PROPOSAL PENELITIAN : PENGARUH KEPERCAYAAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA MARKETPLACE SHOPEE

 

PENGARUH KEPERCAYAAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA MARKETPLACE SHOPEE

(Studi Kasus pada Mahasiswa Prodi Manajemen STIE-LM Suryalaya)

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Description: Description: Description: D:\download.jpg

 

 

 

 

 

Disusun Oleh:


 

KONSENTRASI MANAJEMEN PEMASARAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LATIFAH MUBAROKIYAH SURYALAYA TASIKMLAYA

2023


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat, kemurahan kasih-Nya dan perlindungan-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian ini yang merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan di Sekolah inggi Ilmu Ekonomi (STIE) Latifah Mubarokiyah Suryalaya Program Studi Manajemen S1 dengan judul penelitian “PENGARUH KEPERCAYAAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA MARKETPLACE SHOPEE (Studi Kasus pada Mahasiswa Prodi Manajemen STIE-LM Suryalaya)”

Dalam menyusun penelitian ini, peneliti sebagai manusia biasa dengan segala kekurangan dan keterbatasan, sepenuhnya tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang peneliti temukan dalam panyusunan laporan penelitian ini . Akan tetapi berkat pertolongan , bantuan, bimbingan dan petunjuk yang diperoleh dari berbagai pihak maka segala kesulitan dan hambatan tersebut dapat teratasi dan peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dengan baik .

Penulis menyadari penelitian ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik yang membangun serta saran demi perbaikan dimasa yang akan datang . Akhirnya penulis berharap semoga laporan penelitian ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi rekan sejawat sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

Tasikmalaya, November 2023

 

 

Penulis

DAFTAR ISI

Hal

COVER..............................................................................................................................  

KATA PENGANTAR......................................................................................................   i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................   ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................   1

1.1   Latar Belakang.........................................................................................................   1

1.2   Rumusan Masalah....................................................................................................   4

1.3   Tujuan Penelitian.....................................................................................................   5

1.4   Manfaat Penelitian...................................................................................................   5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................   6

2.1   Penelitian Terdahulu................................................................................................   6

2.2   Landasan Teori .......................................................................................................   8

2.2.1        Manajemen Sumber Daya Manusia..............................................................   8

2.2.2        Perilaku Konsumen......................................................................................   9

2.2.3        Pemasaran Online.........................................................................................   10

2.2.4        Kepercayaan Konsumen..............................................................................   12

2.2.5        Keputusan Pembelian...................................................................................   16

2.3   Kerangka Pemikiran.................................................................................................   20

2.4   Hipotesis..................................................................................................................   21


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan internet yang semakin berkembang saat ini telah mempengaruhi bagaimana orang berkomunikasi serta berbisnis. Kemajuan internet ini juga didukung dengan kemudahan mengakses internet dimanapun dan kapanpun dikarenakan kemudahan akses yang mendukung penggunaan internet. Kondisi pandemic Covid-19 berdampak pada tingginya kebutuhan masyarakat Indonesia dalam penggunaan internet dalam kegiatan sehari-hari. Hal ini didukung oleh hasil dari Survei Internet Indonesia pada tahun 2021- 2022 (Q1) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII), hasil dari survey menunjukkan pengguna internet mengalami peningkatan dalam berinternet selama adanya pandemi di Indonesia. Survei terbaru menunjukkan hasil yaitu ada sejumlah 210.026.769 pengguna internet di Indonesia, dari keseluruhan penduduk Indonesia yang mencapai 227.682.600 jiwa di tahun 2021, maka dapat disimpulkan bahwa penetrasi internet mencapai 77,02 persen dari keseluruhan penduduk Indonesia (https://apjii.or.id)

Perkembangan internet di Indonesia membuat banyak hal baru yang ditimbulkan, salah satu hal yang berkembang adalah pasar online. Pengaruh pasar online dalam memanfaatkan teknologi internet yaitu sebagai sarana pemasaran produk, yakni berkembangnya media penjualan online atau biasa disebut e-commerce. E-commerce adalah sarana menggunakan internet dalam proses jual dan beli, atau memperjualbelikan data, barang, atau jasa (Turban et al., 2015:7). E-commerce yang paling umum digunakan oleh pengguna internet yaitu online marketplace atau online shop.

Marketplace dapat didefinisikan sebagai sarana dalam proses memasarkan produk secara elektronik dimana banyak penjual dan pembeli yang bertemu untuk dapat saling bertransaksi (Saputra, 2017). Salah satu kegiatan dalam bisnis e-commerce adalah berbelanja online. Belanja online saat ini sangat diminati oleh seluruh kalangan masyarakat karena memudahkan dalam proses berbelanja dan harga yang ditawarkan relatif terjangkau, hal inilah yang menarik minat mahasiswa untuk berbelanja online

Dilihat dari perkembangannya, bisnis e-commerce memiliki peningkatan setiap tahunnya. Kesempatan kegiatan bisnis secara online ini membuat munculnya perusahaan yang bergerakak pada usaha online marketplace. Diketahui ada lebih dari 10 perusahaan besar di Indonesia yang bersaing dalam pasar marketplace seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, Orami, Ralali, Zalora, dan lainnya. Berikut merupakan 5 marketplace dengan pengguna aplikasi tertinggi setiap bulannya (Kuartal I2023) menurut data yang dikeluarkan oleh katadata databoks melalui website resmi Katadata Indonesia:

Gambar 1. 5 E-Commerce dengan Pengunjung Terbanyak di Indonesia (Kuartal 1 2023)

Sumber: Databoks, Kuartal 1 2023

Berdasarkan data SimilarWeb, Shopee merupakan e-commerce dengan jumlah kunjungan situs terbanyak di Indonesia pada kuartal I 2023. Selama periode Januari Maret tahun ini, situs Shopee meraih rata-rata 157,9 juta kunjungan per bulan, jauh melampaui para pesaingnya. Dalam periode sama, situs Tokopedia meraih rata-rata 117 juta kunjungan, situs Lazada 83,2 juta kunjungan, situs BliBli 25,4 juta kunjungan, dan situs Bukalapak 18,1 juta kunjungan per bulan. Jika dilihat tren bulanannya, kunjungan ke 5 situs e-commerce tersebut cenderung menurun pada Januari-Februari 2023. Namun, pada Maret 2023 trennya naik lagi bersamaan dengan datangnya bulan Ramadan 1444 Hijriah. Sepanjang Maret 2023, jumlah kunjungan ke situs Shopee naik sekitar 10% dibanding bulan sebelumnya (month-on-month/mom). Kunjungan ke situs Tokopedia juga naik sekitar 6% (mom), pengunjung situs Lazada meningkat 13% (mom), dan pengunjung situs Blibli tumbuh 5% (mom).

Gambar 1.1 menjelaskan bahwa Shopee berada pada posisi pertama jumlah pengunjung situs bulanan tertinggi pada kuartal pertama 2023. Shopee saat ini berhasil menjadi e-commerce di Indonesia yang berkembang sangat pesat. Shopee telah berdiri tiga belas tahun sejak tahun 2009, dan pertama kali diperkenalkan tahun 2015 di Singapura. Shopee telah memiliki jaringan yang luas menjangkau beberapa Negara di Asia diantaranya Indonesia, Thailand, Malaysia, Taiwan, Vietnam, dan Filipina.

Shopee menerapkan sistem rekening bersama dalam proses jual beli di aplikasinya. Sistem pembayaran Shopee menggunakan beberapa sistem diantaranya rekening bersama dan dompet digital. Dalam transaksi jual beli, Shopee merupakan pihak ketiga sebagai penyedia platform dalam transaksi jual beli, yang bertujuan untuk menghindari adanya penipuan dalam bertransaksi. Namun, hal ini tetap menjadi perhatian bagi konsumen saat melakukan transaksi jual- beli online. Informasi yang telah diterbitkan oleh dari website resmi Katadata Indonesia, data Kepolisian Republik Indonesia membuktikan bahwa tindak kejahatan penipuan online menjadi salah satu laporan dalam tindak kejahatan yang terjadi di masyarakat . Berikut jumlah laporan penipuan online (2016-2020) menurut website resmi Katadata Indonesia:

Faktor kepercayaan konsumen merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada saat pembeli dan penjual melakukan transaksi online. Konsumen yang melakukan transaksi online merupakan konsumen yang memiliki kepercayaan sehingga bersedia untuk melalakukan pembelian melalui transaksi online. Konsumen yang telah mempercayai perusahaan yang menyediakan online store, maka konsomen akan memiliki keinginan untuk melakukan pembelian transaksi jual beli secara online. Hal ini sejalan dengan penelitian Pautina et al (2022), Sandora (2020), Nasution et al (2020), Bahtiar (2021), Agustina et al (2019), Nasikah & Fuadi (2022), menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara kepercayaan konsumen dan keputusan pembelian. Hasil penelitian berbeda ditunjukkan oleh Restuti & Kurnia (2022) yaitu tidak adanya pengaruh antara kepercayaan konsumen terhadap keputusan pembelian

Berdasarkan penjelasan yang diuraikan diatas bahwa keputusan pembelian salah satunya dipengaruhi oleh kepercayaan konsumen dan adanya perbedaan hasil penelitian. Penulis memiliki ketertarikan dalam penelitian mengenai Pengaruh Kepercayaan Konsumen Terhadap Keputusan Pemebelian Pada Marketplace Shopee (Studi Kasus pada Mahasiswa Prodi Manajemen STIE-LM Suryalaya)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat diidentifikasikan beberapa rumusan masalah diantaranya:

1.      Bagaimana kepercayaan konsumen terhadap marketplace Shopee ?

2.      Bagaimana keputusan pembelian pada marketplace Shopee ?

3.      Apakah kepercayaan konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian marketplace Shopee ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan penelitian diantaranya:

1.      Dapat menjelaskan bagaimana kepercayaan konsumen terhadap oleh marketplace Shopee

2.      Dapat mendeskripsikan keputusan pembelian pada marketplace Shopee.

3.      Dapat mengetahui pengaruh kepercayaan konsumen terhadap keputusan pembelian marketplace Shopee ?

1.4 Manfaat Penelitian

Karya ilimiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan, bagi kampus, dan bagi pembaca.

1.      Bagi Perusahaan Saran yang diberikan dalam karya tulis ini diharapkan bermanfaat bagi marketplace Shopee sebagai bahan analisis perusahaan.

2.      Bagi Kampus. Karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi arsip yang memberikan tambahan referensi mengenai Manajemen Pemasaran di perpustakaan STIE Latifah Mubarokiyah Suryalay

3.      Bagi Pembaca.

-          Karya ilmiah ini diharapkan bagi peneliti lainnya dapat menjadi referensi dalam menyusun penelitian selanjutnya.

-          Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan lebih banyak wawasan ilmu pengetahuan khususnya dalam Manajemen Pemasaran.

-          Karya ilmiah ini diharapkan menjadi acuan dan referensi bagi konsumen marketplace Shopee dalam memberikan kepercayaan konsumen dan menentukan keputusan pembelian.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya mengenai pengaruh harga dan kepercayaan konsumen terhadap keputusan pembelian seperti penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2018) dengan judul “Pengaruh Viral Marketing, Online Consumer Reviews Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Shopee Di Surabaya” yang menyatakan hasil penelitiannya bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Shopee di Surabaya.

Amanah et al (2018) dengan judul “Effect of Price and Product Completeness To Consumer Purchase Decision at Tokopedia.Com” mengemukakan hasil penelitiannya bahwa Price partially has positive and significant effect on purchase decision (Harga secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian).

Kusuma dan Hussein (2017) dengan judul “The Effect Of Security, Trust, Percieved Usefulness And Perceived Ease Of Use Towards Purchase Decision In Online Marketplace Site Tokopedia.Com (Study Of Tokopedia.Com Users In Malang City)” dengan hasil bahwa Trust variable has a positive and significant effect on purchasing decisions made in Tokopedia.com, marking that if trust increases, the purchasing decision will also increase (Variabel trust memiliki efek positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian yang dibuat di Tokopedia.com, menandai bahwa jika kepercayaan meningkat, keputusan pembelian juga akan meningkat)

“Pengaruh Kemudahan Dan Kepercayaan Menggunakan E-Commerce Terhadap Keputusan Pembelian Online (Survei Pada Konsumen www.Petersaysdenim.Com. )” oleh Ardyanto et al (2015) yang menyatakan hasil bahwa kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terharap keputusan pembelian online.

Siti Lam’ah Nasution et al (2020) dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek, Kepercayaan, Kemudahan, Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada E-Commerce Shopee”, yang menyatakan hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa Secara parsial variabel harga dan kepercayaan berpengaruh terhadap keputusan pembelian

Peneliti Sukawati (2018) dengan judul “Pengaruh Kepercayaan, Harga, Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Internet Di kota Makassar” juga menyatakan bahwa variabel harga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

Judul penelitian “Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan, Harga Dan Kualitas Informasi Penggunaan E-Commerce Terhadap Keputusan Pembelian Secara Online Pada Situs Bukalapak.Com” Oleh Ismail Hidayat et al, (2017) hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa kepercayaan dan harga secara bersama-sama atau serempak berpengaruh terhadap keputusan pembelian secara online di situs bukalapak.com

Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Yenny Yuniarti (2016) dengan judul penelitian “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Kepercayaan terhadap Keputusan Pembelian Produk Fashion Secara Online” menyatakan hasil penelitiannya bahwa Secara simultan variabel harga dan kepercayaan mempengaruhi variabel keputusan pembelian

 

 

 

2.2  Landasan Teori

Pada bab ini penulis akan memaparkan teori-teori yang berhubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi. Disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu, harga, kepercayaan konsumen dan keputusan pembelian. Sehingga, dalam kajian pustaka ini mengemukakan secara menyeluruh teori-teori yang relevan dengan variabel permasalahan tersebut. Teori-teori dalam penelitian ini memuat kajian ilmiah dari para ahli.

2.2.1        Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran memiliki peran yang sangat penting dalam perusahaan. Menurut Kotler and Keller (2016:27) manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu untuk memilih target pasar dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan melalui menciptakan, memberikan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.

Manajemen pemasaran menurut Prianso (2017:4) adalah

Ilmu dan seni dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengaktualisasian, serta pengendalian dalam rangka menyampaikan produk dam nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dari pihak produsen ke konsumen.

Manajemen pemasaran dipandang sebagai seni dan ilmu, artinya tidak hanya berupa pengetahuan tetapi juga keterampilan berpraktek yang dapat berbedabeda bagi setiap orang (Dharmmesta, 2014:9) Sedangkan menurut Suhardi (2018:276), manajemen pemasaran adalah proses perencanaan, pelaksanaan, mengimplementasikan dan pengendalian / pengawasan kegiatan bisnis dan mendistribusikan barang/jasa pada suatu perusahaan agar dapat tercapainya target/tujuan perusahaan secara efektif dan efisien sampai ke tangan konsumen

 

2.2.2        Perilaku Konsumen

Menurut Abubakar (2018:82), perilaku konsumen adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan dan mempergunakan barang, jasa dan gagasan yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan Sedangkan perilaku konsumen menturut Prianso (2017:62) adalah perilaku yang ditampilkan oleh konsumen saat mereka mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

Menurut Malau (2016:217), ada empat aspek kunci tentang perilaku konsumen yaitu:

1.      Keputusan pemasar yang sukses oleh perusahaan komersial, organisasi nirlaba, dan lembaga regulator membutuhkan informasi lengkap tentang perilaku konsumen. Perilaku konsumen sangat penting untuk mempengaruhi keputusan

2.      Perlunya untuk mengumpulkan informasi tentang konsumen tertentu yang terlibat dalam keputusan pemasaran yang dihadapi. Dalam hal ini, pemasar perlu mengetahui keinginan konsumen melalui hal-hal berikut:

a.       Apa yang difikirkan konsumen tentang produk kita dan produk pesaing.

b.      Apa yang difikirkan konsumen tentang kemungkinan perbaikan dalam produk kita.

c.       Bagaimana konsumen menggambarkan produk kita.

d.      Bagaimana sikap konsumen terhadap iklan kita.

e.       Bagaimana penilaian mereka tentang harga produk dan jasa kita.

3.      Mengungkapkan bahwa perilaku konsumen adalah proses multidimensional yang komplek. Penelitian yang seksama tidak memberikan jaminan seratus persen sukses tetapi meningkatkan peluang sukses

4.      Praktek pemasaran dirancang untuk mempengaruhi perilaku konsumen melibatkan isu-isu etis yang mempengaruhi perusahaan, individu dan masyarakat. Semua keputusan dan peraturan pemasaran didasarkan pada asumsi dan pengetahuan tentang perilaku konsumen.

2.2.3        Pemasaran Online

Menurut Chaffey (2011:388) Pemasaran online adalah

suatu proses pemasaran yang menggunakan media elektronik seperti internet yang digunakan untuk mencapai tujuan, perlu adanya perencanaan marketing online yang merupakan sebuah rencana untuk mencapai tujuan pemasaran dari strategi e-business

Sedangkan menurut Straus and Frost (2012:.28), Pemasaran online adalah penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan pemasaran, dan proses untuk menciptakan, berkomunikasi, memberikan, dan bertukar penawaran yang memiliki nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat pada umumnya.

A.    Manfaat Pemasaran Online

Menurut Kotler dan Armstrong (2010:56), pemasaran online memberikan manfaat pada konsumen dan pemasar sebagai berikut:

1.      Manfaat untuk konsumen Manfaat yang didapatkan oleh konsumen dari pelayanan online adalah:

a.       Convenient

Pelanggan tidak perlu bergelut dengan lalu lintas, mencari tempat parkir, dan berjalan dari toko ke toko dan lorong ke lorong yang tampaknya tak terbilang untuk mencari dan memeriksa produk. Konsumen dapat membandingkan merek, memeriksa harga, dan memesan barang dagangan dua puluh empat jam sehari dari mana saja.

b.      Easy an private

Konsumen menghadapi lebih sedikit perselisihan dalam membeli barang dan tidak perlu untuk menghadapi penjual atau membuka diri mereka terhadap bujukan dan hubungan emosional.

c.       Information

Layanan online dan internet memberikan konsumen akses terhadap perbandingan informasi yang berlimpah mengenai perusahaan dan produk

d.      Interactive and immediate

Konsumen dapat berinteraksi dengan situs penjual untuk menemukan informasi yang tepat mengenai produk atau layanan yang mereka inginkan lalu memesan atau men-download-nya secara langsung.

2.      Manfaat untuk pemasar Manfaat yang didapatkan bila perusahaan menerapkan pemasaran berbasi online adalah sebagai berikut:

a.       Pemasaran online merupakan suatu alat yang bagus untuk membangun hubungan dengan konsumen. Perusahaan dapat berinterkasi dengan konsumen untuk mempelajari tentang kebutuhan dan keinginan konsumen yang lebih spesifik dan untuk membangun database konsumen.

b.      Pemasaran online dapat mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi. Online marketer dapat menghindari biaya-biaya untuk mempertahankan tokonya dan biaya dari penyewaan, asuransi dan peralatan lainnya.

c.       Pemasaran online juga menawarkan fleksibilitas yang besar memungkinkan marketer untuk membuat penyesuaian terhadap penawaran dan program-programnya.

d.      Internet merupakan suatu medium global yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk mengklik dari satu tempat ke tempat lainnya dalam hitungan detik

2.2.4        Kepercayaan Konsumen

A.    Pengertian Kepercayaan Konsumen

Kepercayaan adalah sebuah harapan yang dipegang oleh individu atau sebuah kelompok ketika perkataan, janji, pernyataan lisan atau tulisan dari individu atau kelompok lainnya dapat diwujudkan (Rotter dalam Priansa, 2017). Menurut Kotler dan Keller (2016:231) kepercayaan adalah kemauan perusahaan untuk mengandalkan mitra bisnis. Sedangkan menurut Siagian dan Cahyono (2014) kepercayaan merupakan sebuah keyakinan dari salah satu pihak mengenai maksud dan perilaku yang ditujukan kepada pihak yang lainnya

B.     Dimensi Kepercayaan Konsumen

Rawlin (dalam Prianso, 2017:123) menyatakan bahwa penelitian yang dilakukan lebih dari 40 tahun tetang kepercayaan, telah menghasilkan dimensi yang dapat digunakan sebagai instrumen pengukuran kepercayaan, yaitu:

1.      Kepuasan

Organisasi bisnis perlu berupaya untuk memberikan yang terbaik bagi konsumennya agar apa yang diharapkan oleh konsumen sesuai dengan kenyataan yang mereka rasakan, sehingga konsumen puas dan akan membentuk pengalaman konsumen yang positif. Kepuasan konsumen merupakan variabel mediator yang menghubungkan variabel kualitas layanan, kepercayaan dan kesetiaan konsumen.

2.      Skala Interpersonal (Interpesonal Scale)

Dalam skala interpersonal diukur mengenai hubungan interpersonal, yaitu hubungan satu individu dengan individu lain yang ada di lingkungannya dengan baik. Hubungan interpersonal juga dapat dipahami sebagai hubungan baik antara organisasi bisnis dengan konsumen.

3.      Terpercaya (Trustworthiness)

Terpercaya berkenaan dengan kepercayaan konsumen pada kebaikan kemampuan, kejujuran, integrasi keandalan dan ketulusan dalam pelayanan yang diberikan

4.      Hasil Kepercayaan (Out Comes of Trust)

Kepercayaan berkaitan dengan tindakan, bukan hanya berhubungan dengan kognitif maupun afeksi konsumen. Kepercayaan harus menimbulkan perilaku loyalitas konsumen sehingga terus menererus melakukan pembelian ulang

C.    Indikator Kepercayaan Konsumen

Indikator Kepercayaan menurut Mayer et al. (dalam Wong, 2017) menyatakan, faktor yang membentuk kepercayaan seseorang terhadap suatu perusahaan ada tiga yaitu:

1.      Kesungguhan/Ketulusan (Benevolence)

Kebaikan hati merupakan kemauan penjual dalam memberikan kepuasan yang saling menguntungkan antara dirinya dengan konsumen. Profit yang diperoleh penjual dapat dimaksimumkan, tetapi kepuasan konsumen juga tinggi. Penjual bukan semata-mata mengejar profit maksimum semata, melainkan juga memiliki perhatian yang besar dalam mewujudkan kepuasan konsumen.

2.      Kemampuan (Ability)

Kemampuan mengacu pada kompetensi dan karakteristik penjual/ organisasi dalam mempengaruhi dan mengotori wilayah yang spesifik. Dalam hal ini, bagaimana penjual mampu menyediakan, melayani, sampai mengamankan transaksi dari gangguan pihak lain. Artinya bahwa konsumen memperoleh jaminan kepuasan dan keamanan dari penjual dalam melakukan transaksi.

3.      Integritas (Integrity)

Integritas berkaitan dengan bagaimana perilaku atau kebiasaan penjual dalam menjalankan bisnisnya. Informasi yang diberikan kepada konsumen apakah benar sesuai dengan fakta atau tidak. Kualitas produk yang dijual apakah dapat dipercaya atau tidak

D.    Karakteristik Kepercayaan Konsumen

Kepercayaan dibangun atas sejumlah karakteristik. Berbagai karakteristik yang berkenaan dengan kepercayaan konsumen dinyatakan oleh Prianso, (2017:117) sebagai berikut:

1.      Menjaga Hubungan

Konsumen yang percaya akan senantiasa menjaga hubungan yang baik antara dirinya dengan perusahaan karena ia menyadari bahwa hubungan yang baik akan memberikan dampak yang menguntungkan bagi dirinya baik saat ini maupun di masa yang akan datang.

 

2.      Menerima Pengaruh

Konsumen yang memiliki kepercayaan yang tinggi akan mudah untuk dipengaruhi sehingga biaya perusahaan/pemasar untuk program pemasaran menjadi semakin murah

3.      Terbuka dalam komunikasi

Konsumen yang memiliki kepercayaan tinggi terhadap perusahaan akan memberikan informasi yang konstruktif bagi perusahaan sehingga arus informasi menjadi tidak tersendat yang memudahkan perusahaan/pemasar untuk bertindak dengan cepat.

4.      Mengurangi Pengawasan

Konsumen yang percaya biasanya jarang mengkritik sehingga ia mengurangi fungsi pengawasan terhadap perusahaan/pemasar

5.      Kesabaran

Konsumen yang percaya akan memiliki kesabaran yang berlebih dibandingkan dengan konsumen biasa

 

6.      Memberikan Pembelaan

Konsumen yang percaya akan memberikan pembelaan kepada perusahaan/pemasar ketika produk yang dikonsumsinya dikritik oleh kompetitor atau bahkan pengguna lainny yang tidak suka

7.      Memberi Informasi yang Positif

Konsumen yang percaya akan selalu memberikan informasi yang positif dan membangun bagi perusahaan

 

 

8.      Menerima Risiko

Konsumen yang percaya akan menerima risiko apapun ketika ia memutuskan untuk menggunakan produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga ia tidak akan mudah mengeluh dan mengkritik ketika mengkonsumsi produk

9.      Kenyamanan

Konsumen yang percaya akan melakukan pembelian secara berulang-ulang karena ia percaya bahwa perusahaan/pemasar memberikan kenyamanan untuk mengkonsumsi produk dalam jangka pendek maupun jangka panjang

10.  Kepuasan

Konsumen yang percaya akan mudah untuk memberikan kepuasan daripada konsumen yang tidak percaya. Dengan demikian maka kepuasan konsumen dapat diwujudkan oleh perusahaan dengan lebih mudah

2.2.5        Keputusan Pembelian

A.    Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2014,158) Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana komsumen benarbenar membeli produk. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2016:198) didalam tahap evaluasi, konsumen memilih diantara beberapa brand/merek dan mungkin juga lebih berniat membeli dari brand yang lebih disukai.

Schiffman dan Kanuk (2011:112) mendefinisikan keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian

Definisi keputusan pembelian menurut Alma (2013:96) adalah

“Suatu keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk, harga, lokasi, promosi, physical evidence, people dan, process. Sehingga membentuk suatu sikap pada konsumen untuk mengolah segala informasi dan mengambil kesimpulan berupa respons yang muncul produk apa yang akan dibeli”.

 

B.     Proses Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian konsumen menjadi fokus dalam menentukan eksistensi perusahaan (Ismayana dan Hayati, 2018). Kotler dan Keller (2016:195) menyatakan bahwa proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap sebagai berikut:

1.      Problem recognition (Pengakuan Masalah)

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau perlu dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan satu stimulus internal kebutuhan normal seseorang.

2.      Information search (Pencarian Informasi)

Konsumen tertarik mungkin atau mungkin tidak mencari informasi lebih lanjut. Jika drive konsumen kuat dan produk yang memuaskan sudah dekat, ia mungkin membelinya kemudian. Jika tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam memori atau melakukan pencarian informasi yang terkait dengan kebutuhan

3.      Evalution of alternatives (Evaluasi Alternatif)

Evaluasi alternatif itu adalah bagaimana konsumen memproses informasi untuk sampai pada pilihan merek.

4.      Purchase decision (Keputusan Pembelian)

Umumnya, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tapi dua faktor bisa datang antara niat beli dan keputusan pembelian.

 5.      Postpurchase behavior (Perilaku Pasca Pembelian)

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami disonansi dari melihat fitur menggelisahkan tertentu atau mendengar hal-hal baik tentang merek lain dan akan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya

C.    Dimensi Keputusan Pembelian

Kotler dam Armstrong (2016:188) mengemukakan keputusan pembelian memiliki dimensi sebagai berikut:

1.      Pilihan produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka pertimbangkan.

2.      Pilihan merek

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek nama yang akan dibeli setiap merek memiliki perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.

3.      Pilihan penyalur

Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur mana yang akan dikunjungi. Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan dalam belanja, keluasan tempat dan lainlain.

 

 

4.      Waktu pembelian

Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbeda-beda misalnya ada yang membeli setiap hari, satu minggu sekali, dua minggu sekali dan lain sebagainya.

5.      Jumlah pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelanjakan pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda.

6.      Metode pembayaran.

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang metode pembayaran yang akan dilakukan dalam pengambilan keputusan menggunakan produk atau jasa. Saat ini keputusan pembelian dipengaruhi oleh tidak hanya oleh aspek lingkungan dan keluarga, keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh teknologi yang digunakan dalam transaksi pembelian.

 D.    Indikator Keputusan Pembelian

Ada tiga indikator dalam menentukan keputusan pembelian (Kotler and Keller, 2012), yaitu:

1.      Kemantapan pada sebuah produk

Pada saat melakukan pembelian, konsumen memilih salah satu dari beberapa alternatif. Pilihan yang ada didasarkan pada mutu, kualitas dan faktor lain yang memberikan kemantapan bagi konsumen untuk membeli produk yang dibutuhkan. Kualitas produk yang baik akan membangun semangat konsumen sehingga menjadi penunjang kepuasan konsumen.

2.      Kebiasaan dalam membeli produk

Kebiasaan adalah pengulangan sesuatu secara terus-menerus dalam melakukan pembelian produk yang sama. Ketika konsumen telah melakukan keputusan pembelian dan mereka merasa produk sudah melekat dibenaknya bahkan manfaat produk sudah dirasakan. Konsumen akan merasa tidak nyaman jika membeli produk lain.

3.      Kecepatan dalam membeli sebuah produk

Konsumen sering mengambil sebuah keputusan dengan menggunakan aturan (heuristik) pilihan yang sederhana. Heuristik adalah sebuah proses yang dilakukan seseorang dalam mengambil sebuah keputusan secara cepat, menggunakan sebuah pedoman umum dalam sebagian informasi saja

2.3  Kerangka Pemikiran

Kepercayaan merupakan suatu pondasi dari bisnis. Hal utama yang dipertimbangkan seorang pembeli ketika melakukan kegiatan belanja secara online adalah apakah mereka percaya terhadap situs dan pemasar yang menyediakan fasilitas layanan online shop tersebut? Seperti teori kepercayaan yang dikemukakan oleh Rotter dalam Priansa (2017), bahwa kepercayaan adalah sebuah harapan yang dipegang oleh individu atau sebuah kelompok ketika perkataan, janji, pernyataan lisan atau tulisan dari individu atau kelompok lainnya dapat diwujudkan. Sehingga pada saat kepercayaan terbentuk di hati konsumen, keputusan pembelian akan dengan mudah diambil oleh konsumen. Karena dalam transaksi secara online, kepercayaan muncul ketika mereka yang terlibat telah mendapat kepastian dari pihak lainnya, serta mau dan bisa memberikan kewajibannya (Yunita, 2019). Semakin tinggi kepercayaan konsumen, akan memberikan pengaruh terhadap keputusan konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk/merek (Murwatiningsih dan Apriliani, 2013).

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat digambarkan kerangka pemikiran mengenai hubungan antara variabel independen yaitu kepercayaan konsumen terhadap variabel dependen keputusan pembelian

 

 

 


Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.4  Hipotesis

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha       : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepercayaan konsumen

  terhadap keputusan pembelian

Ho       : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepercayaan konsumen

   terhadap keputusan pembelian