (Y) di CV. Sapi Jalu.
4.4 Pembahasan
A. Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Minat Beli Pada CV. Sapi Jalu
Word Of Mouth biasanya disebut dengan teknik membagikan informasi
mengenai suatu layanan terhadap konsumen dan biasanya melalui komunikasi lisan
kepada orang lain. Word Of Mouth
dibutuhkan untuk mengetahui tingkat minat beli yang di harapkan dan di butuhkan
dalam proses penjualan.
Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan kepada salah konsumen CV. Sapi Jalu menyebutkan bahwa Word Od Mouth berpengaruh pada minat
beli yang dimana suatu hal yang dapat menjadi salah satu jalan para konsumen
mengenal CV. Sapi Jalu. Semakin di kenal dan semakin banyaknya konsumen
mengenalkan CV. Sapi Jalu dengan cara saling menginformasikan keunggulan lewat
lisan kepada orang lain tanpa menutup kemungkinan minat beli yang timbul akan
bernilai tinggi. Word Of Mouth secara
tidak langsung dapat mendukung pelaksanaan strategi organisasi dan mampu
mendukung setiap perubahan yang timbul dalam manajemen dan pemasarannya.
Berdasarkan hasil uji t
dapat diperoleh nilai signifikan 0,005 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima yang artinya Word Of Mouth berpengaruh
signifikan terhadap minat beli pada CV. Sapi Jalu. Penelitian ini di dukung
oleh penelitian terdahulu menurut Wardha Nilawati (2019) dan Dany Setya Wijaya
(2019) menyebutkan bahwa Word Of Mouth berpengaruh
signifikan terhadap minat beli.
B. Pengaruh Kualitas Produk
Terhadap Minat Beli Pada CV. Sapi Jalu
Kualitas produk menjadi
hal yang penting untuk di jaga karena menjadi suatu kemampuan produk yang dapat
memenuhi setiap kebutuhan konsumen dan sesuai dengan keinginan konsumen.
Kualitas produk menjadi salah satu tolak ukur para konsumen sebelum melakukan
transaksi jual beli.
Menurut salah satu
konsumen CV. Sapi Jalu menyebutkan bahwa kualitas produknya sudah baik, namun
memang belum menginjak nilai sempurna dan harus ditingkatkan lebih maksimal dan
memenuhi kriteria yang diinginkan para konsumen. Apabila kualitas produk lebih
di tingkatkan maka nilai jual beli akan semakin meningkat, tidak hanya itu
dapat di katakan juga kualitas produk bisa menjadi salah satu penilaian bagi
konsumen yang baru mengenai CV. Sapi Jalu tersebut.
Berdasarkan
hasil uji t dapat diperoleh nilai signifikan 0,017 < 0,05 maka Ho ditolak
dan Ha diterima yang artinya kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap
minat beli. Penelitian ini di dukung oleh penelitian terdahulu menurut Akhmad
Rozaky Akbar (2019) dan Adi Suparto (2021) yang menyebutkan bahwa Kualitas
Produk Berpengaruh Signifikan Terhadap Minat Beli.
C. Pengaruh Word Of Mouth dan
Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Pada CV. Sapi Jalu
Word Of Mouth jika di jalan menjadi sebuah promosi dengan baik dan
kualitas produk lebih di tingkatkan lagi maka akan memiliki minat beli yang
tinggi. Karena Word Od Mouth menjadi
sebuah alat dimana konsumen mengenal CV. Sapi Jalu dan kualitas produk juga
sangat di butuhkan agar pencapaian sasaran konsumen yang telah di targetkan
sehingga hal-hal yang tidak di inginkan tidak terjadi. Dengan minat beli yang
tinggi maka akan menciptakan mencapaian visi dan misi yang telah di tetapkan
oleh perusahaan.
Guna tercapainya hal tersebut konsumen menjadi hal
utama yang perlu di perhatikan sehingga perusahaan harus terus memberikan yang
terbaik agar Word Od Mouth yang
berjalan memberikan nilai tambah kepada perusahaan dan kualitas produk yang di
berikan sesuai permintaan para konsumen.
Berdasarkan hasil uji f di
ketahui nilai signifikan 0,001<0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima maka
artinya bahwa Word Of Mouth dan
Kualitas produk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Minat beli pada
CV. Sapi Jalu. Dan berarti hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil
mendukung hipotesis yang diduga. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Yuni Mernia (2022) dan Raina Rawi Rahmani (2019)
menyebutkan bahwa Word Of Mouth dan
Kualitas produk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Minat beli.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian Pengaruh Word Of Mouth dan
Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Pada CV. Sapi Jalu maka dapat disimpulkan :
1.
Berdasarkan
hasil perhitungan rekapitulasi mengenai Word
Of Mouth dilihat dari indikator indikatornya berjumlah 1534 dengan
klasifikasi sangat baik indikator dengan nilai tertinggi 260 yaitu terkadang
konsumen menggunakan sosial media untuk memberitahu rekan yang membutuhkan
domba di CV. Sapi Jalu, sedangkan indikator dengan nilai terendah 245 yaitu
domba yang ditawarkan oleh penjual merupakan domba yang sesuai dengan iklan
yang ada.
2.
Berdasarkan
hasil perhitungan rekapitulasi mengenai Kualitas Produk dilihat dari indikator
indikatornya berjumlah 2041 dengan klasifikasi sangat baik indikator dengan
nilai tertinggi 260 yaitu harapan konsumen terkait domba ang konsumen butuhkan
ada di CV. Sapi Jalu sedangkan indikator dengan nilai terendah 251 yaitu domba
yang di jual di CV. Sapi Jalu merupakan domba yang tidak memiliki penyakit,
karena pemilik mengerti bagaimana nempatkan domba pada kandang yang tepat.
3.
Berdasarkan
hasil perhitungan rekapitulasi mengenai minat beli dilihat dari indikator
indikatornya berjumlah 236 dengan klasifikasi sangat baik indikator dengan
nilai tertinggi 258 yaitu konsumen percaya CV. Sapi Jalu tidak akan mencurangi
konsumen dalam bertransaksi sedangkan indikator dengan nilai terendah 247 yaitu
konsumen melihat beberapa domba yang sesuai dengan yang konsumen inginkan
4.
Word Of Mouth dan Kualitas Produk berpengaruh signifikan
terhadap minat beli pada CV. Sapi Jalu
hasil ini dibuktikan dengan hasil analisis regresi linear berganda yang
memperoleh persamaan Y : 8734.546 + 0,419 X1
+ 0,277 X2 dengan memperoleh nilai r sebesar 0,482. Selain itu nilai
koefisien determinasi (r2) sebesar 23,2% maka artinya bahwa pengaruh
Word of mouth dan kualitas produk terhadap
minat beli pada CV. Sapi Jalu sebesar 23,20%
5.2 Saran
Berdasarkan
hasil penelitian penulis dapat memberikan saran yang diharapkan dapat
bermanfaat untuk kedepannya dan berguna sampai jangka panjang bagi pihak CV.
Sapi Jalu. Berikut saran yang akan penulis berikan :
1. CV.
Sapi Jalu perlu meningkatkan Word Of Mouth melalui peningkatan dalam mempromosikan dengan
sedetail mungkin dan dengan faktanya yang berada pada perusahaan tersebut
sehingga para konsumen menjadi langganan tetap. Hal ini harus dilakukan karena
melihat dari skor terendah yang didapat pada rekapitulasi variabel Word Of Mouth mengenai mutu dari domba
pada CV. Sapi Jalu, untuk itu CV. Sapi Jalu perlu membuat strategi untuk
membuat pemasaran yang baik dan lebih matang.
2.
CV.
Sapi Jalu perlu adanya peningkatan dalam menjadi dan mempertahankan produk agar
daya saing yang dimiliki selalu tetap terjaga. Dengan meliat skor terendah pada
rekapitulasi variabel kepuasan produk mengenai domba yang ditawarkan oleh
penjual merupakan domba yang sesuai dengan iklan yang ada. Untuk itu
diperlukannya perencanaan untuk jangka panjang terhadap penjagaan kualitas dari
mulai pakan sampai fasilitas yang dibutuhkan.
3.
CV.
Sapi Jalu sudah cukup banyak pelanggan yang merasa puas karena pelayanan yang
baik namun perlu diperhatikan untuk menjadi daya tarik konsumen dan minat beli
yang tinggi harus dilihat dari segi fasilitas yang diperlukan untuk merawat
domba.
4. Untuk itu diharapkan peneliti
selanjutnya di CV. Sapi Jalu harapana peneliti selanjutnya dapat memperluas
atau menambah variabel independen guna variabel variabel yang lain dapat
mempengaruhi variabel dependen dengan contoh variabel seperti keputusan
pembelian, citra produk, kepuasan pelanggan dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Agnelia, R. A., & Wardhana, A. (2016). Pengaruh
Word Of Mouth terhadap Minat
Beli Konsumen Baraya Travel Pool Buah Batu (Studi pada Mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Telkom
Angkatan 2013). Jurnal Ekonomi, Bisnis
& Entrepreneurship.
Albert Kurniawan. (2014). Metode Riset untuk Ekonomi dan Bisnis: Teori,
Konsep, dan Praktik
Penelitian Bisnis. Alfabeta.
Ali, K. (2020). Pengaruh
Promosi Melalui Media Sosial Dan Word Of Mouth
Terhadap Keputusan Konsumen Memilih Wedding Organizer (Studi Pada Konsumen Art Project Lampung di Kecamatan
Trimurjo Lampung Pengaruh Promosi
Melalui Media Sosial Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan. Jurnal Manajemen Dan Bisnis (JMB), 1(2),
2745–2892.
Alma, B. (2014). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. cv
alfabeta. Anum, F., & Badau, M. M. (2022). Pengaruh Kualitas
Produk dan Harga
Terhadap Minat Beli Ulang Pada Official Store Emina di Shopee. 4, 1707– 1715.
Assauri, S. (2010). Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep & Strategi. Raja Grafindo Persada.
Boedijoewono, N.
(2012). Pengantar Statistika Ekonomi dan
Bisnis. Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM.
Fauzi, A., Nisa, B.,
Napitupulu, Darmawan, Abdillah, F., Satia Utama, A A Gde Zonyfar, C., Nuraini, R., Purnia, D. S., Setyawati, I., Evi, T.,
Permana, H., Sumartiningsih, S. D.,
& Susila, M. (2022). METODOLOGI
PENELITIAN. CV. Pena Persada.
Fauzy, nadia eva
nur. (2020). Pengaruh Harga, Kemasan,
Kualitas Produk, Brand Image Dan
Word Of Mouth Terhadap Minat Beli Produk Air Minum Dalam Kemasan (Amdk) Merek Le Minerale Pada Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Iain Tulungagung.
Imama, G. (2012). Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM SPSS. In
Universitas Diponegoro.
Indrasari, M. (2019). Pemasaran Dan Kepuasan Pelanggan. Unitomo Press. Joesyiana, K. (2018). Pengaruh
Word Of Mouth Terhadap Keputusan
Pembelian
Konsumen Pada Media Online
Shop Shopee Di Pekabaru (Survey
pada
Mahasiswa Semester VII Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau).
Jurnal Valuta, Vol. 4(1), 71–85.
Junior, ridho ris. (2019).
Pengaruh “Word Of Mouth” Terhadap Minat
Beli
Konsumen (Survei Terhadap
Konsumen Koki Joni Pasta &
Turkey Di Yogyakarta).
Kiki Joesyiana. (2018). Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Pada
Media Online Shop Shopee Di Pekanbaru (Survey
pada Mahasiswa Semester VII Jurusan
Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Riau). Jurnal Valuta, Vol. 4 No.
Kotler, and A. K. (2014). Principle Of Marketing. PT. Indeks. Kotler, P. dan K. L. K. (2009).
Manajemen Pemasaran. erlangga.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Manajemen
Pemasaran (ke 3). erlangga.
Kotler Philip, A.
G. (2013). Prinsip-prinsip Pemasaran, (edisi
ke 1). Penerbit Erlangga.
lupiyoadi. (2013).
Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba
Empat.
Nababan, J. S., & Susanto, H. (2019). Analisis
Pengaruh Kualitas Produk Dan Word Of
Mouth Terhadap Keputusan Pembelian
Dengan Brand Image Sebagai Variabel
Intervening (Studi pada Pengguna Fladeo Ladies di Jakarta). Diponegoro Journal of Management, 8, no.
Pebriani, W., &
Busyra, N. (2023). Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Minat Beli Konsumen di Era New Normal. Jurnal EMT KITA, 7(1), 83–89. https://doi.org/10.35870/emt.v7i1.739
Priyatno, D. (2013). Analisis Korelasi,
Regresi, dan Multivariate Dengan SPSS.
Gava Media.
Rayis. (2022). Pengaruh Kualitas Produk dan Word of Mouth
terhadap Minat beli Ulang Konsumen
pada Kaneki Coffee Shop di Pondok Kelapa,
Jakarta Timur
/ Rayis / 21219125 / Pembimbing: Rita Eka Setianingsih.
Sandy, F. A., Basalamah, M. R., & Wahono,
B. (2018). Vol. 12. No. 01 ISSN : 2302-
7061. 12(01), 510–518.
Saputra, F., Khaira, N.,
& Saputra, R. (2023). Pengaruh User Interface dan Variasi Produk
terhadap Minat Beli Konsumen (Studi
Literature). Jkis,
1(1), 18–25.
Saputra, F., &
Mahaputra, M. R. (2022). Relationship of Purchase Interest , Price and Purchase Decisions to IMEI Policy (
Literature Review Study ). Journal of Low
Politic and Humanities, 2(2),
71–80.
Sari dewi, L. (2022).
Monograf PENGARUH HARGA TERHADAP
KEPUTUSAN
PEMBELIAN. Global Aksara Pers.
Sernovitz, A. (2012). Word of Mouth Marketing: How Smart Companies
get People. Kaplan Inc.
Siregar,
S. (2015). Metode Penelitian Kuantitif. Prenadamedia
Group. Sugiyono. (2017). Metode penelitian bisnis.
Alfabeta.
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alphabet.
Sujarweni, V. W. (2017). Analisis Laporan
Keuangan;Teori, Aplikasi, dan Hasil.
Pustaka Baru Press.
Lampiran Kartu Bimbingan 1

Lampiran kartu bimbingan II

Lampiran 3

Lampiran 4 Surat Keputusan

Lampiran 5 Kuesioner
KUESIONER PENELITIAN
A. Informasi Umum
Judul penelitian “Pengaruh Word Of Mouth Dan Kualitas Produk
Terhadap
Minat Beli Domba
Aqiqah Dan Qurban Di CV. Sapi Jalu
Kabupaten Kuningan”
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda (√) pada
salah satu jawaban yang sesuai menurut saudara/i.
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
1. Word Of Mouth
No.
|
Pernyataan
|
SS
|
S
|
N
|
TS
|
STS
|
Intensitas
|
1.
|
Saya
mengajak rekan dan sanak keluarga untuk membeli domba aqiqah dan kurban di
CV. Sapi Jalu
|
|
|
|
|
|
2.
|
Saya
senang membicarakan pentingnya memilih domba dengan kualitas yang baik di CV.
Sapi Jalu
|
|
|
|
|
|
3.
|
CV. Sapi
Jalu merupakan tempat yang tepat membeli domba aqiqah dan kurban
|
|
|
|
|
|
4.
|
Terkadang
saya menggunakan sosial media untuk memberitahu rekan yang membutuhkan domba
CV. Sapi Jalu
|
|
|
|
|
|
5.
|
Banyak
orang membicarakan terkait domba yang ditawarkan CV. Sapi Jalu
|
|
|
|
|
|
6.
|
Mutu dari
domba yang ditawarkan di CV. Sapi Jalu sangat dapat dipercaya oleh konsumen
|
|
|
|
|
|
2. Kualitas Produk
No.
|
Pernyataan
|
SS
|
S
|
N
|
TS
|
STS
|
Intensitas
|
1.
|
Domba
yang ditawarkan oleh penjual merupakan domba yang sesuai dengan iklan yang
ada
|
|
|
|
|
|
2.
|
Domba
yang dijual CV. Sapi Jalu merupakan domba yang tidak memiliki penyakit,
karena pemilik mengerti bagaimana menempatkan domba pada kandang yang tepat
|
|
|
|
|
|
3.
|
Domba
yang saya beli di CV. Sapi Jalu adalah domba yang tidak cacat
|
|
|
|
|
|
4.
|
CV. Sapi
Jalu menjual domba yang sesuai dengan yang saya inginkan
|
|
|
|
|
|
5.
|
Harapan
saya terkait domba yang saya butuhkan ada di CV. Sapi Jalu
|
|
|
|
|
|
6.
|
Daging
domba yang dijual oleh CV. Sapi Jalu memiliki tingkat lemak yang sangat
rendah
|
|
|
|
|
|
7.
|
Domba
yang ada di CV. Sapi Jalu merupakan domba dengan kualitas tinggi
|
|
|
|
|
|
8.
|
Saya
merasa tempat peternakan memiliki kebersihan yang baik sehingga domba tidak
rentan terkena penyakit
|
|
|
|
|
|
3. Minat Beli
No.
|
Pernyataan
|
SS
|
S
|
N
|
TS
|
STS
|
Intensitas
|
1.
|
Saya
hanya ingin membeli domba yang sesuai dengan kebutuhan saya
|
|
|
|
|
|
2.
|
Saya
tidak pernah membeli domba yang tidak baik dari CV. Sapi Jalu
|
|
|
|
|
|
3.
|
Saya
melihat beberapa domba tidak sesuai dengan yang saya inginnkan
|
|
|
|
|
|
4.
|
Saya
tertarik dan merasa cocok untuk membeli domba di CV. Sapi Jalu
|
|
|
|
|
|
5.
|
Saya akan
kembali membeli domba lagi ke CV. Sapi Jalu
|
|
|
|
|
|
6.
|
Saya
tertarik dengan cara pemeliharaan domba tersebut
|
|
|
|
|
|
7.
|
Saya
percaya CV. Sapi Jalu tidak akan mencurangi saya dalam bertransaksi
|
|
|
|
|
|
8.
|
Saya
yakin tidak ada yang dirahasiakan mengenai informasi yang dibutuhkan oleh
saya pada CV. Sapi Jalu terkait domba yang ditawarkan
|
|
|
|
|
|
Lampiran 4
Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel
Word Of Mouth (X1), Kualitas Produk (X2), Minat Beli (Y)
Tabulasi data responden CV. Sapi Jalu Terhadap
Word Of Mouth

Tabulasi data responden CV. Sapi Jalu Terhadap
Kualitas Produk

Tabulasi data responden CV. Sapi Jalu Terhadap
Minat Beli

Lampiran Hasil Uji Validitas
Hasil Perhitungan Uji Validitas Word Of Mouth (X1)

Hasil Perhitungan Uji Validitas Kualitas Produk (X2)

Hasil Perhitungan Uji Validitas Minat Beli (Y)

Lampiran Hasil Uji Reliabilitas
Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas
Word Of Mouth (X1)

Kualitas Produk (X2)

Minat Beli (Y)

Lampiran Data Skala Ordinal Ke Interval Melalui
MSI
Word Of Mouth (X1)

Kualitas Produk (X2)

Minat Beli (Y)
