PROPOSAL BISNIS “TANSUKE EDAS” PRAKTIKUM INKUBATOR BISNIS DAN KEUANGAN

 

PROPOSAL BISNIS “TANSUKE EDAS”

PRAKTIKUM INKUBATOR BISNIS DAN KEUANGAN

 

 

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Inkubator Bisnis dan Keuangan

 

Dosen Pengampu:


 

 



 

 

 

Oleh:

 


 

 

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI LATIFAH MUBAROKIYAH SURYALAYA – TASIKMALAYA

2024/2025


I.            LATAR BELAKANG

Dalam beberapa tahun terakhir, minat masyarakat terhadap jajanan tradisional Indonesia dengan sentuhan modern semakin meningkat, seiring dengan berkembangnya tren kuliner yang menggabungkan kelezatan cita rasa tradisional dan inovasi baru. Ketan, sebagai salah satu makanan khas Indonesia yang telah lama dikenal, kini semakin mendapatkan tempat di hati konsumen. Ketan memiliki ciri khas rasa yang gurih dan tekstur kenyal, yang menjadikannya panganan yang mengenyangkan dan cocok untuk berbagai kesempatan. Namun, meskipun popularitas ketan terus berkembang, variasi olahan ketan yang ada di pasaran masih terbilang terbatas.

Melihat potensi besar pada panganan ini, muncul ide untuk mengembangkan produk ketan dengan inovasi yang lebih menarik dan mengikuti selera pasar yang lebih muda. Salah satu inovasi yang semakin digemari adalah mengkombinasikan ketan dengan berbagai varian topping kekinian, seperti susu kental manis dan keju. Gabungan ketan yang gurih dengan topping manis dan creamy ini tidak hanya menawarkan pengalaman rasa yang baru, tetapi juga memberikan sensasi kenikmatan yang lebih modern tanpa menghilangkan kekayaan cita rasa tradisional.

Produk ketan dengan topping susu kental manis dan keju ini diharapkan dapat menarik perhatian berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Variasi penyajian yang fleksibel, seperti camilan ringan, menu sarapan, atau teman minum teh dan kopi di sore hari, memberikan kesempatan bagi konsumen untuk menikmati ketan susu keju dalam berbagai situasi. Di sisi lain, produk ini juga berpotensi untuk menjadi pilihan jajanan sehat yang mengenyangkan namun tetap nikmat.

Dengan meningkatnya tren konsumsi makanan yang praktis namun tetap menyajikan rasa yang autentik dan berkualitas, kehadiran ketan susu keju yang inovatif ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi konsumen yang mencari alternatif camilan yang berbeda namun tetap terjangkau. Selain itu, produk ini juga berpotensi untuk memenuhi kebutuhan pasar yang semakin beragam, serta menjadi peluang bisnis yang menjanjikan di tengah maraknya tren makanan kekinian di Indonesia.

 

II.            NAMA BUSINESS PLAN

              Nama usaha “Tansuke Edas” nama ini digunakan karena mencerminkan fokus utama usaha, yaitu mengembangkan ketan sebagai jajanan tradisional Indonesia yang dipadukan dengan topping susu kental manis dan keju, menciptakan sensasi rasa baru yang menarik bagi berbagai kalangan. “ Tansuke” yaitu singkatan dari ketan susu keju serta menggambarkan produk yang mengusung kekinian, sementara bagian “edas” mengandung arti singkatan yaitu enak dan sehat. Nama ini juga memberi kesan bahwa produk ini tidak hanya mengedepankan cita rasa tradisional, tetapi juga makananan yang mengandung vitamin dan zat gizi.

 

III.             TUJUAN

              Tujuan utama dari bisnis ini adalah untuk menghasilkan produk ketan susu keju yang inovatif dan berkualitas tinggi, sehingga dapat memenuhi permintaan pasar akan jajanan kekinian yang praktis dan lezat. Melalui penjualan produk ini, saya bertujuan untuk memperoleh penghasilan yang stabil dan menguntungkan, serta menciptakan peluang bisnis yang berkelanjutan. Selain itu, bisnis ini juga bertujuan untuk memberdayakan ekonomi lokal dengan melibatkan pemasok bahan baku dan tenaga kerja lokal, sehingga dapat memberikan dampak positif pada perekonomian sekitar. Dengan terus meningkatkan kualitas dan inovasi produk, saya berharap dapat membangun merek yang terpercaya dan menjadi pilihan utama konsumen di pasar jajanan Indonesia.

 

IV.            KEUNGGULAN PRODUK

Keunggulan produk ketan susu keju ini terletak pada inovasi yang menggabungkan cita rasa tradisional ketan dengan topping modern, seperti susu kental manis dan keju, yang menghasilkan perpaduan rasa gurih, manis, dan creamy yang unik. Produk ini menawarkan kepraktisan, mengenyangkan, dan dapat dinikmati oleh berbagai kalangan usia dalam berbagai kesempatan, baik sebagai camilan, sarapan, atau teman minum teh dan kopi. Dengan menggunakan bahan berkualitas dan resep yang konsisten, ketan susu keju ini tidak hanya memberikan pengalaman rasa yang lezat tetapi juga mudah diakses dan terjangkau, menjadikannya pilihan sempurna untuk konsumen yang mencari jajanan kekinian dengan sentuhan tradisional

V.         ANALISIS SWOT

Analisis swot

1.      Strengths

a.       Bahan Berkualitas: Penggunaan bahan berkualitas tinggi untuk memastikan konsistensi rasa dan kepuasan pelanggan. Cocok

b.       untuk semua kalangan : Dari mulai anak-anak sampai orang tua sekalipun.

c.       Penyajian Fleksibel: Produk ini dapat dinikmati sebagai camilan, sarapan, atau teman minum teh/kopi, memberikan variasi yang sesuai untuk berbagai kalangan dan waktu.

2.      Weaknesses (kelemahan)

a.       Butuh persiapan waktu (ketan perlu dimasak yg lama dan memiliki perawatan yang khusus agar tekstur lembut).

b.      Ketergantungan pada Inovasi Rasa: Produk ini sangat bergantung pada daya tarik inovasi rasa, yang bisa saja mengalami penurunan minat jika tren berubah.

3.      Opportunities

a.       Tren Kuliner Kekinian: Dengan meningkatnya minat terhadap makanan yang menggabungkan cita rasa tradisional dengan elemen kekinian, produk ini berpotensi besar untuk berkembang.

b.      Lokasi jualan yang strategis : yaitu berada di  lingkungan mahasiswa, santri dan anak sekolahan

4.      Threats (ancaman)

a.       Perubahan Selera Konsumen: Selera konsumen yang cepat berubah bisa menjadi tantangan, terutama dalam mempertahankan minat terhadap ketan susu keju yang mungkin hanya tren sementara.

b.      Ketergantungan pada Sumber Bahan Baku: Ketergantungan pada pasokan bahan baku lokal bisa menjadi masalah jika ada gangguan dalam rantai pasokan atau perubahan harga bahan baku.

c.       Persaingan di Pasar Jajanan Kekinian: Banyaknya produk serupa yang bermunculan di pasar jajanan kekinian bisa menjadi ancaman, terutama jika pesaing menawarkan produk dengan harga lebih rendah atau inovasi yang lebih menarik.

VI.            ANALISIS 4P

1.      Product (Produk)

Produk yang saya jual adalah produk olahan dari ketan putih yang di padukan dengan keju, susu kental, susu uht dan toping lainnya.

2.      Price (Harga)

Harga produk yang ditawarkan adalah Rp. 10.000 untuk yang original sedangkan apabila tambah toping maka sebesar Rp. 2000/toping.

3.      Place (Tempat)

Penjualan dilakukan di rumah dan di ruko yang berlokasi di pertigaan warudoyong. Tujuannya agar fisik produk dapat dilihat oleh orang yang costumer dan orang yang berlalu lalang.

4.      Promotion (Promosi)

Promosi dilakukan melalui mulut ke mulut (word of mouth) dan melalui media sosial. Harapannya agar jangkauannya lebih luas.

VII.            ASPEK KEUANGAN

 

ASPEK MODAL

NAMA BAHAN

QTY

HARGA

Beras Ketan

1 Kg

20.000

Susu Kental Manis

2 Kaleng

30.000

Keju Parut

200 Gram

25.000

Gula Pasir

1 Kg

12.000

Santan

1 Liter

15.000

Plastik

1 Pak

10.000

Sterofom

2 Pcs

10.000

Total

140.000

Notes : dari modal disini saya menuliskan modal untuk membuat bahan bahan ketan susu keju. Tabel diatas memperlihatkan modal untuk satu kali produksi

 

VIII.            PERHITUNGAN KEUNTUNGAN

1.      Penentuan harga

Hpp : total pengeluaran/hasil produksi

140.000/25

5.600 = Keuntungan per1 pcs

2.      Penentuan laba bersih

Total pendapatan - total pengeluaran

250.000 - 140.000

110.009

 

IX.            PENUTUP

Dalam era yang semakin mengedepankan inovasi kuliner, usaha tansuke edas hadir untuk memperkenalkan produk yang tidak hanya lezat dan mengenyangkan, tetapi juga menawarkan pengalaman rasa yang unik dan kekinian. Ketan susu keju, sebagai jajanan tradisional dengan sentuhan modern, memiliki potensi besar untuk diterima oleh berbagai kalangan, dari anak-anak hingga dewasa, dan memenuhi kebutuhan pasar yang semakin menginginkan camilan praktis namun tetap berkualitas.

Melalui produk ini, saya berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif bagi ekonomi lokal, dengan memberdayakan pemasok bahan baku dan menciptakan lapangan pekerjaan. Saya juga bertekad untuk terus berinovasi dan menjaga kualitas produk, agar dapat berkembang menjadi merek yang dipercaya dan menjadi pilihan utama konsumen di pasar jajanan Indonesia.

Sejarah Belanda Menjajah Indonesia

 

Pendahuluan

Penjajahan Belanda di Indonesia adalah salah satu periode paling panjang dalam sejarah bangsa ini. Dimulai dari kedatangan pertama mereka di awal abad ke-17 hingga pengakuan kedaulatan Indonesia pada tahun 1949, Belanda menguasai Nusantara selama lebih dari 3 abad. Penjajahan ini tidak hanya meninggalkan luka sejarah, tetapi juga membentuk dinamika sosial, ekonomi, dan politik yang masih terasa hingga kini.

Artikel ini akan membahas secara lengkap dan runtut mengenai sejarah penjajahan Belanda di Indonesia — dari awal kedatangan, pendirian VOC, masa tanam paksa, perlawanan rakyat, hingga akhirnya Indonesia merdeka.


1. Kedatangan Pertama Bangsa Belanda ke Nusantara (1596)

Bangsa Belanda pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman, yang mendarat di Banten. Mereka datang untuk mencari rempah-rempah yang sangat berharga di Eropa. Saat itu, perdagangan rempah masih dikuasai oleh bangsa Portugis dan Spanyol.

Namun, interaksi awal Belanda dengan penduduk lokal kurang baik karena sikap kasar mereka. Meski begitu, Belanda terus berusaha mendirikan jalur dagang di Nusantara.


2. Pendirian VOC (1602)

Pada tahun 1602, Belanda membentuk organisasi dagang besar bernama VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau Kongsi Dagang Hindia Timur. VOC diberikan hak istimewa oleh pemerintah Belanda, termasuk:

  • Hak monopoli dagang

  • Hak membuat perjanjian dengan kerajaan lokal

  • Hak mencetak uang

  • Hak membentuk tentara dan angkatan laut

  • Hak menyatakan perang dan damai

VOC lalu membangun basis kekuatan di Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1619 setelah merebutnya dari Kesultanan Banten.


3. Monopoli dan Penindasan oleh VOC

VOC menjalankan monopoli ketat terhadap perdagangan rempah-rempah, terutama di Maluku. Mereka bahkan menggunakan kekerasan, pembantaian, dan paksaan agar rakyat hanya menjual kepada VOC.

Contoh peristiwa kejam:

  • Pembantaian Banda (1621): Di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen, VOC membantai sebagian besar penduduk Kepulauan Banda karena melanggar monopoli pala.

VOC juga membuat sistem “preangerstelsel” (kewajiban tanam kopi di Priangan) dan memeras rakyat melalui pajak tinggi.


4. Bangkrutnya VOC dan Pengambilalihan oleh Pemerintah Belanda (1799)

Karena korupsi, biaya perang, dan salah urus keuangan, VOC akhirnya bangkrut pada tahun 1799. Seluruh aset dan wilayah jajahan VOC diserahkan kepada pemerintah Belanda.

Mulai saat itu, Hindia Belanda secara resmi menjadi koloni Kerajaan Belanda.


5. Masa Pemerintahan Kolonial Belanda (1800–1942)

Raffles dan Pemerintahan Inggris (1811–1816)

Saat Belanda dikuasai oleh Prancis, Inggris sempat menguasai Indonesia. Thomas Stamford Raffles menjadi gubernur dan memperkenalkan sistem pajak tanah (landrent). Tapi pada 1816, Indonesia dikembalikan ke Belanda.

Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel, 1830–1870)

Belanda mewajibkan rakyat menanam tanaman ekspor (kopi, gula, nila) untuk diekspor. Sistem ini sangat menyengsarakan rakyat dan menyebabkan kelaparan, terutama di daerah Jawa.

Penulis Belanda Multatuli (Eduard Douwes Dekker) mengecam sistem ini lewat bukunya yang terkenal: Max Havelaar.

Politik Etis (1901)

Setelah banyak kritik, Belanda menerapkan Politik Etis (Balas Budi) yang bertujuan “memperbaiki” nasib rakyat lewat:

  1. Irigasi

  2. Edukasi (pendidikan)

  3. Emigrasi

Namun kenyataannya, hanya segelintir elit pribumi yang merasakan manfaatnya.


6. Munculnya Perlawanan dan Organisasi Nasional

Perlawanan terhadap Belanda terjadi sejak awal penjajahan, baik dalam bentuk fisik maupun gerakan organisasi.

Perlawanan fisik:

  • Sultan Agung (Mataram)

  • Perang Diponegoro (1825–1830)

  • Perang Aceh (1873–1904)

  • Perang Padri (1821–1837)

Pergerakan Nasional (Awal Abad 20)

  • 1908: Budi Utomo

  • 1912: Sarekat Islam

  • 1920: PKI

  • 1928: Sumpah Pemuda
    Mengikrarkan satu bangsa, satu bahasa, satu tanah air: Indonesia.


7. Pendudukan Jepang dan Akhir Penjajahan Belanda (1942–1945)

Pada tahun 1942, Jepang mengalahkan Belanda dan menduduki Indonesia. Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Subang. Jepang lalu memanfaatkan rakyat Indonesia untuk kepentingan perang, namun juga membuka jalan bagi kemerdekaan dengan membina pemuda dan memberi janji kemerdekaan.


8. Proklamasi Kemerdekaan dan Pengakuan Belanda (1945–1949)

17 Agustus 1945

Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Agresi Militer Belanda

Belanda mencoba kembali menguasai Indonesia melalui agresi militer 1 dan 2. Namun tekanan internasional, terutama dari PBB dan Amerika Serikat, memaksa Belanda untuk mengakui kedaulatan.

Pengakuan Kedaulatan: 27 Desember 1949

Belanda secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB).


Kesimpulan

Penjajahan Belanda di Indonesia berlangsung lebih dari 350 tahun dan meninggalkan dampak besar dalam kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Dari pendirian VOC hingga sistem tanam paksa dan akhirnya kemerdekaan, sejarah ini menjadi pelajaran penting tentang perjuangan, keteguhan, dan semangat kemerdekaan bangsa Indonesia.jarah Belanda Menjajah Indonesia Secara Lengkap

Kata kunci: penjajahan Belanda di Indonesia, sejarah kolonialisme, VOC, kemerdekaan Indonesia


Pendahuluan

Penjajahan Belanda di Indonesia adalah salah satu periode paling panjang dalam sejarah bangsa ini. Dimulai dari kedatangan pertama mereka di awal abad ke-17 hingga pengakuan kedaulatan Indonesia pada tahun 1949, Belanda menguasai Nusantara selama lebih dari 3 abad. Penjajahan ini tidak hanya meninggalkan luka sejarah, tetapi juga membentuk dinamika sosial, ekonomi, dan politik yang masih terasa hingga kini.

Artikel ini akan membahas secara lengkap dan runtut mengenai sejarah penjajahan Belanda di Indonesia — dari awal kedatangan, pendirian VOC, masa tanam paksa, perlawanan rakyat, hingga akhirnya Indonesia merdeka.


1. Kedatangan Pertama Bangsa Belanda ke Nusantara (1596)

Bangsa Belanda pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman, yang mendarat di Banten. Mereka datang untuk mencari rempah-rempah yang sangat berharga di Eropa. Saat itu, perdagangan rempah masih dikuasai oleh bangsa Portugis dan Spanyol.

Namun, interaksi awal Belanda dengan penduduk lokal kurang baik karena sikap kasar mereka. Meski begitu, Belanda terus berusaha mendirikan jalur dagang di Nusantara.


2. Pendirian VOC (1602)

Pada tahun 1602, Belanda membentuk organisasi dagang besar bernama VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau Kongsi Dagang Hindia Timur. VOC diberikan hak istimewa oleh pemerintah Belanda, termasuk:

  • Hak monopoli dagang

  • Hak membuat perjanjian dengan kerajaan lokal

  • Hak mencetak uang

  • Hak membentuk tentara dan angkatan laut

  • Hak menyatakan perang dan damai

VOC lalu membangun basis kekuatan di Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1619 setelah merebutnya dari Kesultanan Banten.


3. Monopoli dan Penindasan oleh VOC

VOC menjalankan monopoli ketat terhadap perdagangan rempah-rempah, terutama di Maluku. Mereka bahkan menggunakan kekerasan, pembantaian, dan paksaan agar rakyat hanya menjual kepada VOC.

Contoh peristiwa kejam:

  • Pembantaian Banda (1621): Di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen, VOC membantai sebagian besar penduduk Kepulauan Banda karena melanggar monopoli pala.

VOC juga membuat sistem “preangerstelsel” (kewajiban tanam kopi di Priangan) dan memeras rakyat melalui pajak tinggi.


4. Bangkrutnya VOC dan Pengambilalihan oleh Pemerintah Belanda (1799)

Karena korupsi, biaya perang, dan salah urus keuangan, VOC akhirnya bangkrut pada tahun 1799. Seluruh aset dan wilayah jajahan VOC diserahkan kepada pemerintah Belanda.

Mulai saat itu, Hindia Belanda secara resmi menjadi koloni Kerajaan Belanda.


5. Masa Pemerintahan Kolonial Belanda (1800–1942)

Raffles dan Pemerintahan Inggris (1811–1816)

Saat Belanda dikuasai oleh Prancis, Inggris sempat menguasai Indonesia. Thomas Stamford Raffles menjadi gubernur dan memperkenalkan sistem pajak tanah (landrent). Tapi pada 1816, Indonesia dikembalikan ke Belanda.

Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel, 1830–1870)

Belanda mewajibkan rakyat menanam tanaman ekspor (kopi, gula, nila) untuk diekspor. Sistem ini sangat menyengsarakan rakyat dan menyebabkan kelaparan, terutama di daerah Jawa.

Penulis Belanda Multatuli (Eduard Douwes Dekker) mengecam sistem ini lewat bukunya yang terkenal: Max Havelaar.

Politik Etis (1901)

Setelah banyak kritik, Belanda menerapkan Politik Etis (Balas Budi) yang bertujuan “memperbaiki” nasib rakyat lewat:

  1. Irigasi

  2. Edukasi (pendidikan)

  3. Emigrasi

Namun kenyataannya, hanya segelintir elit pribumi yang merasakan manfaatnya.


6. Munculnya Perlawanan dan Organisasi Nasional

Perlawanan terhadap Belanda terjadi sejak awal penjajahan, baik dalam bentuk fisik maupun gerakan organisasi.

Perlawanan fisik:

  • Sultan Agung (Mataram)

  • Perang Diponegoro (1825–1830)

  • Perang Aceh (1873–1904)

  • Perang Padri (1821–1837)

Pergerakan Nasional (Awal Abad 20)

  • 1908: Budi Utomo

  • 1912: Sarekat Islam

  • 1920: PKI

  • 1928: Sumpah Pemuda
    Mengikrarkan satu bangsa, satu bahasa, satu tanah air: Indonesia.


7. Pendudukan Jepang dan Akhir Penjajahan Belanda (1942–1945)

Pada tahun 1942, Jepang mengalahkan Belanda dan menduduki Indonesia. Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Subang. Jepang lalu memanfaatkan rakyat Indonesia untuk kepentingan perang, namun juga membuka jalan bagi kemerdekaan dengan membina pemuda dan memberi janji kemerdekaan.


8. Proklamasi Kemerdekaan dan Pengakuan Belanda (1945–1949)

17 Agustus 1945

Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Agresi Militer Belanda

Belanda mencoba kembali menguasai Indonesia melalui agresi militer 1 dan 2. Namun tekanan internasional, terutama dari PBB dan Amerika Serikat, memaksa Belanda untuk mengakui kedaulatan.

Pengakuan Kedaulatan: 27 Desember 1949

Belanda secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB).


Kesimpulan

Penjajahan Belanda di Indonesia berlangsung lebih dari 350 tahun dan meninggalkan dampak besar dalam kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Dari pendirian VOC hingga sistem tanam paksa dan akhirnya kemerdekaan, sejarah ini menjadi pelajaran penting tentang perjuangan, keteguhan, dan semangat kemerdekaan bangsa Indonesia.

Sejarah Terciptanya AI (Artificial Intelligence)

 

Sejarah Terciptanya AI (Artificial Intelligence)

Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan (AI) adalah salah satu teknologi paling revolusioner di abad ke-21. AI mengubah cara manusia bekerja, berkomunikasi, dan memproses informasi. Namun, tahukah Anda bahwa gagasan tentang AI sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu, bahkan sebelum komputer modern ditemukan?

Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah terciptanya AI, mulai dari ide awal, perkembangan teknologi, hingga penggunaannya di masa kini.


1. Awal Mula Gagasan AI: Pra-Komputer

Meskipun istilah "Artificial Intelligence" baru muncul pada abad ke-20, gagasan tentang mesin yang bisa berpikir sudah ada sejak zaman kuno.

  • Zaman Yunani Kuno: Tokoh seperti Aristoteles pernah membahas logika dan penalaran yang nantinya menjadi dasar pemrograman AI.

  • Legenda dan Mitos: Dalam berbagai peradaban, muncul cerita tentang patung hidup, mesin cerdas, atau entitas buatan manusia (contoh: Golem dari legenda Yahudi).


2. Perkembangan Awal Komputer (1940–1950an)

Perkembangan AI tak bisa lepas dari penemuan komputer digital.

  • Alan Turing (1950): Tokoh penting dalam sejarah AI. Dalam tulisannya berjudul "Computing Machinery and Intelligence", ia mengajukan pertanyaan terkenal: “Can machines think?” dan memperkenalkan Tes Turing sebagai cara untuk menilai kecerdasan mesin.

  • Konsep Mesin Turing menjadi dasar teoritis bagi pengembangan AI dan komputer modern.


3. Kelahiran AI sebagai Ilmu (1956)

Tahun 1956 dianggap sebagai tahun kelahiran resmi AI sebagai bidang studi, ditandai oleh Konferensi Dartmouth yang diadakan di Amerika Serikat.

  • Konferensi ini diprakarsai oleh John McCarthy, yang juga menciptakan istilah "Artificial Intelligence".

  • Tokoh penting lain seperti Marvin Minsky, Allen Newell, dan Herbert A. Simon juga ikut serta.

Setelah konferensi ini, penelitian AI mulai tumbuh pesat.


4. Masa Optimisme dan Harapan Besar (1957–1970an)

Pada periode ini, para ilmuwan percaya bahwa AI akan segera mampu menyamai kecerdasan manusia.

Pencapaian penting:

  • Program komputer bisa memecahkan soal matematika sederhana.

  • Mesin dapat bermain catur dan menyelesaikan puzzle logika.

  • Pengembangan bahasa pemrograman khusus AI seperti LISP (oleh John McCarthy).

Namun, harapan yang terlalu tinggi ini belum didukung oleh teknologi yang memadai pada saat itu.


5. AI Winter – Masa Kejenuhan (1970an–1980an)

Karena hasil penelitian tidak sesuai ekspektasi dan pendanaan banyak dihentikan, muncullah masa yang disebut "AI Winter".

Penyebab AI Winter:

  • Keterbatasan daya komputasi

  • Ketidakmampuan program untuk menangani masalah kompleks dunia nyata

  • Ekspektasi yang tidak realistis dari pemerintah dan sponsor


6. Kebangkitan Kembali (1980an–1990an)

AI kembali populer dengan munculnya "Expert System", yaitu sistem komputer yang bisa meniru keputusan pakar dalam bidang tertentu (misalnya diagnosis medis atau perbankan).

Contoh:

  • Sistem MYCIN untuk mendiagnosis penyakit

  • Sistem DENDRAL untuk menganalisis senyawa kimia

Namun sistem ini masih sangat terbatas karena bergantung pada aturan yang ditentukan manusia (rule-based system).


7. Era Modern: AI Berbasis Data dan Pembelajaran Mesin (2000an–Sekarang)

Perkembangan internet, big data, dan peningkatan kemampuan komputer memunculkan pendekatan baru dalam AI, yaitu machine learning dan deep learning.

Ciri khas AI modern:

  • Tidak hanya mengikuti aturan, tapi belajar dari data

  • Mampu mengenali wajah, memahami bahasa, menerjemahkan teks, hingga mengemudikan mobil

Teknologi AI saat ini meliputi:

  • Chatbot & Asisten Virtual (seperti ChatGPT, Siri, Alexa)

  • Mobil otonom

  • Rekomendasi film dan produk

  • AI dalam bidang medis, keuangan, dan industri


8. Tokoh-Tokoh Penting dalam Sejarah AI

NamaKontribusi
Alan TuringKonsep dasar kecerdasan mesin dan Tes Turing
John McCarthyPencipta istilah "Artificial Intelligence", pencipta bahasa LISP
Marvin MinskyPendiri laboratorium AI di MIT, banyak menulis tentang teori AI
Geoffrey HintonPelopor deep learning dan neural networks
Yann LeCunAhli CNN (Convolutional Neural Networks), digunakan dalam pengenalan gambar
Elon Musk & OpenAIPendukung dan pengembang AI yang bertanggung jawab melalui ChatGPT

9. Tantangan dan Masa Depan AI

Meskipun AI sudah canggih, masih ada banyak tantangan:

  • Etika dan privasi

  • Keamanan data

  • Penggantian tenaga kerja manusia

  • Bias algoritma

Masa depan AI menjanjikan banyak hal positif, seperti revolusi industri 4.0, sistem kesehatan yang lebih efisien, dan peningkatan produktivitas. Namun, pengembangannya harus diiringi dengan regulasi dan kesadaran etis.


Kesimpulan

Perjalanan AI dari gagasan filosofis hingga teknologi nyata membutuhkan waktu puluhan tahun, melibatkan banyak tokoh dan berbagai tantangan. Kini, AI bukan lagi sekadar konsep fiksi ilmiah, tetapi sudah hadir dalam kehidupan kita sehari-hari — dari smartphone hingga layanan kesehatan.

Dengan terus berkembangnya teknologi, AI diperkirakan akan semakin menjadi bagian integral dari masa depan manusia. Namun, perkembangan ini harus dijalankan secara bijak, agar memberi manfaat sebesar-besarnya tanpa menimbulkan risiko besar.

SKRIPSI : PENGARUH WORD OF MOUTH DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI DOMBA QURBAN DI CV. SAPI JALU KABUPATEN KUNINGAN

 PENGARUH WORD OF MOUTH DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP

MINAT BELI DOMBA QURBAN DI CV. SAPI JALU 

KABUPATEN KUNINGAN

 

SKRIPSI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini persaingan bisnis diantara para pelaku usaha dalam dunia pemasaran barang dan jasa semakin ketat. Hal ini menyebabkan terbentuknya iklim persaingan pasar yang semakin kompetitif. 

Persaingan bisnis terjadi juga diantara para pelaku usaha dibidang pemenuhan kebutuhan pangan daging hewan aqiqah dan kurban. Kebutuhan akan daging hewan ternak khususnya daging domba sebagai pilihan hewan yang disembelih saat perayaan hari raya Idul Adha.

CV. Sapi Jalu adalah salah satu CV yang menyediakan hewan domba sebagai hewan yang di potong untuk dikonsumsi dagingnya. CV Sapi jalu terletak di Jalan Cipancar blok lawatan RT. 09 RW. 03 Dusun Pahing Desa Karang Muncang Kecamatan Ciganda Mekar Kabupaten Kuningan. CV ini “Sapi Jalu” berdiri tahun 2019 dengan menggunakan sistem pemasaran melalui langsung kepada  konsumen yaitu melayani dan menyediakan domba potong untuk qurban pada hari raya idul adha.

Adanya  outlet –outlet qurban di luar kota seperti Depok serta penjualan langsung di peternakan, pola pemasaran Sapi Jalu menggunakan kombinasi antara offline dan online serta pola sentralisasi dan desentralisasi, tidak hanya penjualan domba yang hanya sebatas pasar lokal di Kabupaten Kuningan penjualan juga  telah menjangkau area Jabodetabek, Jawa Tengah dan

Jawa Timur dari tahun ke tahun konsumen domba untuk qurban di CV. Sapi Jalu semakin meningkat dan banyak dari konsumen CV. Sapi Jalu yang sudah memesan domba untuk acara besar keagamaan umat islam lainnya. 

Hasil observasi penulis fenomena yang terjadi pada CV. Sapi jalu dalam minat beli konsumen domba qurban justru memiliki angka tertinggi dibandingkan peternakan lainnya yang serupa. Hal ini dikuatkan dengan hasil perolehan data penjualan domba qurban pada  CV lain yang serupa yang menjual domba aqiqah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Data Penjualan Domba Qurban Di Peternakan Yang Ada  Di Kabupaten Kuningan

No

Nama CV

Jumlah penjualan domba 

1.

CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan

297

2.

CV.      Mitra      Tani       Farm

Kabupaten Kuningan

225

3

CV. Suka Senang Kabupaten

167

Sumber : Data primer diolah, 2023

Tabel di atas dapat di ketahui bahwa peternakan CV. Sapi Jalu dalam penjualan domba qurban memiliki angka penjualan tertinggi dibandingkan dengan peternakan lainnya. Hal ini menunjukan bahwa minat beli konsumen domba diraih oleh CV. Sapi Jalu.

Sebagaimana menurut  Saputra et al., (2023) bahwa Minat Beli merupakan kencenderungan dan hasrat yang secara kuat mendorong individu untuk membeli suatu produk. Minat beli merupakan sikap yang terbentuk dalam perilaku konsumen ketika seorang konsumen dirangsang oleh faktor eksternal dan menjadikannya berkeinginan untuk membeli berdasarkan karakteristik keputusan mereka pribadi dan proses pengambilan keputusan. 

Minat beli konsumen dipengaruhi oleh kualitas produk sebagaimana dikuatkan oleh hasil kajian akademis hasil penelitian dari Anum & Badau, (2023) bahwa persepsi kualitas berpengaruh terhadap keputusan pembelian. 

Kualitas produk adalah faktor-faktor yang terdapat didalam suatu barang yang menyebabkan barang tersebut sesuai dengan tujuan awal produk itu dimaksudkan. Menurut Anum & Badau, (2022). Maka kualitas produk yang memenuhi fungsi yang menjadi prasyarat kebutuhan konsumen sangat mempengaruhi minat beli terhadap produk tersebut. 

Berdasarkan fenomena yang terjadi domba yang ada di CV. Sapi Jalu memiliki kualitas yang baik hal ini dapat dilihat dengan domba yang ada pada CV. Sapi Jalu tergolong memiliki karakter domba yang lincah, kemudian memiliki nafsu makan yang baik, memiliki bobot daging yang lebih banyak dibandingkan dengan lemaknya. Hal ini dikarenakan baiknya perawatan yang dilakukan oleh CV. Sapi Jalu untuk domba ternaknya serta pemberian pakan yang baik dengan mempertimbangkan asupan nutrisi yang baik untuk perkembangan domba yang diternak. Kualitas domba untuk qurban yang bagus itu yang tidak cacat, gemuk dan tidak kurus, tidak berpenyakit, serta sudah cukup umur menurut syariat islam.

Selain dipengaruhi oleh kualitas produk presepsi konsumen yang memiliki kecenderungan untuk membeli terhadap suatu produk juga di pengaruhi oleh asumsi-asusmi berita ataupun kabar yang beredar disekitaran tempat tersebut berada terhadap objek barang maupun jasa yang diperjual belikan yaitu word of mouth terkait apapun yang berkaitan dengan produk atau barang yang dijual. Menurut  Sernovitz, (2012) dalam Sandy et al.,(2018) WOM (word of mouth) adalah “giving people a reason to talk about your stuff and making it easier for that conversation to take place,” memberikan orang alasan untuk berbicara mengenai produk dan membuat berlangsungnya pembicaraan itu lebih mudah. Sehingga WOM dari luar lingkungan usaha harus dijaga baik agar produk yang dijual memiliki kelangsungan jangka panjang. Hal ini didukung oleh hasil kajian akademis dari  Ali, (2020) yang memiliki kesimpulan diperoleh promosi dan word of mouth secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen. 

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik CV. Sapi Jalu diperoleh informasi bahwa kondisi tiga tahun terakhir mengalami penurunan minat beli konsumen terhadap domba aqiqah.

Tabel 1.2 Data Penjualan Domba Qurban CV. Sapi Jalu Periode Tahun 2020-2022.

No

Tahun

Penjualan

1.

2021

335

2.

2022

315

3.

2023

297

 Sumber : Data primer diolah, 2023

Minat beli konsumen terhadap domba qurban menurun sejak adanya wabah PMK (Penyakit Mulut Dan Kuku) yang menyerang karena konsumen cenderung memiliki sikap yang lebih selektif dalam memilih domba yang akan dikonsumsi. Sehingga para peternak yang mempengaruhi usaha ternak domba harus selalu menjaga kesehatan dombanya agar tidak terjangkit virus PMK. Domba yang tidak terjangkit virus PMK merupakan domba yang layak dan menarik minat beli konsumen untuk menjadikan domba tersebut sebagai hewan yang dipakai dalam acara aqiqah maupun acara lainnya.

Word of mouth membantu CV. Sapi Jalu menarik minat beli karena dari portofolio konsumen yang merasa puas memilih membeli domba di CV. Sapi Jalu. Disebarluaskan dari mulut ke mulut (word of mouth) karena kepercayaan konsumen pada kelompok acuan dan kerabat di latar belakangi oleh keterlibatan dan ketertarikan atau keahlian mereka terkait suatu produk tertentu. Sehingga Penyampaian informasi yang tertuju langsung pada domba aqiqah juga membuat pesan word of mouth lebih mudah diingat konsumen untuk memperkecil tingkat risiko yang akan dihadapinya untuk produk tersebut. Sehingga sangat efektif menjaga word of mouth sebagai dasar sarana yang dipakai konsumen sebagai melihat gambaran positif keseluruhan produk yang dipasarkan pelaku usaha khususnya di CV. Sapi Jalu terkait informasi domba untuk qurban. 

Berdasarkan uraian latar belakang, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Pengaruh Word Of Mouth Dan Kualitas produk Terhadap Minat Beli Konsumen Domba Qurban Di CV. Sapi Jalu

Kabupaten Kuningan ”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka identifikasi masalah yang hendak diteliti terkait dengan permasalahan-permasalahan yang terjadi terhadap nilai perusahaan adalah:

1.      Bagaimana word of mouth di CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan?

2.      Bagaimana Kualitas domba qurban di CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan?

3.      Bagaimana minat beli konsumen di CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan?

4.      Seberapa besar pengaruh word of mouth dan kualitas produk terhadap minat beli konsumen domba qurban di CV. Sapi  Jalu Kabupaten Kuningan baik secara parsial maupun simultan?

1.3 Tujuan Penelitian

1.      Untuk mengetahui word of mouth di CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan.

2.      Untuk mengetahui Kualitas domba qurban di CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan.

3.      Untuk mengetahui minat beli domba qurban di CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan.

4.      Untuk mengetahui besarnya pengaruh word of mouth terhadap minat beli konsumen domba qurban di CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan baik secara parsial maupun simultan.

 1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai berikut:

1.        Bagi Penulis

Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan pemahaman dalam menerapkan ilmu yang telah didapat selama berada di bangku kuliah mengenai Manajemen terutama yang berkaitan dengan word of mouth dan kualitas produk terhadap minat beli konsumen.

2.        Bagi CV. Sapi Jalu kabupaten kuningan

Hasil penelitian sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan strategi word of mouth dan Kualitas produk dan mempertahakan peningkatan volume minat beli di CV. Sapi Jalu dalam usaha membuat konsumen merasa puas dan membuat perusahaan lebih maju dan unggul dengan pesaing lainnya.

3.        Bagi STIE Latifah Mubarokiyah

Hasil penulisan ini diharapkan bisa dijadikan tambahan referensi di perpustakaan STIE Latifah Mubarokiyah Suryalaya mengenai strategi word of mouth dan kualitas produk terhadap minat beli konsumen.

4.        Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan penambahan ilmu baru untuk perbandingan penulisan lebih baik dan lebih lanjut untuk masalah yang sama.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1        Penelitian Terdahulu

Berikut beberapa penelitian sebelumnya yang yang dijadikan acuan serta referensi untuk penelitian ini.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No

Nama dan

tahun penelitian

Judul penelitian

Variabel yang diteliti

Alat Analisis

Hasil penelitian

1

(Junior,

2019)

Pengaruh

Word        Of

Mouth

Terhadap

Minat      Beli

Konsumen

(Survei

Terhadap

Konsumen)

Word            of

mouth (X1) Minat beli konsumen (Y)

Regresi       Linear

Sederhana

 

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara word of mouth dengan minat beli. Hasil ini di peroleh dari hasil olahan menunjukan angka

taraf

signifikansinya

0,0000,            hal             ini menunjukkan 0,0000 <0.1 hasil hipotesis dinyatakan diterima jika    taraf signifikansi      yang dilambangkan dengan p 0.1 dan akan ditolak jika p>0.1.

 

 

2

(Agnelia &

Wardhana,

2016)

Pengaruh

Word       Of

Mouth

Terhadap

Minat     Beli

Konsumen

Baraya

Travel Pool Buah Batu (Studi Pada Mahasiswa

Administrasi

Bisnis

Universitas

Telkom

Angkatan

2013)

Word           of

mouth (X1) Minat beli konsumen (Y)

Regresi             Linear Sederhana

Berdasakan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh word of mouth terhadap minat beli konsumen Baraya Travel pool Buah Batu.

Word of Mouth berpengaruh secara positif terhadap minat beli konsumen Baraya Travel pool Buah

Batu                 pada

mahasiswa

Administrasi Bisnis Universitas Telkom angkatan 2013. Berdasarkan hasil

perhitungan

koefisien determinasi (R2 ) dapat diketahui besarnya pengaruh variabel word of mouth (X) terhadap minat beli (Y) adalah sebesar 32,9%. Sedangkan sisanya sebesar 67,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti strategi pemasaran dan lain-lain.

 

3

(Nababan &

Susanto,

2019)

Analisis

Pengaruh

Kualitas

Produk Dan

Word       Of

Mouth

Terhadap

Keputusan

Pembelian

Kualitas

produk (X1)

Word   of mouth (X2) Keputusan pembelian (Y)

Structural Equation Model (SEM).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk dan word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image dan keputusan

 

 

Dengan

Brand Image

Sebagai

Variabel

Intervening

(Studi Pada

Pengguna

Fladeo)

 

 

pembelian

kemudian brand image berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian.

Sumber: Data Diolah (2023)  

2.2       Landasan Teori

2.2.1 Pemasaran 

Menurut Indrasari, (2019:2) “Pemasaran adalah suatu kegiatan menyeluruh, terpadu, dan terencana, yang dilakukua oleh sebuah organisasi atau institusi dalam melakukan usaha agar mampu mengakomodir permintaan pasar dengan cara menciptakan produk bernilai jual, menentukan harga, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan saling bertukar tawaran yang bernilai bagi konsumen, klien, mitra, dan masyarakat umum.”  

Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada keahlian mereka di bidang pemasaran, produksi, keuangan, maupun bidang lain. Selain it  u juga tergantung pada kemampuan mereka untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan lancar. Pemasaran memegang peranan sebagai suatu faktor penting untuk tetap bertahan menjalankan usaha dan bergelut dalam dunia persaingan. 

Menurut P. dan K. L. K. Kotler, (2009) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok

                   mendapatkan      apa      yang      mereka      butuhkan      dan      inginkan

denganmenciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang

bernilai dengan pihak lain. 

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran

adalah suatu sistem keseluruhan dalam kegiatan bisnis yang dilakukan para pengusaha untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya dengan melakukan perencanaan, penentuan harga, promosi, dan pendistribusian barang-barang yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen.

2.2.2 Manajemen Pemasaran

Keberhasilan sebuah perusahaan yang sukses sangat bergantung pada kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya. Tujuan perusahaan adalah dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan mampu bersaing, hanya memungkinkan perusahaan untuk menjual produknya dan mampu mengatasi tantangan dari pesaing dalam pemasaran.

Menurut Sari dewi, (2022:16) “pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dalam kegiatan  bisnis yang dilakukan para pengusaha untuk mempertahankan  keberlangsungan hidupnya dengan melakukan perencanaan,  penentuan harga, promosi, dan pendistribusian barangbarang  yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para  konsumen.”

Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa manajemen pemasaran adalah melakukan suatu proses untuk menciptakan sesuatu untuk membantu tujuan organisasi atau perusahaan. Kegiatan pemasaran dilakukan melalui proses perencanaan, pengarahan, penetapan harga, distribusi, dan kegiatan promosi.

Menurut Kotler Philip, (2013) mengatakan bahwa pemasaran bersandar pada konsep inti sebagai berikut : 

1.      Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan (Needs, Wants, and Demands) Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia dan harus ada agar dapat menggerakkan manusia sebagai dasar (alasan) untuk berusaha. Keinginan adalah keinginan untuk mencapai pemenuhan kebutuhan tertentu. Permintaan adalah keinginan akan suatu produk tertentu yang didukung dan kemauanauntuk membayar dan membeli produk tersebut. 

2.      Penawaran Pasar Produk, Pelayanan dan Pengalaman (Market Offerings Product, Services and Experiences) Penawaran pasar adalah suatu kombinasi produk dan jasa, informasi atau pengalaman yang ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan mereka akan hal tertentu. 

3.      Nilai Pelanggan dan Kepuasan (Customer Value and Satisfaction) Nilai pelanggan dilihat sebagai kombinasi suatu kualitas, layanan dan harga yang mencerminkan manfaat dan biaya yang berwujud dan tidak berwujud bagi konsumen. Kepuasan layanan seseorang dari kinerja produk yang dirasakan dalam kaitannya dengan harapannya. 

4.      Pertukaran dan Hubungan (Exchanges and Relationships) Pertukaran adalah tindakan mendapatkan objek yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai ketidakseimbangan. Pemasaran terdiri dari tindakan yang dilakukan untuk membangun dan meningkatkan hubungan melalui transaksi dengan target pembeli, pemasok, dan distributor yang melibatkan produk, jasa, ide, atau objek

lain. 

5.      Pasar (Market) Pasar merupakan kumpulan semua pembeli sebenarnya dan potensial memiliki kebutuhan atauakeinginan akan produk atau jasa tertentu yang sama, yang bersedia danamampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu dengan membeli dan menjual.

2.2.3 Bauran Pemasaran

Menurut Kotler Philip, (2013) “Marketing mix is the set of tactical marketing tools that the firm blends to produce the respinse it wants in the target market” artinya bauran pemasaran adalah seperangkat aalat pemasaran taktis yangpmemadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam target pasar.

Bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat komponen dalam strategi pemasaran yang disebut 4P, yaitu : 

A.    Product (Produk) adalah suatu barang, jasa, atau gagasan yang dirancang dan ditawarkan perusahaanzuntuk kebutuhan konsumen.

B.     Price (Harga) adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk mendapatkan produk yang dibelinya.

C.     Place (Tempat) adalah penempatan suatu produk agar tersedia bagi target konsumen, sejenis aktivitas yang berkaitan dengan bagaimana menyampaikan produk dari produsen ke konsumen.

D.    Promotion (Promosi) adalah suatu aktivitas mengkomuni kasikan atau memberikan informasi mengenai produk kepada konsumen dan membujuk target konsumen untuk membeli produk.

2.2.4 Produk 

A. Pengertian produk 

Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya masyarakat tidak pernah terlepas dari mengkonsumsi produk-produk yang beredar dipasar dalam hal memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 

Menurut P. dan K. L. K. Kotler, (2009) “Produk adalah segala

sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi  yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan”.  

Menurut (Assauri, 2010) menyatakan  bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan  kepada pasar dimiliki dan digunakan atau di konsumsi guna  memenuhi kebutuan dan keinginan konsumen.

Maka produk merupakan suatu output yang diciptakan oleh produsen yang ditawarkan kepada konsumen dan dijadikan alat pemuas kebutuhan dan keinginan manusia yang memiliki nilai.

Menurut (P. Kotler & Keller, 2012) “Produk  merupakan elemen kunci dalam keseluruhan penawaran pasar. Selain itu produk juga dapat didefinisikan  sebagai persepsi pelanggan yang dijabarkan oleh produsen  melalui hasil produknya”. 

Maka produsen perlu memahami begitu pentingnya peranan dan arti kualitas produk yang unggul untuk memenuhi harapan konsumen. Para pemilik perusahaan juga umumnya semakin menyadari adanya keterhubungan langsung antara kualitas produk terhadap kepuasan konsumen yang pada akhirnya akan meningkatkan volume penjualan. Keberadaan kepuasan konsumen pada perusahaan merupakan sebuah variabel yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Salah satu tolak ukurnya adalah kualitas produk dari perusahaan itu sendiri. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah produk seperti apa yang sesungguhnya dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen.

B.     Klasifikasi atau Jenis-jenis Produk

Adapun klasifikasi atau jenis-jenis dari produk yang di  konsumsi/digunakan menurut (Indrasari, 2019:28) terbagi menjadi 2

jenis yaitu : 

1.      Produk Konsumsi yaitu produk yang digunakan oleh konsumen  tingkat akhir, jadi konsumen membeli lalu  digunakan langsung sehingga tidak dijual  kembali. Secara umum produk yang sering di  konsumsi masyarakat digolongkan menjadi tiga  bagian diantaranya:Produk kebutuhan sehari- hari, Produk belanjaan, Produk khusus. 

2.      Produk Industri yaitu produk yang dibeli oleh produsen atau  perusahaan, yang nantinya akan dijual kembali  atau digunakan sebagai bahan baku untuk proses produksi sehingga menghasilkan barang lain. Jadi  intinya barang/produk industri digunakan untuk  proses produksi, diantaranya yaitu: 

a.       Materials and parts “bahan baku dan suku  cadang” 

b.      Capital items “barang modal” 

c.       Supplies and services “perlengkapan dan  layanan bisnis”

C.    Pengertian Kualitas Produk

Dalam kegiatan konsumsi produk sehari-hari seorang konsumen tentu memiliki presepsi sendiri terkait produk mana yang sesuai dengan yang dibutuhkan dan inginkan olehnya. Kesesuaian produk yang tersedia dengan apa yang diharapkan oleh konsumen merupakan kunsi dari keberhasilan pelaku usaha dalam memasarkan produknya, kenyamanan, keamanan, kesesuaian dengan harapan konsumen berakar dari baik dan tidaknya kualitas produk yang ditawarkan oleh prlaku usaha kepada konsumen.

Menurut (P. Kotler & Keller, 2012) mendefinisikan “Kualitas produk adalah kemampuan suatu  barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai  bahkan melebihi dari apa yang diinginkan konsumen”.

Sedangkan menurut Menurut ( and A. K. Kotler, 2014) “Kualitas  produk adalah karakter yang dimiliki sebuah produk yang  mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan  konsumen”.  

Maka dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memberikan kepuasan yang sesuai terhadap presepsi konsumen dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

D.    Dimensi Kualitas Produk

Menurut (Alma, 2014) mengemukakan  bahwa tingkat kualitas ditentukan oleh beberapa faktor,  antara lain:

A.    Fungsi suatu barang  kualitas yang hendak dicapai sesuai dengan fungsi untuk  apa barang tersebut digunakan atau dibutuhkan tercermin pada spesifikasi dari barang tersebut seperti  tahan lamanya, kegunaannya, berat, bunyi, ada atau  tidaknya perawatan dan kepercayaannya.

B.     Wujud luar salah satu faktor yang penting dan sering dipergunakan  oleh konsumen dalam melihat suatu barang pertama kalinya, untuk menentukan kualitas barang tersebut,  adalah wujud luar barang itu. Faktor wujud luar yang  terdapat pada suatu barang tidak hanya terlihat dari  bentuk, tetapi juga dari warna, susunan dan hal-hal  lainnya.  

C.     Biaya barang tersebut  umumnya biaya dan harga suatu barang akan  menentukan kualitasobarang tersebut. Hal ini terlihat  dari barang-barang yang mempunyai biaya atau harga  yang mahal, dapat menunjukkan bahwa kualitas barang  tersebut relatif lebih baik. 

Berdasarkan faktor-faktor di atas menyatakan bahwa tingkat kualitas  produk ditentukan oleh tiga faktor, yaitu fungsi dari produk  itu sendiri, wujud luarnya, dan harga barang atau produk  tersebut.

E.     Indikator Kualitas Produk

Adapun menurut (P. Kotler & Keller, 2012) indikator kualitas  produk yaitu : 

1.      Bentuk (Form) yaitu bentuk sebuah produk dapat  meliputi ukuran, bentuk atau struktur fisik produk. 

2.      Fitur (Feature) yaitu fitur produk yang melengkapi fungsi  dasar suatu produk tersebut.  

3.      Penyesuaian (Customization) yaitu dimana pemasar  dapat diferensiasikan produk dengan menyesuaikan  produk tersebut dengan keinginan perorangan. 

4.      Kualitas Kinerja (Performance Quality) yaitu tingkat  dimana karakteristik utama produk beroperasi.  Kualitas menjadi dimensi yang semakin penting untuk diferensiasi ketika perusahaan menerapkan  sebuah model nilai dan memberikan kualitas yang lebih  tinggi dengan uang yang lebih rendah.   

5.      Kualitas Kesesuaian (Conformance Quality) yaitu tingkat  dimana semua unit yang diproduksi identik dan  memenuhi spesifikasi yang dijanjikan.  

6.      Ketahanan (Durability) yaitu ukuran umur operasi harapan produk dalam kondisi biasa atau penuh tekanan,  merupakan atribut berharga untuk produk tertentu. 

7.      Keandalan (Reliability) yaitu ukuran kemungkinan  produk tidak akan mengalami kerusakan atau kegagalan  dalam periode waktu tertentu.

8.      Kemudahan Perbaikan (Repairability) yaitu ukuran kemudahan perbaikan produk ketika produk itu  tidak berfungsi atau gagal. 

9.      Gaya (Style) yaitu menggambarkan penampilan dan rasa  produk kepada pembeli. 

10.  Desain (Design) yaitu totalitas fitur  yang mempengaruhi tampilan, rasa dan fungsi produk  berdasarkan kebutuhan pelanggan.

 

2.2.5 Bauran Promosi

A. Pengertian Bauran Promosi

Dalam mengadapi persaingan bisnis, salah satu kegiatan pemasaran yang diperlukan perusahaan adalah promosi dari bauran pemasaran. Perusahaan mengupayakan  berbagai  bentuk  komunikasi  pemasaran  untuk  mempromosikan  apa  yang  mereka tawarkan untuk mencapai tujuan serta meningkatkan penjualan dari perusahaan agar mendapatkan laba yang maksimal.

Menurut (Kotler Philip, 2013) mengemukakan bahwa bauran promosi (promotion mix) adalah campuran spesifik antara periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan alat

                          pemasaran       langsung      yang      digunakan      perusahaan      untuk

mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan pelanggan.

B. Unsur-unsur bauran promosi

Menurut (P. dan K. L. K. Kotler, 2009) bauran promosi terdiri atas delapan unsur atau metode bauran promosi, adapun definisi dari masing-masing bauran promosi adalah sebagai berikut :

1.      Periklanan (Advertising) 

Periklanan adalah sebagai bentuk terbayar pesentasi non pribadi dan promosi ide, barang, atau jasa dengan sponsor tertentu. 

2.      Penjualan Pribadi (Personal Selling) 

Merupakan presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk tujuan menghasilkan penjualan dan membangun hubungan pelanggan. 

3.      Promosi Penjualan (Sales Promotion) 

Merupakan kegiatan penjualan yang bersifat jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk dan jasa. 

4.      Hubungan Masyarakat (Public Relation) 

Membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan untuk mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani atau menghadapi rumor, berita, dan kejadian tidak menyenangkan. 

5.      Pemasaran Langsung (Direct Marketing) 

Hubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan secara cermat untuk memperoleh respon segera dan membangun hubungan pelanggan yang langgeng, penggunaan surat langsung, telepon, televisi respon langsung, e-mail, internet, dan sarana lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan konsumen tertentu 

6.      Pemasaran Interaktif ( Interactive Marketing) 

Kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk dan jasa. 

7.      Acara dan Pengalaman (Event and Experience) 

Kegiatan dan program yang disponsori oleh perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu. 

8.      Pemasaran dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth) 

Komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antara masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa

 

2.2.6 Word Of Mouth

A. Pengertian Word Of Mouth

Berita yang baik mengenai semua hal yang berhubungan dengan internal perusahaan akan membawa dampak yang menguntungkan bagi sebuah perusahaan sehingga perusahaan selalu menjaga citra yang beredar di masyarakat terkait segala hal yang berkaitan dengan perusahaannya. 

(P. Kotler & Keller, 2012) Word of Mouth Communication (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara personal.

Menurut (Kiki Joesyiana, 2018) Word Of Mouth adalah komunikasi  dari mulut ke mulut tentang pandangan  atau penilaian terhadap suatu produk atau  jasa, baik secara individu maupun  kelompok yang bertujuan untuk  memberikan informasi secara personal.

Word of Mouth merupakan salah satu Bauran promosi  menurut

(lupiyoadi, 2013). Informasi mulut ke mulut ini merupakan  salah satu strategi promosi yang efektif, karena yang akan  menginformasikannya ialah pengguna atau konsumen secara suka rela  tanpa disadari karena kepuasan akan pelayanan atau produk yang  diberikan.

Berdasarkan perngertian yang telah di kemukakan para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa word of mouth merupakan sebuah  kegiatan pemasaran dalam           memberikan     informasi  untuk  mempromosikan dan merekomendasikan suatu merek kepada orang lain

. B. Dimensi Word Of Mouth 

Terdapat lima elemen yang harus diperhatikan dalam mengupayakan word of mouth yang menguntungkan. Menurut (Sernovitz, 2012) terdapat lima T yang harus diperhatikan dalam mengupayakan WOM yang menguntungkan, yaitu:

1.    Talkers (pembicara), adalah kumpulan orang yang memilki antuasiasme dan  hubungan untuk menyampaikan pesan.

2.    Topics (topik), berkaitan dengan apa yang dibicarakan oleh talker. Topik ini  berhubungan dengan sesuatu yang ditawarkan oleh suatu merek.

3.    Tools (alat), mengacu kepada perlengkapan yang diperlukan untuk mempermudah  konsumen dalam melakukan WOM, seperti sampel, kupon atau brosur.

4.    Taking Part (partisipasi), perlunya partisipasi orang lain yang ikut serta dalam  percakapan agar WOM dapat terus berlanjut.

5.    Tracking (pengawasan), suatu tindakan perusahaan untuk mengawasi proses  WOM sehingga perusahaan dapat mengantisipasi terjadinya WOM negatif mengenai  produk atau jasa. 

C.    Jenis-jenis Word Of Mouth

Menurut Hughes (2015) dalam (Joesyiana, 2018) mengemukakan  bahwa jenis – jenis komunikasi word of  mouth dapat di kelompokkan menjadi  dua jenis, yaitu :

a.       Word Of Mouth positif, merupakan  proses penyampaian informasi dari  mulut ke mulut yang dilakukan oleh  individu yang satu ke individu lain  berdasarkan pengalaman yang bersifat  positif terhadap suatu produk, jasa,  maupun perusahaan. 

b.      Word Of Mouth negatif, merupakan  proses interaksi dari mulut ke mulut  yang didasarkan pada pengalaman  negatif yang diperoleh dari individu  yang satu ke individu yang lain  terhadap suatu produk, jasa, atau  perusahaan.

 

 

 

 

 

 

 

D.    Indikator Word Of Mouth

Menurut Babin, Barry (2014) terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai komponen untuk mengukur word of mouth yaitu sebagai berikut:

1.        Kemauan konsumen dalam  membicarakan hal-hal positif tentang  kualitas pelayanan dan produk kepada  orang lain. 

2.        Rekomendasi jasa dan produk  perusahaan kepada orang lain. 

3.        Dorongan terhadap teman atau relasi  untuk melakukan pembelian terhadap  produk dan jasa perusahaan.

 

2.2.7 Minat Beli

A. Pengertian Minat Beli

Kecenderungan konsumen dalam memilih membeli untuk sebuah produk merupakan suatu keadaan yang selalu dikondisikan oleh pelaku usaha agar produk yang dijualnya di beli oleh konsumen.

Menurut (Saputra & Mahaputra, 2022) mendefinisikan “purchase intention is a condition which a person intends to make a purchace of an item or service”. Yang artinya : niat beli adalah suatu kondisi dimana seseorang berniat untuk melakukan pembelian suatu barang atau jasa. 

Menurut (Pebriani & Busyra, 2023) minat beli konsumen ialah  perspektif positif yang muncul dari konsumen  akan produk, rasa tertarik, dan harus terpenuhi  sehingga dorongan kuat muncul untuk memiliki  produk yang dituju.

Sehingga dari beberapa definisi  di atas dapat disimpulkan bahwa minat beli merupakan suatu kecenderungan positif dari seorang konsumen untuk menjatuhkan pilihan pembelian terhadap suatu produk dalam upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginannya. 

B.     Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli

Kecenderungan konsumen dalam memilih suatu produk sehingga memutuskan membeli produk tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sebagaimana menurut (Saputra & Mahaputra, 2022) minat beli dapat timbul dari berbagai faktor antara lain :

1.      Kualitas produk

2.      Harga 

3.      Citra merek 4. Kualitas layanan.

C.    Indikator Minat Beli

Menurut (P. Kotler & Keller, 2012) minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut : 

1.      Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. 

2.      Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain. 

3.      Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya. 

4.      Minat eksploratif, minan ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

 

         2.3       Paradigma Kerangka Pemikiran

Menurut  (P. Kotler & Keller, 2012) arti  minat  beli  konsumen  adalah  sebuah perilaku  konsumen  dimana  konsumen  mempunyai  keinginan  dalam  membeli  atau  memilih  suatu  produk, berdasarkan  pengalaman  dalam  memilih,  menggunakan  dan  mengkonsumsi  atau  bahkan  menginginkan suatu  produk. 

Minat beli menurut (P. Kotler & Keller, 2012) memiliki beberapa indikator yaitu :

1.                  Awareness : Sebagian konsumen tidak menyadari kebutuhan yang dimilikinya, maka dari itu tugas seorang komunikator adalah untuk menciptakan kebutuhan tersebut

2.                  Knowledge : Beberapa konsumen memiliki kebutuhan akan sebuah produk, namun tidak memiliki pengetahuan yang cukup akan produk tersebut, sehingga informasi tentang produk harus bisatersampaikan oleh komunikator

3.                  Liking : Setelah konsumen mempunyai kebutuhan dan informasi, tahap selanjutnya adalah apakah konsumen menyukai produk tersebut apabila konsumen mempunyai rasa suka, maka akan terdapat keinginan untuk membeli

4.                  Preference : Setelah timbul perasaan suka terhadap produk tersebut maka konsumen perlu mengetahui perbandingan produk kita dengan produk lain, mulai dari kemasan, kualitas, nilai, performa, dan lain –lain

5.                  Conviction : Konsumen telah mempunyai produk yang disukai namun belum yakin untuk melakukan proses pembelian, pada tahap ini tugas komunikator adalah meyakinkan konsumen dan menimbuhkan minat beli konsumen untuk membeli

Menurut (P. Kotler & Keller, 2012) Kualitas produk adalah kemampuan suatu  barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai  bahkan melebihi dari apa yang diinginkan konsumen.

Menurut (P. Kotler & Keller, 2012) indikator kualitas  produk yaitu: 

1.                  Bentuk (Form) yaitu bentuk sebuah produk dapat  meliputi ukuran, bentuk atau struktur fisik produk. 

2.                  Fitur (Feature) yaitu fitur produk yang melengkapi fungsi  dasar suatu produk tersebut.  

3.                  Penyesuaian (Customization) yaitu dimana pemasar  dapat diferensiasikan produk dengan menyesuaikan  produk tersebut dengan keinginan perorangan. 

4.                  Kualitas Kinerja (Performance Quality) yaitu tingkat  dimana karakteristik utama produk beroperasi.  Kualitas menjadi dimensi yang semakin penting untuk diferensiasi ketika perusahaan menerapkan  sebuah model nilai dan memberikan kualitas yang lebih  tinggi dengan uang yang lebih rendah.  

5.                  Kualitas Kesesuaian (Conformance Quality) yaitu tingkat  dimana semua unit yang diproduksi identik dan  memenuhi spesifikasi yang dijanjikan.  

6.                  Ketahanan (Durability) yaitu ukuran umur operasi harapan produk dalam kondisi biasa atau penuh tekanan,  merupakan atribut berharga untuk produk tertentu. 

7.                  Keandalan (Reliability) yaitu ukuran kemungkinan  produk tidak akan mengalami kerusakan atau kegagalan  dalam periode waktu tertentu.

8.                  Kemudahan Perbaikan (Repairability) yaitu ukuran kemudahan perbaikan produk ketika produk itu  tidak berfungsi atau gagal. 

9.                  Gaya (Style) yaitu menggambarkan penampilan dan rasa  produk kepada pembeli. 

10.              Desain (Design) yaitu totalitas fitur  yang mempengaruhi tampilan, rasa dan fungsi produk  berdasarkan kebutuhan pelanggan.

Menurut (Kiki Joesyiana, 2018) Word Of Mouth adalah komunikasi  dari mulut ke mulut tentang pandangan  atau penilaian terhadap suatu produk atau  jasa, baik secara individu maupun  kelompok yang bertujuan untuk  memberikan informasi secara personal.

Menurut Babin, Barry (2014) terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai komponen untuk mengukur word of mouth yaitu sebagai berikut:

1.      Kemauan konsumen dalam  membicarakan hal-hal positif tentang  kualitas pelayanan dan produk kepada  orang lain. 

2.      Rekomendasi jasa dan produk  perusahaan kepada orang lain. 

3.      Dorongan terhadap teman atau relasi  untuk melakukan pembelian terhadap  produk dan jasa perusahaan.

Word of mouth dan kualitas produk merupakan beberapa hal yang

mampu mempengaruhi minat beli konsumen, seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh (Fauzy, 2020) menyatakan hasil penelitiannya bahwa kualitas produk secara simultan berpengaruh terhadap minat beli dan Variabel word of mouth merupakan faktor yang paling besar dan

berpengaruh signifikan terhadap minat beli. Sama halnya seperti penelitian yang dilakukan oleh (Rayis, 2022) juga menyatakan bahwa kualitas produk dan Word of mouth memiliki pengaruh positif terhadap minat beli. 

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dapat dibuat paradigma sebagai berikut:

 

Gambar 2.1  Paradigma Kerangka Pemikiran

 

         2.4        Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori dan penelitian terdahulu serta merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti di mana jawaban itu masih bersifat lemah dan perlu dilakukan pengujian secara empiris kebenarannya Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ha : terdapat pengaruh yang signifikan Word of mouth dan Kualitas produk baik secara parsial maupun simultan terhadap keputusan pembelian domba di CV Sapi Jalu Kabupaten Kuningan.

Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan Word of mouth dan Kualitas produk baik secara parsial maupun simultan terhadap keputusan pembelian domba di CV Sapi Jalu Kabupaten Kuningan.

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan uji statistik

(Uji Parsial) dan uji F (Uji Simultan).


BAB III

 METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya (Sugiyono, 2020). 

Jenis penelitian ini dengan deskriptif kuantitatif. Menurut (Sugiyono, 2017) metode penelitian deskriptif adalah metode yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variable yang lain.

Menurut (Sugiyono, 2017) penelitian kuantitatif didefinisikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada positivisme (data konkrit), data penelitian berupa angka angka yang akan diukur menggunakan statistik sebagai alat ukurnya untuk menghasilkan suatu kesimpulan.

3.2 Batasan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah pada penelitian im peneliti membatasi ruang lingkup pembahasan yang hanya pada word of mouth dan kualitas produk yang menjadi objek penelitian adalah CV  Sapi Jalu Kabupaten Kuningan. Batasan penelitian ini bertujuan untuk memfokuskan perhatian pada penelitian dengan memperoleh kesimpulan yang benar pada aspek yang diteliti.  Adapun batasan penelitian, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan sebagai berikut :

1.      Penelitian ini dilaksanakan di CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan

2.      Penelitian ini hanya meneliti pengaruh Word of mouth  dan kualitas produk terhadap minat beli domba pada CV Sapi Jalu Kabupaten Kuningan. 

3.3 Identifikasi Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, organisasi, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu  yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).

3.3.1 Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)(Sugiyono, 2017). Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah word of mouth dan kualitas produk.

3.3.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel dependen atau terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017). Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah minat beli.

3.4 Lokasi Dan Periode Penelitian

3.4.1 Lokasi Penelitian

Lokasi pada penelitian ini adalah CV.Sapi Jalu adalah salah satu CV yang menyediakan hewan domba sebagai hewan yang di potong untuk dikonsumsi dagingnya pada kegiatan qurban. CV jalu terletak di Jalan Cipancar blok lawatan RT. 09 RW. 03 Dusun Pahing Desa Karang Muncang Kecamatan Ciganda mekar Kabupaten Kuningan.

3.4.2 Periode Penelitian

Tabel 3.1 Periode Penelitian

No

Nama kegiatan

Januari 2022

Februari 2023

Maret 2023

 

April 2023

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

Surat perizinan

           

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

Pengajuan judul

 

 

           

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3

Observasi dinas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4

Penyusunan proposal

& bimbingan

 

 

 

 

 

                      

                                  

 

 

 

 

Sumber : Data Diolah (2023)

 

3.5 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah pemberian spesifikasi atau definisi kegiatan atau pembenaran terhadap operasional yang dipakai untuk mengukur suatu variable. Di bawah ini merupakan definisi operasional dari variabel yang terdapat pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

 Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel

No

Definisi variabel

Indikator

Item

Skala

1

(P. Kotler & Keller,

2012) dalam Word of

Mouth

Communication

(WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara personal.

a.Talkers

(pembicara)

1,2

ordinal

b.Topic

(Topik)

3

c.Tools (Alat)

4

d.Talkingpart (Partisipasi)

5

e.Tracking (Pengawasn)

Menurut

(Sernovitz, 2012)

6

2

Menurut (P. Kotler & Keller, 2012)  mendefinisikan dalam “Kualitas produk adalah kemampuan suatu  barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai  bahkan melebihi dari apa yang diinginkan konsumen”.

a.Bentuk 

1,2,3

Ordinal

b.Penyesuaian

4,5

c.Kualitas

6,7

d.Kesesuaian

Menurut             (P.

Kotler & Keller,

2012)

8

3

Menurut (P. Dan K. L. K. Kotler, 2009)

Minat                   beli

a.minat transaksional

1,2

Ordinal

 

merupakan perilaku yang    muncul sebagai             respon terhadap objek yang menunjukkan

keinginan

konsumen         untuk

melakukan pembelian

b.minat refrensial kepada orang lain

3,4

 

c.minat preferensial

5,6

d.minat

eksploratif

Menurut             (P.

Kotler & Keller,

2012)

7,8

Sumber : data diolah (2023)

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari individu, kelompok, kejadian atau hal minat yang ingin diteliti oleh peneliti (Imama, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang pernah membeli hewan qurban dan aqiqah di CV. Sapi Jalu.

3.6.2 Sampel

Sampel yaitu suatu prosedur pengambilan data di mana hanya sebagian populasi yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi (Siregar, 2015). 

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel Accidental Sampling yaitu bentuk pengambilan sampel berdasarkan kebetulan dimana, siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dan dianggap cocok menjadi sumber data yang akan menjadi sampel penelitian ini (Sugiyono, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang pernah membeli hewan qurban dan aqiqah di CV. Sapi Jalu.

Untuk menentukan ukuran sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Lemeshow karena populasi pelanggan CV Sapi Jalu Kabupaten Kuningan tidak diketahui jumlahnya.

 

𝑍𝑎2𝑥𝑃𝑋𝑄

𝑛 =  

𝐿2

 

Keterangan:  n  = Jumlah sampel minimal yang diperlukan 

                                        = Nilai standar dari distribusi sesuai nilai α = 5% = 1.96 

P                                            = Prevalensi outcome, karena data belum didapat, maka dipakai 50% 

Q                                          = 1 – P 

L  = Tingkat ketelitian 10% Berdasarkan rumus, maka diperoleh hasil jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 96 responden.

 

3.7 Jenis Data Dan Teknik Pengumpulan Data

3.7.1 Jenis data 

1.    Data Primer

Data primer adalah data langsung yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Fauzi et al. 2022). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari lapangan atau lokasi penelitian.

2.    Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Fauzi et al. 2022). Peneliti memperoleh data sekunder dari literatur, buku, internet.

3.7.2 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yang digunakan meliputi:

1.        Wawancara

Menurut (Siregar, 2015) Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan/data untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara.

2.        Kuesioner

Menurut (Siregar, 2015) Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar tersebut. Kuesioner dalam penelitian ini akan disebarkan kepada konsumen CV. Sapi Jalu.

3.        Dokumentasi 

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk memperoleh data ataupun dokumen-dokumen baik berupa kertas, gambar dan lain sebagainya serta untuk mendapat gambaran keadaan umum.

3.8 Uji Instrumen Penelitian

3.8.1 Uji Validitas

Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu butir pertanyaan. Skala butir pertanyaan disebut valid, jika melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur yang seharusnya diukur. Jika skala pengukuran tidak valid maka tidak bermanfaat bagi peneliti, sebab tidak mengukur apa yang seharusnya dilakukan. (danang sunyoto, 2012). peneliti akan menggunakan metode komputerisasi SPPS 20.

Menurut (Sujarweni, 2017) untuk mengukur validitas kuesioner menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑛(𝛴𝑋��) − (𝛴𝑋). (𝛴𝑌)

𝑟𝑥𝑦  

 

Keterangan :

R = Korelasi 

X = Skor butir (pertanyaan)  Y = Skor factor (variabel)  n = ukuran sampel dengan taraf signifikan 5%, maka : 

r > r tabel, maka pengukuran adalah valid.  r ≤ r tabel, maka pengukuran adalah tidak valid

3.8.2 Uji Reliabilitas

Uji realibilitas adalah uji yang digunakan untuk menetapkan tingkat konsistensi dalam penelitian atau menetapkan apakah instrumen dapat digunakan lebih satu kali dengan responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten (Riskawati, 2018). 

Pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach karena instrumen penelitian ini berbentuk angket dan skala bertingkat. Rumus Alpha Cronbach sebagai

berikut :

                    𝑘               𝛴𝜎𝑖2

𝑟11 = ()( 1 − 2 )

               𝑘 − 1            𝜎𝑡

 Keterangan :

R11= reliabilitas instrumen yang dicari

K = banyaknya butir pernyataan

Σσi2 = jumlah varians skor tiap-tiap item pernyataan

Σt2 = varians total

Dalam hal ini uji reliabilitas menggunakan metode komputerisasi

SPPS 20 dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

Jika nilai cronbach alpha > 0,60 adalah reliabel

Jika nilai cronbach alpha ≤ 0,60 adalah tidak reliabel

3.9 Teknik Analisis Data

3.9.1 Nilai Jenjang Interval (NJI)

Setelah hasil Kusionernya diketahui dengan presentase dan skoring maka dapat ditentukan intervalnya menggunakan rumus

berikut :

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

NJI = ( )

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛

Dimana nilai jenjang Interval adalah interval untuk menentukan hasil dari penelitian ini sangat baik, baik, buruk, sangat buruk.

3.9.2 Method Of Succesive Interval (MSI)

Transformasi data harus dilakukan memenuhi syarat analisis para metrik dimana data ordinal dinaikkan menjadi interval. Dalam penelitian ini data ordinal ke interval pada setiap variabel nya menggunakan MSI. Hasil transformasi data ordinal ke interval variabel (X) Kualitas Produk dan variabel (Y) Kepuasan Konsumen.

Transformasi data dari ordinal ke interval menggunakan bantuan Microsoft Excel 2019.

Langkah-langkah transformasi data ordinal ke interval adalah sebagai berikut:

1.    Mencari skor terbesar dan terkecil

2.    Mencari nilai rentang (R)

3.    Mencari banyaknya kelas

4.    Mencari panjangnya kelas

5.    Membuat tabulasi dengan tabel penolong

6.    Mencari rata-rata (mean)

7.    Mencari simpangan baku

8.    Mengubah data ordinal ke data interval dengan rumus 

𝑋𝑖 − 𝑥̅

𝑇𝑖 = 50 + 10 .                           

𝑆𝐷

Keterangan : 

Xi = variabel data ordinal

x = mean (rata-rata)

SD = standar deviasi

3.9.3 Uji Asumsi Klasik

3.9.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal Dalam Ghazali, untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov dilihat dari nilai residual. Dikatakan normal bila nilai residual (Albert Kurniawan, 2014).

Pendekatan normalitas secara statistik adalah dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov merupakan uji normalitas yang umum digunakan karena dinilai lebih sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi. Kolmogorov-smirnov bisa dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

𝐾𝑆 = [𝐹𝑡 − 𝐹𝑠)

Keterangan :

KS= kolmogorov-smirnov

Ft = probability kumulatif normal

Fs = probability kumulatif empiris (1/ data ke n)

Menurut sugiyono (2017:229) kriteria pengambilan keputusan Kolmogorov-smirnov adalah:

1.      Apabila hasil perhitungan KS dengan Sig (2-tailed)

<0,05 berarti distribusi sampel tidak normal.

2.      Apabila hasil perhitungan KS dengan Sig.(2-tailed) >

0,05 berarti distribusi sampel normal.

3.9.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolineritas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu.

Uji multikolineritas dilakukan juga bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Beberapa Kriteria menurut (Albert Kurniawan, 2014) untuk mendeteksi

multikolineritas pada suatu model adalah sebagai berikut:

a.       Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,70, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas. Semakin tinggi VIF, maka semakin rendah Tolerance.

b.      Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dan 0,70, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas. Jika lebih dari 0,70 maka diasumsikan terjadi korelasi (interaksi hubungan) yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolineritas.

c.       Jika nilai koefisien determinasi, baik nilai R maupun Adjusted R di atas 0,60, namun tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen, maka diasumsikan model terkena

multikolineritas.

3.9.3.3 Uji Heterokedastisitas

                                                Menurut      (Mardiatmoko,      2020)      Heteroskedastisitas 

merupakan  keadaan  dimana  terjadi  ketidaksamaan  varian  dari  residual  untuk semua  pengamatan  pada  model  regresi.  Cara  pengujiannya  dengan  Uji  Glejser.  Pengujian  dilakukan dengan meregresikan variable-variabel bebas terhadap nilai absolute residual. Residual adalah selisih antara  nilai  variabel  Y  dengan  nilai  variabel  Y  yang  diprediksi,  dan  absolut  adalah  nilai  mutlaknya (nilai positif semua).

3.9.3.4 Uji Linearitas

Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linearitas Hal ini dimaksudkan apakah garis regresi atara X dan Y membentuk garis linear atau tidak. Uji ini ditentukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas sebagai prediktor mempunyai hubungan linear atau tidak dengan

variabel terikat.

3.9.4 Analisis Regresi Berganda

Analisis data dibutuhkan untuk memenuhi tujuan penelitian, menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang telah di rumuskan, sehingga memenuhi tujuan penelitian yang direncanakan. 

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitan ini adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui atau mengukur pengaruh antara variabel bebas terhadap veriabel terikat. 

Adapun rumus regresi linier berganda menurut Sugiyono, adalah sebaggai berikut:

Y = a +b1X1+b2X2+e

Keterangan : Y = minat beli a = konstanta b = koefisien

X1 = word of mouth

X2 = kualitas produk

3.9.5 Koefisien korelasi

                                                        Analisis yang digunakan untuk mengetahui kuat atau

lemahnya arah hubungan antara variabel (X) dengan variabel  (Y), dengan menggunakan program software SPSS.

                                                          Perhitungan Koefisien korelasi menggunakan rumus

sebagai berikut:

 Untuk mengetahui apakah suatu koefisien korelasi tersebut termasuk kuat atau lemah maka menggunakan batas-batasan

sebagai berikut:

Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199

Sangat rendah

0,200 – 0,399

Rendah

0,400 – 0,599

Cukup

0,600 – 0,799

Kuat

0,800 – 1,000

Sangat kuat

3.9.6 Koefisien determinasi

 Koefisien determinasi merupakan suatu alat utama untuk mengetahui sejauh mana tingkat hubungan antara variabel X dan Y (Boedijoewono, 2012).

Besarnya nilai koefisien terletak antara 0 dan 1. jika determinan = 0 atau mendekati 0 maka hal itu menunjukan tidak adanya hubungan antara variabel independent (X) yakni word of mouth (X1) dan kualitas produk (X2) terhadap variabel dependent yaitu minat beli (Y). Sebaliknya, jika determinan =1 atau mendekati

1 artinya adanya hubungan sempurna antara variabel independent (X) yaitu word of moth dan kualitas produk terhadap variabel (Y) yaitu minat beli. Atau dengan kata lain koefisien determinasi 0 ≤ r²  ≤ 1.

3.9.7 Uji Hipotesis

1. Uji simultan (uji F)

Uji f digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tergantung (Priyatno, 2013). Salah satu cara melakukan uji F adalah dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen. Untuk mengetahui signifikansi atau tidak pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat, maka digunakan probability sebesar 5% (α = 0.05).

Dengan rumus :

𝑅2/ 𝑘

𝐹 = 1 − 𝑅2/(𝑛 − 𝑘 − 1)

Keterangan :

F = Nilai F hitung 

R²= Koefisien determinasi  N= Banyaknya responden  k = Banyaknya variabel yang diamati 

Jika Sig > α (0.05), maka Ho diterima Ha ditolak,  jika Sig < α (0.05), maka Ho ditolak Ha diterima.

2. Uji parsial (Uji T)

Uji t dilakukan untuk membedakan beberapa variabel yang ada dalam sebuah penelitian, apakah antar variabel memiliki perbedaan satu sama lain atau sama.. Uji   ini   dalam   regresi   berganda   digunakan   untuk   mengetahui   apakah   model   regresi   variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen(Mardiatmoko, 2020). 

Uji statistik t pada dasarnya untuk melihat pengaruh variabel X  terhadap variabel Y secara parsial. Untuk menguji hipotesis ini digunakan, uji statistic t tabel (student test) pada tingkat keyakinan 95% atau a =0,05 dan dk = (n-2) dengan rumus sebagai berikut :

 

Keterangan : T = statistik t r = harga yang diperoleh (koefisien korelasi) n = ukuran sampel  dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

1)      Jika thitung > ttabel maka signifikan

2)      Jika thitung ≤ ttabel maka tidak sigifikan

untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat, maka digunakan rumus ɑ = 0,05 dan untuk penerimaan atau penolakan hipotesis digunakan rumus sebagai berikut:

1.      Merumuskan hipotesis Jika Sig<0,05, maka H0 ditolak, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika

Sig>0,05,maka H0 diterima, artinya variabel independen tidak        berpengaruh    secara             parsial terhadap          variabel dependen. 

2.      Merusmuskan kesimpulan 

Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima  Jika sig > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

CV Sapi Jalu adalah sebuah usaha yang bergerak di bidang pembibitan , penggemukan peternakan domba qurban. Usaha ini didirikan pada tahun 2013 oleh Rustawa, seorang pemilik yang berdedikasi dan berpengalaman dalam industri peternakan. Lokasi usaha terletak di Jalan Cipancar Blok Lawatan, RT 09 RW 03, Dusun Pahing, Desa Karangmuncang, Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan. Dengan luas tanah sebesar 4644 m2 dan luas bangunan sebesar 1820 m2, CV Sapi Jalu memiliki fasilitas yang memadai untuk menjalankan operasional peternakan domba. Fokus utama dari usaha ini adalah pembibitan dan penggemukan domba qurban berkualitas tinggi yang siap dipasok pada saat musim qurban tiba.

CV Sapi Jalu mengutamakan kualitas dan kesehatan hewan ternaknya. Mereka memastikan bahwa domba-domba yang dipelihara mendapatkan perawatan yang baik, pakan yang berkualitas, dan pemeliharaan yang optimal. Selain itu, usaha ini juga berkomitmen untuk menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan peternakan demi kesehatan dan kenyamanan hewan ternak.

Dengan pengalaman bertahun-tahun dalam industri peternakan, CV Sapi Jalu telah membangun reputasi sebagai penyedia domba qurban terpercaya di daerah Kabupaten Kuningan dan sekitarnya. Mereka melayani permintaan dari individu, kelompok, maupun lembaga dalam memenuhi kebutuhan domba qurban untuk perayaan Idul Adha.

Profil CV Sapi Jalu mencerminkan dedikasi dalam menghasilkan domba qurban berkualitas tinggi, dengan perhatian pada kesehatan ternak dan kepuasan pelanggan. Usaha ini terus berkembang dan menjadi pilihan utama bagi mereka yang mencari domba qurban yang berkualitas dan dihasilkan dengan profesionalisme yang tinggi. Usaha CV Sapi Jalu memiliki visi menjadi pelopor peternakan terbaik dalam memberikan hasil pelatihan, penelitian, pengembangan, dan pemasaran domba qurban di Indonesia. Mereka berkomitmen untuk memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, karyawan, dan dunia usaha peternakan di Indonesia.

4.1.2. Struktur Organisasi CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan

SUSUNAN KEPENGURUSAN

CV. SAPI JALU

Anggota

1.    Sugandi                 8. Didi Rosidi

2.    Fifit Mulayana    9. Asep

3.    Ahmadi                10. Taopik

4.    Ahda

5.    Iman Kadrisman

6.    Muslihin

7.    Nardi

 

1.      SUGANDI

2.      FIFIT MULYANA

3.      AHMADI

4.      AHDA

5.      IMAN KADARISMAN

6.      TAOPIK

7.      MUSLIHIN

8.      NARDI

9.      DIDI ROSIDI

10.  ASEP

 

 

11.  SUGANDI

12.  FIFIT MULYANA

13.  AHMADI

14.  AHDA

15.  IMAN KADARISMAN

16.  TAOPIK

17.  MUSLIHIN

18.  NARDI

19.  DIDI ROSIDI

20.  ASEP

 

 

 

Pakan Konsentrat

1.    Juandi

2.    Emung Camung

 
 

 

 

 

 

 

 


4.2  Analisis Data

4.2.1 Analisis deskriptif

A. Deskripsi Karakteristik Responden

            Responden dalam penelitian ini adalah konsumen CV.sapi Jalu sebanyak 60 orang dengan cara menyebarkan google form. Terdapat karakteristik responden yang dimasukan dalam penelitian, yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.

 Pada table berikut ini menunjukan pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Jumlah Responden

Persentase (%)

Laki-laki

48

80%

Perempuan

12

20%

Jumlah

60

100%

     Sumber : Data Primer diolah 2023

Berdasarkan jawaban responden yang di dapat melalui kuesioner, responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 48 orang atau 80% dan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 12 orang atau 20%.

 

 

 

 

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Pada table berikut ini menunjukan pengelompokan responden berdasarkan usia :

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

 

Usia

Jumlah Responden

Persentase (%)

31-40 Tahun

13

22%

41-50 Tahun

30

50%

> 50 Tahun

17

28%

        Jumlah

60

100%

    Sumber : Data Primer Diolah 2023

Berdasarkan jawaban responden yang di dapat melalui kuesioner, diketahui bahwa responden CV. Sapi Jalu rata-rata berusia 41-50 Tahun yaitu sebanyak 50%.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan jawaban responden yang di dapat melalui kuesioner, diketahui bahwa responden CV. Sapi Jalu berjumlah 60 orang bekerja sebagai wiraswasta.

B. Deskripsi Jawaban Responden

1. Jawaban Responden Terhadap Word Of Mouth Pada CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan

            Didalam Penelitian ini untuk mengetahui mengenai Word Of Mouth pada CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan dilakukan dengan cara penyebarkan kuesioner yang terdiri dari beberapa pernyataan yang diberikan kepada para responden di CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan untuk diisi, kuesioner tersebut diberikan kepada 60 responden.

            Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai Word Of Mouth pada CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan menggunakan jenjang interval sebagai berikut:

            Dalam penelitian mengenai Word Of  Mouth pada CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan., untuk lebih jelasnya dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang terdiri dari daftar pernyataan-pernyataan yang diberikan kepada para konsumen pada CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan untuk diisi, dan kuesioner tersebut diberikan kepada 60 orang konsumen.

Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai Word Of Mouth pada CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan dapat dihitung dengan menggunakan jenjang interval sebagai berikut:

Nilai tertinggi : 60 x 5 = 300

Nilai terendah : 60 x 1 =  60

Jumlah kriteria pernyataan : 5

NJI

 

Klasifikasi untuk penilaian setiap item pernyataan adalah:

60 – 107

Sangat Tidak Baik

108 – 155

Tidak Baik

156 – 203

Kurang Baik

204 – 251

Baik

252 – 300

Sangat Baik

 

Adapun tanggapan responden terhadap pernyataan yang diberikan sebagai berikut:

Tabel 4.3

Saya mengajak rekan dan sanak keluarga untuk membeli domba aqiqah dan kurban CV. Sapi Jalu

 

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

21

105

41%

Sangat Baik

Setuju

4

34

136

53,2%

Ragu-ragu

3

5

15

5,8%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

256

100%

Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

 

            Berdasarkan hasil penelitian mengenai konsumen mengajak rekan dan sanak keluarga untuk membeli domba aqiqah dan kurban CV. Sapi Jalu menunjukkan jumlah skor 256, dimana jumlah skor terbesar yaitu 136 dengan jumlah responden 34 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya bahwa konsumen CV. Sapi Jalu sebagian besar selalu mengajak rekan atau keluarganya untuk membeli domba di CV. Sapi Jalu.

 

 

Tabel 4.4

Saya senang membicarakan pentingnya memilih domba dengan kualitas yang baik di CV. Sapi Jalu

 

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

21

105

40,7%

Sangat Baik

Setuju

4

36

144

55,8%

Ragu-ragu

3

3

9

3,5%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

258

100%

Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

 

Berdasarkan hasil penelitian mengenai konsumen senang membicarakan pentingnya memilihi domba dengan kualitas yang baik di CV. Sapi Jalu menunjukkan jumlah skor 258, dimana jumlah skor terbesar yaitu 144 dengan jumlah responden 36 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya kosumen merasa senang apabila sedang melakukan sharing terkait pentingnya memilih jenis domba berkualitas baik.

Tabel 4.5

CV. Sapi Jalu merupakan tempat yang tepat membeli domba aqiqah dan kurban

 

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

23

115

44,7%

Sangat

Baik

Setuju

4

31

124

48,2%

Ragu-ragu

3

6

18

7,1%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

257

100%

Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

            Berdasarkan hasil penelitian mengenai CV. Sapi Jalu merupakan tempat yang tepat membeli domba menunjukkan jumlah skor 257, dimana jumlah skor terbesar yaitu 124 dengan jumlah responden 31 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya masyarakat atau konsumen setuju apabila CV. Sapi Jalu merupakan tempat yang tepat dalam pembelian domba.

Tabel 4.6

Terkadang saya menggunakan sosial media untuk memberitahu rekan yang membutuhkan domba di CV. Sapi Jalu

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

22

110

42,3%

Sangat Baik

Setuju

4

36

144

55,4%

Ragu-ragu

3

2

6

2,3%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

260

100%

Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

 

Berdasarkan hasil penelitian mengenai terkadang konsumen menggunakan sosial media untuk memberitahu rekan yang membutuhkan domba di CV. Sapi Jalu menunjukkan jumlah skor 260, dimana jumlah skor terbesar yaitu 144 dengan jumlah responden 36 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya konsumen terkadang memberikan info terkait domba kepada rekannya melalui sebuah sosial media.

Tabel 4.7

Banyak orang yang membicarakan terkait domba yang ditawarkan CV. Sapi Jalu

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

21

105

40,7%

Sangat Baik

Setuju

4

36

144

55,8%

Ragu-ragu

3

3

9

3,5%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

258

100%

            Berdasarkan hasil penelitian mengenai banyak orang yang membicarakan terkait domba yang ditawarkan CV. Sapi Jalu menunjukkan jumlah skor 258, dimana jumlah skor terbesar yaitu 144 dengan jumlah responden 36 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya penawaran CV. Sapi Jalu dilakukan baik sehingga para banyak konsumen yang membicarakan terkait domba yang ditawarkan.

Tabel 4.8

Mutu dari domba yang ditawarkan di CV. Sapi Jalu sangat dapat dipercaya oleh konsumen

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

15

75

30,6%

Baik

Setuju

4

35

140

57,2%

Ragu-ragu

3

10

30

12,2%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

245

100%

Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

           

Berdasarkan hasil penelitian mengenai domba yang ditawarkan oleh penjual merupakan domba yang sesuai dengan iklan yang ada menunjukkan jumlah skor 245, dimana jumlah skor terbesar yaitu 140 dengan jumlah responden 35 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori baik. Artinya CV. Sapi Jalu memberikan mutu penawaran yang baik sehingga mendapatkan kepercayaan dari para konsumen.

 

 

 

 

Tabel 4.9

Rekapitulasi Variabel Word Of Mouth (X1)

No.

Uraian

Skor

Tertinggi

Skor yang Dicapai

Kategori

1

Saya mengajak rekan dan sanak keluarga untuk membeli domba aqiqah dan kurban CV. Sapi Jalu

 

60 x 5 = 300

256

Sangat Baik

2

Saya senang membicarakan pentingnya memilih domba dengan kualitas yang baik di CV. Sapi Jalu

 

60 x 5 = 300

258

Sangat Baik

3

CV. Sapi Jalu merupakan tempat yang tepat membeli domba aqiqah dan kurban

 

60 x 5 = 300

257

Sangat Baik

4

Terkadang saya menggunakan sosial media untuk memberitahu rekan yang membutuhkan domba di CV. Sapi Jalu

60 x 5 = 300

260

Sangat Baik

5

Banyak orang yang membicarakan terkait domba yang ditawarkan CV. Sapi Jalu

 

60 x 5 = 300

258

Sangat Baik

6

Mutu dari domba yang ditawarkan di CV. Sapi Jalu sangat dapat dipercaya oleh konsumen

60 x 5 = 300

245

Baik

Jumlah

1800

1534

Sangat Baik

            Sumber: Data primer setelah diolah, 2023

 

Nilai tertinggi secara keseluruhan       : 60 x 5 x 6 = 1800

Nilai terendah secara keseluruuhan     : 60 x 1 x 6 = 360

Jumlah kriteria pernyataan                  : 5

NJI

 

Klasifikasi untuk penilaian setiap item pernyataan adalah:

360 – 647

Sangat Tidak Baik

648 935

Tidak Baik

9361223

Kurang Baik

12241511

Baik

15121800

Sangat Baik

 

            Berdasarkan Tabel mengenai hasil rekapitulasi indikator Word Of Mouth didapat angka 1534 termasuk pada klasifikasi sangat baik dan yang memiliki skor tertinggi yaitu terkadang konsumen menggunakan sosial media untuk memberitahu rekan yang membutuhkan domba di CV. Sapi Jalu dengan skor 260. Sedangkan nilai terendah yaitu domba yang ditawarkan oleh penjual merupakan domba yang sesuai dengan iklan yang ada dengan skor 245. Secara keseluruhan indikator variabel Word Of Mouth sudah maksimal, namun perlu ditingkatkan dalam mempromosikannya sehingga para konsumen menjadi langganan tetap.

2. Jawaban Responden Terhadap Kualitas Produk Pada CV. Sapi Jalu

Dalam penelitian mengenai Kualitas Produk pada CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan, untuk lebih jelasnya dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang terdiri dari daftar pernyataan-pernyataan yang diberikan kepada para konsumen pada CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan untuk diisi, dan kuesioner tersebut diberikan kepada 60 orang konsumen.

Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai Kualitas Produk pada CV. Sapi Jalu Kabupaten Kuningan dapat dihitung dengan menggunakan jenjang interval sebagai berikut:

Nilai tertinggi : 60 x 5 = 300

Nilai terendah : 60 x 1 =  60

Jumlah kriteria pernyataan : 5

NJI

Klasifikasi untuk penilaian setiap item pernyataan adalah:

60 – 107

Sangat Tidak Baik

108 – 155

Tidak Baik

156 – 203

Kurang Baik

204 – 251

Baik

252 – 300

Sangat Baik

 

 

 

 

Adapun tanggapan responden terhadap pernyataan yang diberikan sebagai berikut:

Tabel 4.10

Domba yang ditawarkan oleh penjual merupakan domba yang sesuai dengan iklan yang ada

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

15

75

29.9%

Baik

Setuju

4

41

164

65,3%

Ragu-ragu

3

4

12

4,8%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

251

100%

Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

           

Berdasarkan hasil penelitian mengenai domba yang ditawarkan oleh penjual merupakan domba yang sesuai dengan iklan yang ada, karena pemilik mengerti bagaimana menempatkan domba pada kandang yang tepat menunjukkan jumlah skor 251, dimana jumlah skor terbesar yaitu 164 dengan jumlah responden 41 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori baik yang artinya CV. Sapi jalu menjual domba sesuai dengan iklan yang ada sehingga tidak mengecewakan konsumen.

Tabel 4.51

Domba yang dijual di CV. Sapi Jalu merupakan domba yang tidak memiliki penyakit, karena pemilik mengerti bagaimana menempatkan domba pada kandang yang tepat

 

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

17

85

33,7%

Sangat Baik

Setuju

4

38

152

60,3%

Ragu-ragu

3

5

15

6%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

252

100%

Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

Berdasarkan hasil penelitian mengenai domba yang dijual di CV. Sapi Jalu merupakan domba yang tidak memiliki penyakit, karena pemilik mengerti bagaimana menempatkan domba pada kandang yang tepat menunjukkan jumlah skor 252, dimana jumlah skor terbesar yaitu 152 dengan jumlah responden 38 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik artinya domba domba yang dijual pada CV. Sapi jalu adalah domba yang tidak memiliki penyakit dan dinyatakan sehat, sehingga tidak membuat konsumen kecewa.

Tabel 4.52

Domba yang saya beli di CV. Sapi Jalu adalah domba yang tidak cacat

 

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

17

85

33,6%

Sangat Baik

Setuju

4

39

156

61,7%

Ragu-ragu

3

4

12

4,7%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

253

100%

Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

 

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Domba yang saya beli di CV. Sapi Jalu adalah domba yang tidak cacat menunjukkan jumlah skor 253, dimana jumlah skor terbesar yaitu 156 dengan jumlah responden 39 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik artinya domba pada CV. Sapi jalu adalah domba domba yang tidak memiliki kecacatan.

 

 

 

 

Tabel 4.53

CV. Sapi Jalu menjual domba yang sesuai dengan yang saya inginkan

 

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

24

120

46,2%

Sangat Baik

Setuju

4

32

128

49,2%

Ragu-ragu

3

4

12

4,6%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

260

100%

Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

 

Berdasarkan hasil penelitian mengenai CV. Sapi Jalu menjual domba yang sesuai dengan yang saya inginkan menunjukkan jumlah skor 260, dimana jumlah skor terbesar yaitu 128 dengan jumlah responden 32 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik artinya CV. Sapi jalu menjual domba sesuai dengan apa yang diminati dipasaran dan sesuai dengan kenginan konsumen.

Tabel 4.54

Harapan konsumen terkait domba yang konsumen butuhkan ada di CV. Sapi Jalu

 

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

18

90

35,3%

Sangat Baik

Setuju

4

39

156

61,2%

Ragu-ragu

3

3

9

3,5%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

255

100%

Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

 

Berdasarkan hasil penelitian mengenai harapan konsumen terkait domba yang konsumen butuhkan ada di CV. Sapi Jalu menunjukkan jumlah skor 255, dimana jumlah skor terbesar yaitu 156 dengan jumlah responden 39 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik artinya CV. Sapi jalu menjual domba sudah memenuhi harapan konsumen, sehingga konsumen yang ada tidak kecewa atas apa yang mereka dapatkan.

Tabel 5.5

Daging domba yang dijual oleh CV. Sapi Jalu memiliki tingkat lemak yang sangat rendah

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

20

100

38,7%

Sangat Baik

Setuju

4

38

152

59%

Ragu-ragu

3

2

6

2,3%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

258

100%

Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

           

Berdasarkan hasil penelitian daging domba yang dijual oleh CV. Sapi Jalu memiliki tingkat lemak yang sangat rendah menunjukkan jumlah skor 258, dimana jumlah skor terbesar yaitu 152 dengan jumlah responden 38 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik artinya banyak konsumen yang menyukai daging domba dengan lemak yang sangat rendah, dan CV. Sapi Jalu menjual dengan memenuhi keinginan konsumen.

Tabel 4.56

Domba yang ada di CV. Sapi Jalu merupakan domba dengan kualitas tinggi

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

20

100

39%

Sangat Baik

Setuju

4

37

148

57,5%

Ragu-ragu

3

3

9

3,5%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

257

100%

Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

           

Berdasarkan hasil penelitian mengenai domba yang ada di CV. Sapi Jalu merupakan domba dengan kualitas tinggi menunjukkan jumlah skor 257, dimana jumlah skor terbesar yaitu 148 dengan jumlah responden 37 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya semua domba yang dijual pada CV. Sapi Jalu yaitu domba domba yang terbukti memiliki kualitas tinggi dan terpilih.

Tabel 4.57

Tempat peternakan memiliki kebersihan yang baik sehingga domba tidak rentan terkena penyakit

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

18

90

35,3%

Sangat Baik

Setuju

4

39

156

61,2%

Ragu-ragu

3

3

9

3,5%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

255

100%

Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

 

            Berdasarkan hasil penelitian mengenai Tempat peternakan memiliki kebersihan yang baik sehingga domba tidak rentan terkena penyakit menunjukkan jumlah skor 255, dimana jumlah skor terbesar yaitu 156 dengan jumlah responden 39 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya tempat ternak domba pada CV. Sapi jalu terjamin kebersihannya sehingga domba domba yang dijual terbukti tidak rendak terkena penyakit.

 

 

 

 

Tabel 4.58

Rekapitulasi Variabel Kepuasan Produk (X2)

No.

Uraian

Skor

Tertinggi

Skor yang Dicapai

Kategori

1

Domba yang ditawarkan oleh penjual merupakan domba yang sesuai dengan iklan yang ada

60 x 5 = 300

251

Sangat Baik

2

Domba yang dijual di CV. Sapi Jalu merupakan domba yang tidak memiliki penyakit, karena pemilik mengerti bagaimana menempatkan domba pada kandang yang tepat

60 x 5 = 300

252

Sangat Baik

3

Domba yang saya beli di CV. Sapi Jalu adalah domba yang tidak cacat

60 x 5 = 300

253

Sangat Baik

4

CV. Sapi Jalu menjual domba yang sesuai dengan yang saya inginkan

60 x 5 = 300

260

Sangat Baik

5

Harapan saya terkait domba yang saya butuhkan ada di CV. Sapi Jalu

60 x 5 = 300

255

Sangat Baik

6

Daging domba yang dijual oleh CV. Sapi Jalu memiliki tingkat lemak yang sangat rendah

60 x 5 = 300

258

Baik

7

Domba yang ada di CV. Sapi Jalu merupakan domba dengan kualitas tinggi

60 x 5 = 300

257

 

Sangat Baik

8

Saya merasa tempat peternakan memiliki kebersihan yang baik sehingga domba tidak rentan terkena penyakit

60 x 5 = 300

255

Sangat Baik

Jumlah

2400

2041

Sangat Baik

            Sumber: Data primer setelah diolah, 2023

 

Nilai tertinggi secara keseluruhan       : 60 x 5 x 8 = 2400

           

Nilai terendah secara keseluruuhan     : 60 x 1 x 8 = 480

 

Jumlah kriteria pernyataan                  : 5

 

NJI

 

Klasifikasi untuk penilaian setiap item pernyataan adalah:

480863

Sangat Tidak Baik

864 1247

Tidak Baik

12481631

Kurang Baik

16322015

Baik

20162400

Sangat Baik

 

            Berdasarkan Tabel mengenai hasil rekapitulasi indikator Kualitas Produk didapat angka 2041 termasuk pada klasifikasi sangat baik dan yang memiliki skor tertinggi yaitu harapan konsumen terkait domba yang konsumen butuhkan ada di CV. Sapi Jalu dengan skor 260. Sedangkan nilai terendah yaitu domba yang dijual di CV. Sapi Jalu merupakan domba yang tidak memiliki penyakit, karena pemilik mengerti bagaimana menempatkan domba pada kandang yang tepat dengan skor 251. Secara keseluruhan indikator variabel Kualitas Produk sudah cukup baik, namun perlu ditingkatkan dalam menjaga dan mempertahankan produk agar daya saing yang dimiliki oleh CV. Sapi Jalu tetap terjaga.

 

 

Tabel 4.59

Saya hanya ingin membeli domba yang sesuai dengan kebutuhan saya

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

15

75

30,4%

Baik

Setuju

4

38

152

61,2%

Ragu-ragu

3

7

21

8,4%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

248

100%

Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

 

            Berdasarkan hasil penelitian mengenai konsumen hanya ingin membeli domba yang sesuai dengan kebutuhan konsumen menunjukkan jumlah skor 248, dimana jumlah skor terbesar yaitu 152 dengan jumlah responden 38 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori baik. Artinya konsumen hanya membeli domba sesuai dengan kebutuhannya.

Tabel 4.60

Saya tidak pernah membeli domba yang tidak baik dari CV. Sapi Jalu

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

21

105

41,5%

Sangat Baik

Setuju

4

31

124

49,1%

Ragu-ragu

3

8

24

9,4%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

253

100%

Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

 

Berdasarkan hasil penelitian mengenai konsumen tidak pernah membeli domba yang tidak baik dari CV. Sapi Jalu menunjukkan jumlah skor 253, dimana jumlah skor terbesar yaitu 124 dengan jumlah responden 31 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya karyawan merasa puas membeli domba di CV. Sapi Jalu karena tidak pernah membeli domba yang tidak baik.

Tabel 4.61

Saya melihat beberapa domba yang sesuai dengan yang saya inginkan

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

16

80

32,5%

Baik

Setuju

4

35

140

56,7%

Ragu-ragu

3

9

27

10,8%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

247

100%

Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

 

Berdasarkan hasil penelitian mengenai konsumen melihat beberapa domba yang sesuai dengan yang saya inginkan menunjukkan jumlah skor 247, dimana jumlah skor terbesar yaitu 140 dengan jumlah responden 35 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori baik. Artinya konsumen melihat beberapa domba yang sesuai dengan yang diinginkan di CV. Sapi Jalu.

Tabel 4.62

Saya tertarik dan merasa cocok untuk membeli domba di CV. Sapi Jalu

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

29

145

55%

Sangat Baik

Setuju

4

30

120

44%

Ragu-ragu

3

1

3

1%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

268

100%

Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

 

Berdasarkan hasil penelitian mengenai konsumen tertarik dan merasa cocok untuk membeli domba di CV. Sapi Jalu menunjukkan jumlah skor 268, dimana jumlah skor terbesar yaitu 145 dengan jumlah responden 29 yang memilih sangat setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya konsumen tertarik dan merasa cocok telah membeli domba di CV. Sapi Jalu.

Tabel 4.63

Saya akan kembali membeli domba lagi ke CV. Sapi Jalu

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

20

100

39,2%

Sangat Baik

Setuju

4

35

140

54,9%

Ragu-ragu

3

5

15

5,9%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

255

100%

Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

 

Berdasarkan hasil penelitian mengenai konsumen akan kembali membeli domba lagi ke CV. Sapi Jalu menunjukkan jumlah skor 255, dimana jumlah skor terbesar yaitu 140 dengan jumlah responden 35 yang memilih  setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya konsumen merasa puas dengan domba yang dijual di CV. Sapi Jalu dan ingin membelinya kembali.

Tabel 4.64

Saya tertarik dengan cara pemeliharaan domba tersebut 

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

20

100

39,2%

Sangat Baik

Setuju

4

35

140

54,9%

Ragu-ragu

3

5

15

5,9%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

255

100%

Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

Berdasarkan hasil penelitian mengenai konsumen tertarik dengan cara pemeliharaan domba tersebut menunjukkan jumlah skor 255, dimana jumlah skor terbesar yaitu 140 dengan jumlah responden 35 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya konsumen tertarik dengan pemeliharaan domba yang dilakukan oleh CV. Sapi Jalu.

Tabel 4.65

Saya percaya CV. Sapi Jalu tidak akan mencurangi saya dalam bertransaksi 

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

22

110

42,6%

Sangat Baik

Setuju

4

34

136

52,7%

Ragu-ragu

3

4

12

4,7%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

258

100%

Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

 

Berdasarkan hasil penelitian mengenai konsumen percaya CV. Sapi Jalu tidak akan mencurangi konsumen dalam bertransaksi menunjukkan jumlah skor 258, dimana jumlah skor terbesar yaitu 136 dengan jumlah responden 34 yang memilih setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya konsumen mempercayai bahwa CV. Sapi Jalu selalu amanah dalam bertransaksi.

Tabel 4.66

Saya yakin tidak ada yang dirahasiakan mengenai informasi yang dibutuhkan oleh saya pada CV. Sapi Jalu terkait domba yang ditawarkan.  

Tanggapan

Nilai

Jumlah Responden

Jumlah Skor

Persentase

Kategori

Sangat Setuju

5

17

85

33,7%

Sangat Baik

Setuju

4

38

152

60,4%

Ragu-ragu

3

5

15

5,9%

Tidak Setuju

2

0

0

0 %

Sagat Tidak Setuju

1

0

0

0%

Jumlah

60

252

100%

Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

 

Berdasarkan hasil penelitian mengenai konsumen yakin tidak ada yang dirahasiakan mengenai informasi yang dibutuhkan oleh konsumen pada CV. Sapi Jalu terkait domba yang ditawarkan menunjukkan jumlah skor 252, dimana jumlah skor terbesar yaitu 152 dengan jumlah responden 38 yang memilih setuju setuju. Dimana jumlah skor termasuk kategori sangat baik. Artinya konsumen meyakini bahwa informasi yang didapat dari CV. Sapi Jalu tidak ada yang dirahasiakan.

Tabel 4.67

Rekapitulasi Variabel Minat Beli (Y)

No.

Uraian

Skor

Tertinggi

Skor yang Dicapai

Kategori

1

Saya hanya ingin membeli domba yang sesuai dengan kebutuhan saya

60 x 5 = 300

248

Baik

2

Saya tidak pernah membeli domba yang tidak baik dari CV. Sapi Jalu

60 x 5 = 300

253

Sangat Baik

3

Saya melihat beberapa domba yang sesuai dengan yang saya inginkan

60 x 5 = 300

247

Baik

4

Saya tertarik dan merasa cocok untuk membeli domba di CV. Sapi Jalu

60 x 5 = 300

268

Sangat Baik

5

Saya akan kembali membeli domba lagi ke CV. Sapi Jalu

 

60 x 5 = 300

255

Sangat Baik

6

Saya tertarik dengan cara pemeliharaan domba tersebut 

60 x 5 = 300

255

Sangat Baik

7

Saya percaya CV. Sapi Jalu tidak akan mencurangi saya dalam bertransaksi  

60 x 5 = 300

258

 

Sangat Baik

8

Saya yakin tidak ada yang dirahasiakan mengenai informasi yang dibutuhkan oleh saya pada CV. Sapi Jalu terkait domba yang ditawarkan

60 x 5 = 300

252

Sangat Baik

Jumlah

2400

2036

Sangat Baik

            Sumber: Data primer setelah diolah, 2023

 

 

Nilai tertinggi secara keseluruhan       : 60 x 5 x 8 = 2400

           

Nilai terendah secara keseluruhan       : 60 x 1 x 8 = 480

 

Jumlah kriteria pernyataan                  : 5

 

NJI

Klasifikasi untuk penilaian setiap item pernyataan adalah:

480863

Sangat Tidak Baik

864 1247

Tidak Baik

12481631

Kurang Baik

16322015

Baik

20162400

Sangat Baik

 

            Berdasarkan Tabel mengenai hasil rekapitulasi indikator Kualitas Produk didapat angka 2036 termasuk pada klasifikasi sangat baik dan yang memiliki skor tertinggi yaitu konsumen percaya CV. Sapi Jalu tidak akan mencurangi konsumen dalam bertransaksi   dengan skor 258. Sedangkan nilai terendah yaitu konsumen melihat beberapa domba yang sesuai dengan yang saya inginkan dengan skor 247. Secara keseluruhan indikator variabel Minat Beli sudah cukup baik, namun ada hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi daya tarik konsumen untuk minat beli yang tinggi dari segi fasilitas untuk merawat domba.

4.2.2 Analisis Statistik

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu alat pengujian terhadap instrument kuesioner yang dibentuk sedemikian rupa untuk mengukur ketepatan, kecermatan dan sah nya suatu instrument kuesioner.

Suatu instrument data dikatakan valid bila mampu serta dapat mengungkapkan data atau informasi dari suatu variabel yang diteliti secara tepat dan mampu mengukur apa yang diinginkan atas penelitian tersebut. Uji validitas digunakan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel

Tabel 4.68

Hasil Perhitungan Uji Validitas Word Of Mouth (X1)

Correlation

Pernyataan

r hitung

r table

Keputusan

Pernyataan 1

0,661

0,2542

Valid

Pernyataan 2

0,838

0,2542

Valid

Pernyataan 3

0,603

0,2542

Valid

Pernyataan 4

0,747

0,2542

Valid

Pernyataan 5

0,673

0,2542

Valid

Pernyataan 6

0,724

0,2542

Valid

     Sumber: Data Primer (Kuesioner), diolah SPSS V.26

 

Hasil uji validitas tersebut, menunjukan ada 6 pernyataan kuesioner variabel Kualitas Produk (X1) > 0,2542 yang berarti data Valid.

 

 

 

 

Tabel 4.69

Hasil Perhitungan Uji Validitas Kualitas Produk (X2)

Correlation

Pernyataan

r hitung

r table

Keputusan

Pernyataan 1

0,495

0,2542

Valid

Pernyataan 2

0,800

0,2542

Valid

Pernyataan 3

0,577

0,2542

Valid

Pernyataan 4

0,781

0,2542

Valid

Pernyataan 5

0,663

0,2542

Valid

Pernyataan 6

0,760

0,2542

Valid

Pernyataan 7

0,586

0,2542

Valid

Pernyataan 8

0,827

0,2542

Valid

 

Uji validitas tersebut, Dalam penelitian ini terdapat 60 responden sehingga diperoleh r tabel  = 0,2542. Pernyataan kuesioner dinyatakan valid apabila  0,2542 dan 8 pernyataan dinyatakan valid.

Tabel 4.70

Uji validitas Minat Beli (Y)

 

Correlation

Pernyataan

r hitung

r table

Keputusan

Pernyataan 1

0, 747

0,2542

Valid

Pernyataan 2

0,593

0,2542

Valid

Pernyataan 3

0,493

0,2542

Valid

Pernyataan 4

0,516

0,2542

Valid

Pernyataan 5

0,692

0,2542

Valid

Pernyataan 6

0,756

0,2542

Valid

Pernyataan 7

0,741

0,2542

Valid

Pernyataan 8

0,620

0,2542

Valid

 

Hasil uji validitas tersebut, menunjukan  pernyataan kuesioner dinyatakan valid karena 8 pernyataan kuesioner variabel kinerja (Y) > 0,2542.

 

2. Uji Reliabilitas

Uji reabilitas digunakan untuk mengukur atau mengetahui tingkat keandalan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Uji reabilitas pada penelitian ini menggunakan cronbach alpha’s sebagai berikut :

                                                               Tabel 4.71

Uji Reliabilitas Variabel (X1)

 

Sumber : Data Primer Kuisioner, diolah SPSS V.26 For Windows

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai cronbach’s alpa adalah 0,803. Artinya bahwa semua item pernyataan variabel X1  pada kuisioner adalah reliabel.

Tabel 4.78

Uji Reliabilitas Variabel (X2)

 

 

Sumber : Data Primer Kuisioner, diolah SPSS V.26 For Windows

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai cronbach’s alpa adalah 0,838. Artinya bahwa semua item pernyataan variabel X2 pada kuisioner adalah reliabel.

 

Tabel 4.79

Uji Reliabilitaas (Y)

 

 

Sumber : Data Primer Kuisioner, diolah SPSS V.26 For Windows

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai cronbach’s alpa adalah 0,799. Artinya bahwa semua item pernyataan variabel Y pada kuisioner adalah reliabel.

B. MSI (Method Succesive Interval)

            Pengubahan data ordinal ke interval variabel word of mouth (X1), kualitas produk (X2), minat beli (Y). Pengubahan data dipergunakan untuk memenuhi syarat analisis parametrik yang mana setidak-tidaknya berskala ordinal.

            Pengubahan data ordinal ke interval menggunakan perhitungan MSI (Method Seccussive Of Interval), untuk hasil perhitungan dari trasnformasi data ordinal ke interval variabel word of mouth (X1), kualitas produk (X2), minat beli (Y) lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.

C. Uji asumsi klasik

1. Uji normalitis

            Uji Normalitas dihitung dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov yaitu dengan membandingkannya nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dengan nilai 0,05. Dibawah ini hasil perhitungan dari uji normalitas

 

Sumber : Data Diolah Peneliti 2023

Berdasarkan Perhitungan Uji Normalitas diketahui nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 yang berarti lebih besar dari 0,05 atas dasar mengacu kepada pengambilan keputusan dalam uji normalitas ini, maka dapat disimpulkan bahwa data yang telah diuji berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

            Untuk mengetahui ada tidaknya masalah multikolinearitas dengan melihat nilai VIF <10 dan nilai tolerance > 0,1 Hasil pengujian uji multikolinearitas pada penelitian ini sebagai seberikut :

Hasil tersebut menunjukan nilai tolerance sebesar 0,975 yang berarti lebih dari 0,1 dan nilai VIF 1,026 yang berarti <10. Maka dari itu dapat dinyatakan bahwa data pana penelitian ini tidak terjadi masalah multikolinearitas dan memenuji uji asumsi klasik

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas pada model regresi linier berganda. Pengujian uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji glejser dengan probabilitas signifikannya dapat dilihat dari tingkat kepercayaan yaitu 5% atau 0,05. Apabila nilai signifikan lebih dari 0,05 maka dapat diartikan tidak terjadi gejalaheteroskedastisitas.

Berdasarkan hasil yang diperoleh diketahui bahwa untuk menguji heteroskedastisitas dengen uji glejser dapat dilihat dari nilai signifikannya, untuk nilai signifikan variabel word of mouth (X1) yaitu 0,505, kualitas produk (X2) yaitu 0,346, nilai tersebut lebih dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi.

D. Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian ini digunakan untuk menganalisis nilai dari pengaruh dua variabel atau lebih terhadap variabel terikat. Perhitungan pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Berikut merupakan perhitungan uji analisis regresi linier berganda :

Hasil dari pengujian diatas maka dapat dilihat pada kolom unstandardized B yang kemudian persaman regresinya sebagai berikut :

 Y : 8734.546 + 0,419 X1 + 0,277 X2

Dimana :

Y : Minat Beli

X1 : word of mouth

X2 : Kualitas Produk

a : 8734.546

b1 : 0,419

b2 : 0,277

Berdasarkan hasil persamaan regresi tersebut, digambarkan bahwa word of mouth (X1), kualitas produk (X2) berpengaruh positif yang berarti setiap kenaikan satu variabel word of mouth (X1) akan berpengaruh 0,419 terhadap minat beli (Y), dan kenaikan satu variabel kualitas produk (X2) akan berpengaruh 0,277 terhadap minat beli (Y)  Dengan signifikan variabel word of mouth (X1) 0,005 < 0,05 dan variabel kualitas produk (X2) 0,017 < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa regresi berganda tersebut dapat digunakan untuk memprediksi minat beli (Y)

E. Koefisien Korelasi Berganda.

Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mencari tahu besarnya pengaruh antara dua variabel bebas atau lebih secara simulta dengan variabel terikat. Jika nikai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka dapat diartikan tidak terdapat korelasi. Sedangkan jika lebih dari 0,05 maka dapat diartikan terdapat korelasi. Berikut merupakan perhitungan koefisien korelasi berganda, yaitu :

Berdasarkan hasil perhitungan besarnya pengaruh antara variabel word of mouth (X1) dan variabel kualitas produk (X2) terhadap variabel minat beli (Y) adalah 0,482 koefisien nilai R hitung berada pada interval 0,400-0,599 yang dapat diartikan hubungan antara variabel word of mouth (X1) dan variabel kualitas produk (X2) terhadap variabel minat beli (Y) di CV. Sapi Jalu memiliki hubungan yang sedang atau memiliki pengaruh yang cukup kuat.

F. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besar kecilnya hubungan antara variabel word of mouth (X1) dan variabel kualitas produk (X2) apakah terdapat meningkatkan atau menurunkan terhadap variabel minat beli (Y). Untuk menentukan koefisien determinasi nilai R Square dapat dilihat dari tabel koefisien korelasi  berganda. Adapun untuk menentukan besarnya koefisien determinasi menggunakan rumus sebagai berikut :

KD = r2 x 100%

KD = 0,232 X 100%

KD = 23,2%

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi antara word of mouth (X1) dan kualitas produk (X2) terhadap minat beli (Y) adalah sebesar 23,2%.hal ini menunjukan tingkat keeratan antara word of mouth (X1) dan kualitas produk (X2) terhadap minat beli (Y) adalah 23,2% dan sisanya 76,8% dipengaruhi oleh variabel ataupun faktor lain.

4.3. Pengujian Hipotesis

A. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)

Uji t untuk mengetahui sebarapa jauh pengaruh variabel bebas yaitu word of mouth (X1) dan kualitas produk (X2) secara indivual dalam menerangkan variabel terikat yaitu minat beli (Y).

1. Variabel word of mouth (X1)

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara word of mouth terhadap Minat Beli

Ha : Terdapat pengaruh antara word of mouth terhadap Minat Beli

            Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS 25. Untuk variabel word of mouth (X1) diperoleh nilai thitung sebesar 2.904 dengan tingkat signifikan 0,005 yang lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak.

2. Variabel Disiplin Kerja (X2)

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara kualitas produk  terhadap Minat Beli

Ha : Terdapat pengaruh antara kualitas produk terhadap Minat Beli

            Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS 25. Untuk variabel kualitas produk diperoleh nilai thitung sebesar 2.462 dengan tingkat signifikan 0,017 yang lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak.

B. Uji Signifikan Keseluruhan/Simultan (Uji F)

            Uji F pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui dari dua variabel bebas atau lebih secara simultan atau disebut juga bersamaan terhadap variabel terikat. Hasil perhitungan menunjukan nilai sig. 0,001 lebih kecil dari 0,05 sehingga Ha diterima Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel word of mouth (X1) dan kualitas kerja (X2) secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja pegawai (Y) di CV. Sapi Jalu.

4.4 Pembahasan

A. Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Minat Beli Pada CV. Sapi Jalu

            Word Of Mouth biasanya disebut dengan teknik membagikan informasi mengenai suatu layanan terhadap konsumen dan biasanya melalui komunikasi lisan kepada orang lain. Word Of Mouth dibutuhkan untuk mengetahui tingkat minat beli yang di harapkan dan di butuhkan dalam proses penjualan.

            Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada salah konsumen CV. Sapi Jalu menyebutkan bahwa Word Od Mouth berpengaruh pada minat beli yang dimana suatu hal yang dapat menjadi salah satu jalan para konsumen mengenal CV. Sapi Jalu. Semakin di kenal dan semakin banyaknya konsumen mengenalkan CV. Sapi Jalu dengan cara saling menginformasikan keunggulan lewat lisan kepada orang lain tanpa menutup kemungkinan minat beli yang timbul akan bernilai tinggi. Word Of Mouth secara tidak langsung dapat mendukung pelaksanaan strategi organisasi dan mampu mendukung setiap perubahan yang timbul dalam manajemen dan pemasarannya.

            Berdasarkan hasil uji t dapat diperoleh nilai signifikan 0,005 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya Word Of Mouth berpengaruh signifikan terhadap minat beli pada CV. Sapi Jalu. Penelitian ini di dukung oleh penelitian terdahulu menurut Wardha Nilawati (2019) dan Dany Setya Wijaya (2019) menyebutkan bahwa Word Of Mouth berpengaruh signifikan terhadap minat beli.

B. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Pada CV. Sapi Jalu

            Kualitas produk menjadi hal yang penting untuk di jaga karena menjadi suatu kemampuan produk yang dapat memenuhi setiap kebutuhan konsumen dan sesuai dengan keinginan konsumen. Kualitas produk menjadi salah satu tolak ukur para konsumen sebelum melakukan transaksi jual beli.

            Menurut salah satu konsumen CV. Sapi Jalu menyebutkan bahwa kualitas produknya sudah baik, namun memang belum menginjak nilai sempurna dan harus ditingkatkan lebih maksimal dan memenuhi kriteria yang diinginkan para konsumen. Apabila kualitas produk lebih di tingkatkan maka nilai jual beli akan semakin meningkat, tidak hanya itu dapat di katakan juga kualitas produk bisa menjadi salah satu penilaian bagi konsumen yang baru mengenai CV. Sapi Jalu tersebut.

Berdasarkan hasil uji t dapat diperoleh nilai signifikan 0,017 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap minat beli. Penelitian ini di dukung oleh penelitian terdahulu menurut Akhmad Rozaky Akbar (2019) dan Adi Suparto (2021) yang menyebutkan bahwa Kualitas Produk Berpengaruh Signifikan Terhadap Minat Beli.

C. Pengaruh Word Of Mouth dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Pada CV. Sapi Jalu

            Word Of Mouth jika di jalan menjadi sebuah promosi dengan baik dan kualitas produk lebih di tingkatkan lagi maka akan memiliki minat beli yang tinggi. Karena Word Od Mouth menjadi sebuah alat dimana konsumen mengenal CV. Sapi Jalu dan kualitas produk juga sangat di butuhkan agar pencapaian sasaran konsumen yang telah di targetkan sehingga hal-hal yang tidak di inginkan tidak terjadi. Dengan minat beli yang tinggi maka akan menciptakan mencapaian visi dan misi yang telah di tetapkan oleh perusahaan.

Guna tercapainya hal tersebut konsumen menjadi hal utama yang perlu di perhatikan sehingga perusahaan harus terus memberikan yang terbaik agar Word Od Mouth yang berjalan memberikan nilai tambah kepada perusahaan dan kualitas produk yang di berikan sesuai permintaan para konsumen.

            Berdasarkan hasil uji f di ketahui nilai signifikan 0,001<0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima maka artinya bahwa Word Of Mouth dan Kualitas produk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Minat beli pada CV. Sapi Jalu. Dan berarti hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil mendukung hipotesis yang diduga. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yuni Mernia (2022) dan Raina Rawi Rahmani (2019) menyebutkan bahwa Word Of Mouth dan Kualitas produk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Minat beli.

 

 

 

 

 


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1       Kesimpulan

            Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Word Of Mouth dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Pada CV. Sapi Jalu maka dapat disimpulkan :

1.      Berdasarkan hasil perhitungan rekapitulasi mengenai Word Of Mouth dilihat dari indikator indikatornya berjumlah 1534 dengan klasifikasi sangat baik indikator dengan nilai tertinggi 260 yaitu terkadang konsumen menggunakan sosial media untuk memberitahu rekan yang membutuhkan domba di CV. Sapi Jalu, sedangkan indikator dengan nilai terendah 245 yaitu domba yang ditawarkan oleh penjual merupakan domba yang sesuai dengan iklan yang ada.

2.      Berdasarkan hasil perhitungan rekapitulasi mengenai Kualitas Produk dilihat dari indikator indikatornya berjumlah 2041 dengan klasifikasi sangat baik indikator dengan nilai tertinggi 260 yaitu harapan konsumen terkait domba ang konsumen butuhkan ada di CV. Sapi Jalu sedangkan indikator dengan nilai terendah 251 yaitu domba yang di jual di CV. Sapi Jalu merupakan domba yang tidak memiliki penyakit, karena pemilik mengerti bagaimana nempatkan domba pada kandang yang tepat.

3.      Berdasarkan hasil perhitungan rekapitulasi mengenai minat beli dilihat dari indikator indikatornya berjumlah 236 dengan klasifikasi sangat baik indikator dengan nilai tertinggi 258 yaitu konsumen percaya CV. Sapi Jalu tidak akan mencurangi konsumen dalam bertransaksi sedangkan indikator dengan nilai terendah 247 yaitu konsumen melihat beberapa domba yang sesuai dengan yang konsumen inginkan

4.      Word Of Mouth dan Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap  minat beli pada CV. Sapi Jalu hasil ini dibuktikan dengan hasil analisis regresi linear berganda yang memperoleh persamaan Y : 8734.546 + 0,419 X1 + 0,277 X2 dengan memperoleh nilai r sebesar 0,482. Selain itu nilai koefisien determinasi (r2) sebesar 23,2% maka artinya bahwa pengaruh Word of mouth dan kualitas produk terhadap minat beli pada CV. Sapi Jalu sebesar 23,20%

5.2       Saran

            Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk kedepannya dan berguna sampai jangka panjang bagi pihak CV. Sapi Jalu. Berikut saran yang akan penulis berikan :

1.      CV. Sapi Jalu perlu meningkatkan Word Of Mouth melalui peningkatan dalam mempromosikan dengan sedetail mungkin dan dengan faktanya yang berada pada perusahaan tersebut sehingga para konsumen menjadi langganan tetap. Hal ini harus dilakukan karena melihat dari skor terendah yang didapat pada rekapitulasi variabel Word Of Mouth mengenai mutu dari domba pada CV. Sapi Jalu, untuk itu CV. Sapi Jalu perlu membuat strategi untuk membuat pemasaran yang baik dan lebih matang.

2.      CV. Sapi Jalu perlu adanya peningkatan dalam menjadi dan mempertahankan produk agar daya saing yang dimiliki selalu tetap terjaga. Dengan meliat skor terendah pada rekapitulasi variabel kepuasan produk mengenai domba yang ditawarkan oleh penjual merupakan domba yang sesuai dengan iklan yang ada. Untuk itu diperlukannya perencanaan untuk jangka panjang terhadap penjagaan kualitas dari mulai pakan sampai fasilitas yang dibutuhkan.

3.      CV. Sapi Jalu sudah cukup banyak pelanggan yang merasa puas karena pelayanan yang baik namun perlu diperhatikan untuk menjadi daya tarik konsumen dan minat beli yang tinggi harus dilihat dari segi fasilitas yang diperlukan untuk merawat domba.

4.      Untuk itu diharapkan peneliti selanjutnya di CV. Sapi Jalu harapana peneliti selanjutnya dapat memperluas atau menambah variabel independen guna variabel variabel yang lain dapat mempengaruhi variabel dependen dengan contoh variabel seperti keputusan pembelian, citra produk, kepuasan pelanggan dan sebagainya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Agnelia, R. A., & Wardhana, A. (2016). Pengaruh Word Of Mouth terhadap Minat Beli Konsumen Baraya Travel Pool Buah Batu (Studi pada Mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Telkom Angkatan 2013). Jurnal Ekonomi, Bisnis & Entrepreneurship.

 

Albert Kurniawan. (2014). Metode Riset untuk Ekonomi dan Bisnis: Teori, Konsep, dan Praktik Penelitian Bisnis. Alfabeta.

 

Ali, K. (2020). Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan Konsumen Memilih Wedding Organizer (Studi Pada Konsumen Art Project Lampung di Kecamatan Trimurjo Lampung Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan. Jurnal Manajemen Dan Bisnis (JMB), 1(2), 2745–2892.

Alma, B. (2014). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. cv alfabeta. Anum, F., & Badau, M. M. (2022). Pengaruh Kualitas Produk dan Harga

Terhadap Minat Beli Ulang Pada Official Store Emina di Shopee. 4, 1707– 1715.

 

Assauri, S. (2010). Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep & Strategi. Raja Grafindo Persada.

 

Boedijoewono, N. (2012). Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis. Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM.

 

Fauzi, A., Nisa, B., Napitupulu, Darmawan, Abdillah, F., Satia Utama, A A Gde Zonyfar, C., Nuraini, R., Purnia, D. S., Setyawati, I., Evi, T., Permana, H., Sumartiningsih, S. D., & Susila, M. (2022). METODOLOGI PENELITIAN. CV. Pena Persada.

 

Fauzy, nadia eva nur. (2020). Pengaruh Harga, Kemasan, Kualitas Produk, Brand Image Dan Word Of Mouth Terhadap Minat Beli Produk Air Minum Dalam Kemasan (Amdk) Merek Le Minerale Pada Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Iain Tulungagung.

 

Imama, G. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS. In

Universitas Diponegoro.

Indrasari, M. (2019). Pemasaran Dan Kepuasan Pelanggan. Unitomo Press. Joesyiana, K. (2018). Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian

Konsumen Pada Media Online Shop Shopee Di Pekabaru (Survey pada

Mahasiswa Semester VII Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau). Jurnal Valuta, Vol. 4(1), 71–85.

 

Junior,  ridho ris. (2019). Pengaruh “Word Of Mouth” Terhadap Minat Beli

Konsumen (Survei Terhadap Konsumen Koki Joni Pasta & Turkey Di Yogyakarta).

 

Kiki Joesyiana. (2018). Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Media Online Shop Shopee Di Pekanbaru (Survey pada Mahasiswa Semester VII Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau). Jurnal Valuta, Vol. 4 No.

 

Kotler, and A. K. (2014). Principle Of Marketing. PT. Indeks. Kotler, P. dan K. L. K. (2009). Manajemen Pemasaran. erlangga.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Manajemen Pemasaran (ke 3). erlangga.

 

Kotler Philip, A. G. (2013). Prinsip-prinsip Pemasaran, (edisi ke 1). Penerbit Erlangga.

 

lupiyoadi. (2013). Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba Empat.

 

Nababan, J. S., & Susanto, H. (2019). Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Dengan Brand Image Sebagai Variabel Intervening (Studi pada Pengguna Fladeo Ladies di Jakarta). Diponegoro Journal of Management, 8, no.

 

Pebriani, W., & Busyra, N. (2023). Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Minat Beli Konsumen di Era New Normal. Jurnal EMT KITA, 7(1), 83–89. https://doi.org/10.35870/emt.v7i1.739

 

Priyatno, D. (2013). Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate Dengan SPSS.

Gava Media.

 

Rayis. (2022). Pengaruh Kualitas Produk dan Word of Mouth terhadap Minat beli Ulang Konsumen pada Kaneki Coffee Shop di Pondok Kelapa, Jakarta Timur

/ Rayis / 21219125 / Pembimbing: Rita Eka Setianingsih.

 

Sandy, F. A., Basalamah, M. R., & Wahono, B. (2018). Vol. 12. No. 01 ISSN : 2302- 7061. 12(01), 510–518.

 

Saputra, F., Khaira, N., & Saputra, R. (2023). Pengaruh User Interface dan Variasi Produk terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Literature). Jkis, 1(1), 18–25.

 

Saputra, F., & Mahaputra, M. R. (2022). Relationship of Purchase Interest , Price and Purchase Decisions to IMEI Policy ( Literature Review Study ). Journal of Low Politic and Humanities, 2(2), 71–80.

 

Sari dewi, L. (2022). Monograf PENGARUH HARGA TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN. Global Aksara Pers.

 

Sernovitz, A. (2012). Word of Mouth Marketing: How Smart Companies get People. Kaplan Inc.

Siregar, S. (2015). Metode Penelitian Kuantitif. Prenadamedia Group. Sugiyono. (2017). Metode penelitian bisnis. Alfabeta.

Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alphabet.

 

Sujarweni, V. W. (2017). Analisis Laporan Keuangan;Teori, Aplikasi, dan Hasil.

Pustaka Baru Press.

 

 

 

 

Lampiran Kartu Bimbingan 1

 

Lampiran kartu bimbingan II

 

 

Lampiran 3

 

Lampiran 4 Surat Keputusan

 

Lampiran 5 Kuesioner

KUESIONER PENELITIAN

A. Informasi Umum

Judul penelitian “Pengaruh Word Of Mouth Dan Kualitas Produk Terhadap  

                           Minat Beli Domba Aqiqah Dan Qurban Di CV. Sapi Jalu

                           Kabupaten Kuningan

Petunjuk Pengisian

Berilah tanda (√) pada salah satu jawaban yang sesuai menurut saudara/i.

Keterangan :

SS                    = Sangat Setuju

S                      = Setuju

N                     = Netral

TS                    = Tidak Setuju

STS                 = Sangat Tidak Setuju

 

1. Word Of Mouth

No.

Pernyataan

SS

S

N

TS

STS

Intensitas

1.

Saya mengajak rekan dan sanak keluarga untuk membeli domba aqiqah dan kurban di CV. Sapi Jalu

 

 

 

 

 

2.

Saya senang membicarakan pentingnya memilih domba dengan kualitas yang baik di CV. Sapi Jalu

 

 

 

 

 

3.

CV. Sapi Jalu merupakan tempat yang tepat membeli domba aqiqah dan kurban

 

 

 

 

 

4.

Terkadang saya menggunakan sosial media untuk memberitahu rekan yang membutuhkan domba CV. Sapi Jalu

 

 

 

 

 

5.

Banyak orang membicarakan terkait domba yang ditawarkan CV. Sapi Jalu

 

 

 

 

 

 

6.

Mutu dari domba yang ditawarkan di CV. Sapi Jalu sangat dapat dipercaya oleh konsumen

 

 

 

 

 

 

2. Kualitas Produk

No.

Pernyataan

SS

S

N

TS

STS

Intensitas

1.

Domba yang ditawarkan oleh penjual merupakan domba yang sesuai dengan iklan yang ada

 

 

 

 

 

2.

Domba yang dijual CV. Sapi Jalu merupakan domba yang tidak memiliki penyakit, karena pemilik mengerti bagaimana menempatkan domba pada kandang yang tepat

 

 

 

 

 

3.

Domba yang saya beli di CV. Sapi Jalu adalah domba yang tidak cacat

 

 

 

 

 

4.

CV. Sapi Jalu menjual domba yang sesuai dengan yang saya inginkan

 

 

 

 

 

5.

Harapan saya terkait domba yang saya butuhkan ada di CV. Sapi Jalu

 

 

 

 

 

6.

Daging domba yang dijual oleh CV. Sapi Jalu memiliki tingkat lemak yang sangat rendah

 

 

 

 

 

7.

Domba yang ada di CV. Sapi Jalu merupakan domba dengan kualitas tinggi

 

 

 

 

 

 

8.

Saya merasa tempat peternakan memiliki kebersihan yang baik sehingga domba tidak rentan terkena penyakit

 

 

 

 

 

 

 

3. Minat Beli

No.

Pernyataan

SS

S

N

TS

STS

Intensitas

1.

Saya hanya ingin membeli domba yang sesuai dengan kebutuhan saya

 

 

 

 

 

2.

Saya tidak pernah membeli domba yang tidak baik dari CV. Sapi Jalu

 

 

 

 

 

3.

Saya melihat beberapa domba tidak sesuai dengan yang saya inginnkan

 

 

 

 

 

4.

Saya tertarik dan merasa cocok untuk membeli domba di CV. Sapi Jalu

 

 

 

 

 

5.

Saya akan kembali membeli domba lagi ke CV. Sapi Jalu

 

 

 

 

 

6.

Saya tertarik dengan cara pemeliharaan domba tersebut 

 

 

 

 

 

7.

Saya percaya CV. Sapi Jalu tidak akan mencurangi saya dalam bertransaksi  

 

 

 

 

 

 

8.

Saya yakin tidak ada yang dirahasiakan mengenai informasi yang dibutuhkan oleh saya pada CV. Sapi Jalu terkait domba yang ditawarkan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 4

Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Word Of Mouth (X1), Kualitas Produk (X2), Minat Beli (Y)

Tabulasi data responden CV. Sapi Jalu Terhadap Word Of Mouth

Tabulasi data responden CV. Sapi Jalu Terhadap Kualitas Produk

 

 

Tabulasi data responden CV. Sapi Jalu Terhadap Minat Beli

Lampiran Hasil Uji Validitas

Hasil Perhitungan Uji Validitas Word Of Mouth (X1)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Hasil Perhitungan Uji Validitas Kualitas Produk (X2)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Hasil Perhitungan Uji Validitas Minat Beli (Y)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran Hasil Uji Reliabilitas

Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas

 

Word Of Mouth (X1)

 

Kualitas Produk (X2)

 

Minat Beli (Y)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran Data Skala Ordinal Ke Interval Melalui MSI

 

Word Of Mouth (X1)

Kualitas Produk (X2)

Minat Beli (Y)

 

 

PROPOSAL BISNIS “TANSUKE EDAS” PRAKTIKUM INKUBATOR BISNIS DAN KEUANGAN

  PROPOSAL BISNIS “TANSUKE EDAS” PRAKTIKUM INKUBATOR BISNIS DAN KEUANGAN     Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pr...