ANALISIS VALUE ADDED
(EVA) SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUKUR KNERJA KEUANGAN PADA PT UNILEVER TBK YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2018-2022
USULAN PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menempuh
Sarjana Manajemen Pada Program Studi Manajemen (S1)
Oleh :
NIK
KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI LATIFAH
MUBAROKIYAH
SURYALAYA-TASIKMALAYA
2024
HALAMAN
PERSETUJUAN
JUDUL : ANALISI VALUE ADDED (EVA) SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUKUR
KNERJA KEUANGAN PADA PT UNILEVER TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(BEI) PERIODE 2018-2022
PENULIS :
NPM :
KONSENTRASI : KEUANGAN
Penanggung Jawab
2101225
Menyetujui :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Mengetahui :
Ketua Program Studi Manajemen (S1)
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang
mana dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Usulan
Penelitian ini yang berjudu . “ANALISI VALUE ADDED
(EVA) SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUKUR KNERJA KEUANGAN PADA PT UNILEVER TBK YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2018 - 2022 Shalawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya para sahabatnya dan sampai
kepada kita selaku umatnya yang mudah-mudahan mendapat keselamatan dan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat nanti.
Dalam penulisan Usulan Penelitian ini, penulis telah
banyak menerima bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1.
Bapak Dr. H. Iwan Saputra, SE.,M.Si. selaku ketua STIE Latifah
Mubarokiyah Suryalaya.
2.
Bapak Dr. Iwan Sugianto,SE.,MM. Selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik
STIE Latifah Mubarokiyah Suryalaya.
3.
Bapak (Alm) H. Baban Ahmad Jihad SB,Ar. Selaku Wakil Ketua II Bidang
Administrasi Umum dan Keuangan STIE Latifah Mubarokiyah Suryalaya.
4.
Bapak Dr. H. Agoes Hari Edy Wibowo,SE.,MM. Selaku Wakil Ketua III Bidang
Kemahasiswaan STIE Latifah Mubarokiyah Suryalaya.
5.
Bapak/Ibu ........ sebagai Dosen Pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan Usulan Penelitian ini.
6.
Bapak/Ibu ....... sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan Usulan Penelitian ini.
7.
Bapk Asep Saeful Falah, SE.,MM. Selaku Ketua Program Studi Manajemen
(S1) STIE Latifah Mubarokiyah Suryalaya.
8.
Bapak/Ibu ...... selaku dosen wali selama perkuliahan di STIE Latifah
Mubarokiyah Suryalaya.
9.
Seluruh dosen dan staff STIE-LM yang telah memberikan dukungan keapda
penulis selama penulisan Usulan Penelitian ini.
10. Teman – teman seperjuangan yang telah
memberikan motivasi dan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu, khususnya Manajemen angkatan 2020.
Akhir kata penulis berharap semoga Usulan Penelitian ini
dapat berguna khususnya bagi penulis, umumnya bagi semua pihak yang
berkepentingan. Aamiin.
Tasikmalaya, Februari 2024
Penulis
DAFTAR
ISI
Contents
2.2.1 Laporan Keungan
(contoh)
2.2.3 Kinerja
Keuangan (Contoh)
2.2.4 Penjelasan
Variabel X (Contoh)
2.2.5 Penjelasan
Variabel X (Contoh)
3.4 Definisi
Operasional dan Pengukuran Variabel
3.5 Populasi,
Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
3.5.2 Sampel dan
Teknik Pengambilan Sampel
3.6 Data dan Metode
Pengumpulan Data
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang sudah dipaparkan, maka berikut perumusan masalah yang
peneliti rumuskan di dalam penelitian :
1.
Bagaimana perhitungan EVA pada PT Unilever pweriode 2019-2022?
2.
Bagaimana ...... ?
3.
Bagaimana ...... ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah
dijabarkan, berikut merupakan tujuan dilakukannya penelitian ini :
1.Untuk mengetahui
hasil perhitungan EVA pada tahun 2018-2022
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan
berguna dan bermanfaat antara lain :
1.4.1
Manfaat Teoritis
1.4.2
Manfaat Praktis
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Terdapat bebrapa penelitian
terdahulu yang berkenaan dengan variabel yang akan diteliti, oleh karena itu
peneliti menjadikan sebagai masukan serta pengkajianyang terkait dengan
penelitian ini. Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan antar penelitian, maka
disajikan dalam tabel 2.1 dibawah :
Tabel 2.1
Penelitian
Terdahulu
No |
Nama Peneliti |
Judul Penelitian |
Variabel |
Metode Penelitian |
Hasil |
Sumber |
1 |
Cantika wira dinda suhud, (2020) |
Penilaian Kerja Keuagan Menggunakan metode Economic
Value Aded pada PT Nippon Indosari Corpindo tbk |
-kinerja keuangan |
Economic Value Aded |
·
kinerja keuangan pada PT
Nippon Indosari Corpindo Tbk periode tahun 2014-2019 diukur dengan
menggunakan metode Economic Value Added (EVA) menunjukkan pada posisi yang
fluktuatif. Pada tahun 2014-2018 perusahaan menciptakan nilai tambah ekonomis
pada posisi yang negatif atau EVA < 0, artinya kinerja keuangan perusahaan
belum dapat dikatakan baik. Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan belum
mampu menciptakan pertambahan nilai sehingga belum dapat memenuhi harapan
bagi para investor atau pemilik modal. |
|
2 |
Kusnadi Yudha Wiguna1*), Anggia
Syafitri2), Yeni Puspita Sari |
Analisis Pengukuran Kinerja
Keuangan PT. Mayora Indah, Tbk. Menggunakan Metode Economic Value Added dan
Market Value Added |
-kinerja keuangan |
EVA |
·
Pengukuran
kinerja keuangan PT. Mayora Indah, Tbk menggunakan EVA tahun 2016-2020
diperoleh nilai “positif” (EVA>0) artinya kinerja keuangan PT. Mayora
Indah, Tbk dengan metode EVA periode 2016-2020 dalam kriteria baik atau telah
terjadi proses nilai tambah ekonomi yaitu terjadi kelebihan nilai output
(penerimaan, pendapatan, keuntungan) atas nilai input (biaya-biaya dan
beban-beban) yang dikeluarkan untuk menghasilkan output tersebut. Hal ini
disebabkan karena laba yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan biaya
modal yang digunakan PT. Mayora Indah, Tbk. begitu juga Pengukuran kinerja
keuangan PT. Mayora Indah, Tbk menggunakan MVA diperoleh nilai “positif” (MVA
> 0) selama tahun 2016-2020, artinya kinerja keuangan PT. Mayora Indah,
Tbk dengan metode MVA periode 2016-2020 dalam kriteria baik atau PT. Mayora
Indah, Tbk berhasil meningkatkan kemakmuran pemilik (pemegang saham/investor)
PT. Mayora Indah, Tbk. |
|
3 |
Ary Fiyanto1 , Indra Setiawan
Purba2 , Hugo Aries Suprapto3 , Sandy Mahardhika |
Analisis Kinerja Keuangan
Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Economic Value Added (EVA)
Pada Perusahaan Manufaktur |
-kinerja keuangan |
EVA |
·
kondisi
kinerja pada PT Argha Karya Prima Industry Tbk PT Asiaplast Industri Tbk, PT
Berlina Tbk, PT Lotte Chemical Titan Tbk yang terdaftar di BEI dalam periode
tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 memiliki nilai EVA setiap tahun selama 5
tahun (2015-2019) lebih besar dari nol (EVA>0), dimana perusahaan selama 5
tahun berturut-turut menunjukan EVA > 0 atau 100% mengalami kinerja yang
baik. Berarti tingkat pengembalian yang dihasilkan pada PT Argha Karya Prima
Industry Tbk PT Asiaplast Industri Tbk, PT Berlina Tbk, PT Lotte Chemical
Titan Tbk lebih tinggi daripada tingkat biaya atau tingkat pengembalian yang
dituntut investor keadaan ini menunjukan bahwa perusahaan tersebut mampu
menciptakan nilai (create value). |
|
4 |
Margareta Lolu1 , Henny A.
Manafe2 , M.E. Perseveranda |
Penilaian Kinerja Keuangan
Perguruan Tinggi Menggunakan Analisis Rasio Keuangan dan Konsep EVA (Economic
Value Added) (Studi pada Universitas Nusa Lontar Rote Periode 2019- 2021) |
-kinerja keuangan |
EVA |
·
Laporan
keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu
perusahaan dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran
kinerja keuangan perusahaan tersebut (Fahmi, Irfan, 2018). Pada dasarnya
laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Hery, 2018) |
|
5 |
Aneu Kuraesin RS1 , Neni
Shintia Bukit |
Metode Ecomonic Value Added
(Eva) Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Untuk Menambah Hasil Ekonomis
Perusahaan |
-Kinerja keuangan |
EVA |
·
Dari
hasil perhitungan EVA diatas dapat disimpulkan Kinerja keuangan dibeberapa
perusahaan Real Estate dan Property yang menjadi sampel, apabila diukur
dengan metode Economic Value added untuk AMAN,ATAP,BCIP pada tahun 2020 dan
2021 mempunyai nilai EVA > 0 artinya telah terjadi nilai tambah ekonomi
pada perusahaan sehingga menguntungkan bagi investor dan kreditor. Dan
perusahaan berhasil menciptakan nilai value bagi pemilik modal. Untuk
APLN,ASRI,BAPA,BAPI,BBSS pada tahun 2020 mempunyai EVA < 0 artinya tidak
ada nilai tambah ekonomi bagi perusahaan sehingga mengindikasikan kinerja
keuangan kurang baik. Sedangan pada tahun 2021 APLN,ASRI mengalami perubahan
nilai EVA > 0 maka artinya kinerja keuangannya mengalami perubahan karena
menghasilkan nilai value bagi perusahaan. Sedangkan untuk BAPA,BAPI dan BBSS
masih mempunyai nilai EVA < 0 ini berarti kinerja keuangan masih kurang
baik. Namun demikian di tahun 2021 kinerja keuangan perusahaan tersebut telah
berusaha untuk meningkatkan kinerjanya hal tersebut bisa dilihat adanya
perubahan dari hasil EVA tersebut. Untuk penelitian selanjutnya dimungkinkan
untuk menambah periode penelitian serta metode yang lainnya |
2.2 Landasan Teori
2.2.1
Kinerja
A. Pengertian Kinerja
Kinerja
merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil individu dihubungkan
dengan visi yang diemban suatu
organisasi, serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. Gibson mendefinisikan kinerja
sebagai “performance is considered
to be a multiplicative function of
motivation and ability”. Kinerja juga diartikan
sebagai suatu pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang. Kinerja adalah suatu
perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran keterampilan (Noor, 2013: 270).
Kinerja sebagai
sesuatu yang tampak,
dimana individu relevan dengan tujuan organisasi. Kinerja
yang baik merupakan salah satu
sasaran organisasi dalam mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Tercapainya kinerja yang baik tidak terlepas
dari kualitas sumber daya manusia
yang baik pula. Senada dengan Herman
Aguinis mendefinisikan kinerja sebagai “…behavior
or what employees do, not about what employees produce
or the outcomes of their work” (Noor, 2013: 271).
Kinerja adalah catatan mengenai
akibat-akibat yang dihasilkan pada fungsi pekerjaan
atau aktivitas selama periode tertentu
yang berhubungan dengan tujuan organisasi. Kinerja seseorang
merupakan gabungan dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat diukur dari akibat
yang dihasilkan. Oleh karena itu
kinerja bukan menyangkut karakteristik pribadi yang ditunjukkan oleh seseorang melalui hasil kerja yang telah dan
akan dilakukan seseorang (Noor,
2013: 271).
Armstrong mengatakan bahwa kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai
dari pekerjaan tersebut.
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan
kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonom. Dari pengertian diatas dapat ditafsirkan bahwa kinerja adalah hasil kerja seseorang selama periode tertentu
dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran atau yang telah ditentukan
terlebih dahulu dan telah
disepakati bersama (Noor, 2013: 271).
B. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan
merupakan gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan
sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas
yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan
adalah suatu analisis
yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Juga dapat dikemukan
bahwa kinerja keuangan
adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, kriteria
yang ditetapkan sebelumnya (Trianto, 2017: 2).
Untuk dapat mengetahui kinerja
keuangan suatu perusahaan, informasi tersebut dapat dilihat melalui
laporan keuangan perusahaan
pada suatu periode. Laporan keuangan juga dapat digunakan
untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban, struktur
modal usaha, keefektifan penggunaan aset, serta hal-hal
lain yang berhubungan dengan keadaan finansial perusahaan.
C. Tujuan kinerja Keuangan
Tujuan dari kinerja
keuangan (Purnomo, 2019: 11) adalah:
1)
Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih.
2)
Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya apabila perusahaan tersebut
dilikuidasi baik kewajiban
keuangan jangka pendek maupun
jangka panjang.
3)
Untuk
mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
4)
Untuk
mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya
dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan
perusahaan untuk membayar
beban bunga atau hutang-hutangnya termasuk
membayar kembali pokok.
5)
Hutangnya
tepat pada waktunya serta kemampuan membayar
deviden secara teratur kepada para pemegang saham.
D. Manfaat Kinerja Keuangan
Adapun manfaat
dari kinerja keuangan
(Purnomo, 2019: 12) adalah:
1)
Untuk
mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam satu periode
tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksana kegiatannya.
2)
Untuk
melihat kontribusi suatu bagian dalam mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan.
3)
Dapat
digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan
datang.
4)
Memberi
petunjuk untuk pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya
dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya.
5)
Sebagai
dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi
dan produktivitas perusahaan (Purnomo, 2019: 12).
2.2.2
Laporan Keuangan
A. Pengertian laporan keuangan
Laporan keuangan merupakan alat penguji dari pekerjaan dari pembukuan yang digunakan untuk
menentukan atau menilai posisi keuangan
perusahaan. Dari laporan
keuangan, dapat diketahui posisi keuangan perusahaan serta
hasil-hasil yang telah dicapai
perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan summary proses perhitungan setiap tutup
pembukuan yang digunakan untuk melihat perkembangan perusahaan (Mulyawan, 2015: 83).
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi, sebagai ikhtisar dari transaksi-transaksi keuangan
selama periode berjalan. Periode akuntansi dapat dipakai pertahun, per 6 bulan tergantung perusahaan, namun pada umumnya
pertahun. Laporan keuangan yang dihasilkan akuntabel yang diolah secara sistematis atas dasar bukti
transaksi yang benar. Informasi yang disajikan
diringkas melalui nama akun dengan nilai yang akurat, dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan
atau prinsip akuntansi
yang berlaku secara umum
(Sirait, 2014: 19-20).
B. Tujuan laporan Keuangan
Menurut Syofyan Syafri Harahap yang dikutip oleh Mulyawan (2015: 95) menyebutkan bahwa tujuan laporan
keuangan adalah sebagai berikut :
1.
Memberikan informasi
keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal tertentu.
2.
Memberikan informasi
yang dapat dipercaya
mengenai perubahan dalam aktiva netto
suatu perusahaan yang timbul dari
kegiatan usaha dalam rangka
memperoleh laba.
3.
Memberikan
informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan dalam menaksir
potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4.
Memberikan informasi
penting lainnya mengenai
perubahan dalam aktiva dan kewajiban
perusahaan, seperti informasi
mengenai aktivitas pembiayaan investasi.
5.
Memberikan
informasi lain yang berhubungan dengan laporan
keuangan yang relevan untuk kebutuhan para pemakai laporan (Mulyawan, 2015: 96).
Menurut PSAK No.1 tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan
keputusan ekonomik (PSAK, 2014:
3).
C. Prinsip-Prinsip Laporan keuangan
Menurut Widyatuti (2017: 2) prinsip-prinsip laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1.
Accounting Entity (entitas)
Yaitu yang menjadi fokus perhatian akuntansi adalah entitas tertentu
atau lembaga tertentu yang dilaporkan
2.
Going Concern (kontinuitas operasi)
Dalam penyusunan laporan
keuangan harus dianggap bahwa perusahaan
tertentu yang dilaporkan terus beroperasi dimasa yang akan datang.
Jika perusahaan dianggap
tidak mampu melanjutkan usahanya harus diungkapkan oleh akuntan.
3.
Measurement (pengukuran)
Akuntansi sebagai media pengukuran sumber ekonomi dan kewajiban.
Akuntansi harus mengukur hasil transaksi dimana ukuran yang dipakai adalah unit moneter
4.
Time Period (periode waktu)
Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu atau periode tertentu. Laporan harus
memiliki batas waktu yang jelas
5.
Monetary Unit (unit moneter)
Pengukuran setiap transaksi adalah dalam bentuk nilai atau unit barang
6.
Accrual
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan berdasarkan kejadiannya tanpa melihat
apakah transaksi pembayaran atau penerimaan kas telah dilakukan
7.
Exchange Price (harga
pertukaran)
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan didasarkan pada harga pertukaran pada saat terjadinya transaksi
8.
Aproximation (penaksiran)
Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penaksiran- penaksiran
seperti taksiran umur, harga dan pemilihan prinsip yang digunakan
9.
Judgement (pertimbangan)
Dalam menyusun laporan
keuangan banyak diperlukan pertimbangan-pertimbangan berdasarkan keahlian,
baik pertimbangan memilih
alternatif maupun cara penyajian laporan
keuangan (Widyatuti, 2017: 3).
10.
General Purpose (bertujuan umum)
Informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan
yang dihasilkan akuntansi
keuangan ditujukan kepada
pemakai secara umum, bukan
pemakai khusus.
11.
Interrelated Statement (laporan yang sangat terkait)
Laporan posisi keuangan,
laba/rugi dan laporan
sumber penggunaan kas yang mempunyai hubungan sangat erat dan berkaitan
12.
Substance Over Form
Akuntansi lebih menekankan pada kenyataan ekonomis suatu kejadian
dari pada bukti legalnya atau formalnya
13.
Materiality (materialitas)
Laporan keuangan hanya memuat informasi
yang dianggap penting. Dalam setiap pertimbangan yang
dilakukannya tetap melihat
signifikansinya secara umum. Indikator materialitasnya dikaitkan dengan dampaknya
terhadap laporan keuangan
(Widyatuti, 2017: 4).
D. Jenis-Jenis Laporan keuangan
Laporan keuangan
yang dipublikasikan pada umumnya terdiri
atas:
1.
Laporan laba rugi komprehensif (comprehensive income statement)
Laporan laba
rugi komprehensif merupakan akumulasi kegiatan
yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu, misalnya
bulanan atau tahunan.
Komponen laporan laba rugi
komprehensif adalah penjualan, harga
pokok penjualan, biaya pemasaran,
biaya administrasi dan umum dan pendapatan komprehensif lainnya (Sumarsan, 2013:
22).
2.
Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan
ekuitas menggambarkan jumlah ekuitas yang diinvestasikan ke dalam perusahaan,
besarnya laba atau rugi yang
dihasilkan oleh perusahaan dan saldo akhir ekuitas perusahaan (Sumarsan, 2013: 22)
3.
Laporan posisi
keuangan
Laporan posisi
keuangan adalah laporan tentang posisi laporan
keuangan perusahaan pada satu titik tertentu seperti
yang tertera dalam laporan
posisi keuangan, baik pada akhir bulan, kuartal, semester atau tahun. (Sumarsan, 2013: 23).
4.
Laporan arus kas
Laporan arus
kas memuat ikhtisar penerimaan dan pengeluaran
kas dari kelompok aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Hasil penjumlahan arus kas bersih dari
tiap kelompok aktivitas ini merupakan surplus atau defisit kas dari
periode berjalan (Samryn,
2012: 43).
5.
Catatan atas laporan keuangan
Laporan
keuangan yang lengkap biasanya memuat catatan atas laporan keuangan yang menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan, kebijakan akuntansi perusahaan serta penjelasan atas pos-pos
signifikan dari laporan
keuangan perusahaan (Samryn,
2012: 31).
2.2.3
Analisis Laporan Keuangan
A. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis keuangan
adalah penggunaan laporan
keuangan untuk menganalisis
posisi dan kinerja keuangan perusahaan untuk
menilai kinerja keuangan dimasa depan (Subramanyan, 2017: 68). Analisis
laporan keuangan adalah penguraian pos-pos
laporan keuangan menjadi
unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya besifat signifikan atau mempunyai makna antara satu dan yang lain, yaitu antara data kuantitatif dengan data non kuantitatif yang bertujuan mengetahui kondisi keuangan dalam proses menhasilan
keputusan yang tepat. Menurut John J. Wild, K.R.
Subramanyan dan Robert F. Halsey, analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis
untuk laporan keuangan bertujuan umum
dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis
(Mulyawan, 2015: 100).
Menurut Leopad
A. Bernstein, analisis laporan keuangan adalah
proses yang penuh pertimbangan dalm rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan
menentukan estimasi dan prediksi
yang paling mungkin
mengenai kondisi kerja perusahaan
pada masa yang akan datang. Menurut S. Munawir, anaisis laporan keuangan
adalah penelaahan hubungan
tendensi atau kecendrungan
untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan (Mulyawan, 2015: 100).
Mengadakan interprestasi atau analisis terhadap
laporan keuangan suatu
perusahaan sangat bermanfaaat bagi penganalisis untuk mengetahui keadaan
dan perkembangan keuangan
dari perusahaan yang
bersangkutan. Analisis laporan keuangan terdiri atas :
1.
Fokus
laporan yaitu laporan laba rugi, neraca, arus kas, yang merupakan akumulasi transaksi
dari kejadian historis
dan penbab terjadinya suatu perusahaan.
2.
Prediksi
yaitu analisis harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlalu terhadap
dampak dan prospek
perkembangan keuangan perusahaan pada masa yang akan
datang.
3.
Dasar
analisis yaitu laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip tersendiri sehingga
hasil analisis sangat bergantung pada kualitas laporan
ini. Penguasaan pada sifat akuntansi
sangat diperlukan dalam menganalisis laporan
keuangan (Mulyawan, 2015:
101).
Menurut Bernstein
analisis laporan keuangan
mencakup penerapan metode dan
teknik analisis atas laporan keuangan dan data
lainnya untuk melihat ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna
dalam proses pengambilan keputusan. Analisis laporan
keuangan berfungsi untuk mengkonversi data yang
berasal dari laporan sebagai bahan mentah menjadi informasi yang lebih berguna,
lebih tajam dengan menggunakan teknik tertentu (Mulyawan, 2015: 101).
B. Tujuan Dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Menurut Sofyan Syafri Harahap
yang dikutip oleh Mulyawan
(2015: 103), analisis laporan keuangan bertujuan untuk menambah informasi dalam suatu laporan
keuangan. Kegunaan analisis
laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1.
Memberikan informasi
yang lebih luas dan lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan
keuangan biasa.
2.
Menggali informasi
yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan
atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
3.
Mengetahui kesalahan yang terdapat dalam laporan keuangan.
4.
Membongkar
hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan laporan
keuangan, baik dikaitkan dengan komponen
internal laporan keuangan maupun dengan informasi yang diperoleh dari
luar perusahaan.
5.
Mengetahui
sifat-sifat hubungan yang dapat melahirkan model dan teori yang terdapat di lapangan, seperti untuk prediksi dan peningkatan (rating).
6.
Memberikan
informasi yang diinginkan oleh para pengambil
keputusan. Dengan kata lain, apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis
laporan keuangan juga antara lain:
a)
Menilai prestasi
perusahaan
b)
Memproyeksi keuangan
perusahaan
c)
Menilai
kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu yang mencakup posisi keuangan (aset, neraca
dan modal), hasil usaha perusahaan (hasil dan biaya),
likuiditas, solvabilitas, aktivitas, rentabilitas dan profitabilitas, dan indikator pasar
modal
d)
Menilai perkembangan dari waktu ke waktu
e)
Melihat komposisi
struktur keuangan, arus dana
7.
Menentukan peringkat
perusahaan menurut kriteria
tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
8.
Membandingkan situasi
perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode
sebelumnya atau dengan standar industri
normal dan standar ideal.
9.
Memahami
situasi dan kondisi keuangan yang dialami suatu perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usah, struktur keuangan dan sebagainya.
10. Memprediksipotensi yang dialami perusahaan pada masa yang akan datang.
11. Melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih
kemungkinan investasi dan
merger.
12. Meramalkan kondisi keuangan perusahaan untuk masa yang akan datang.
13. Melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi, baik dalam manajemen, operasi, keuangan maupun masalah lain.
14. Menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi dan lain-lain (Mulyawan, 2015: 104).
C. Jenis-Jenis Teknik Analisis Laporan
Keuangan
Dalam
menganalisis laporan keuangan diperlukan beberapa teknik analisis berikut:
1.
Analisis
perbandingan, analisis ini dipergunakan dengan cara memperbandingkan laporan keuangan
minimal dua periode
atau lebih ringan dengan menunjukan data absolut atau jumlah dalam rupiah, kenaikan atau penurunan
dalam jumlah rupiah, kenaikan atau
penurunan dalam persentase, dan perbandingan
dalam rasio (Mulyawan, 2015: 109).
2.
Analisis trend, analisis ini dipergunakan untuk mengetahui tendensi
dari keuangan perusahaan. Analisis ini dinyatakan dalam presentase.
3.
Analisis commonsize, teknik ini dipergunakan untuk mengetahui persentase investasi dari tiap-tiap
aktiva, baik struktur
permodalannya, komposisi pembiayaan maupun pendanaan, serta kaitannya
dengan penjualan.
4.
Analisis sumber dan penggunaan modal kerja, analisis
ini dilakukan untuk mengetahui sumber dan penggunaan modal kerja serta penyebab perubahannya pada periode tertentu.
5.
Analisis sumber dan penggunaan kas, suatu analisis
yang dipergunakan untuk
mengetahui sebab-sebab berubahnya uang kas berikut sumber-sumber kas.
6.
Analisis
perubahan laba kotor, analisis ini merupakan analisis yang dipakai untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor secara
realistis dan anggarannya dari laporan tersebut.
7.
Analisis
indeks, analisis indeks merupakan analisis horizontal. Analisis ini mengubah
semua angka dalam suatu laporan
keuangan pada tahun dasar
menjadi 100. Tahun dasar yang dipilih
tidak selalu harus tahun yang paling awal, tetapi pilihlah tahun
yang dianggap normal.
8.
Analisis rasio, analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan
pos-pos tertentu daripada
laporan keuangan serta kombinasinya
(Mulyawan, 2015: 110-113).
2.2.4
Economic Value Added ( Eva)
A. Pengertian Economic Value Added
EVA merupakan salah satu metode baru dalam menilai kinerja perusahaan. Nilai tambah ekonomi
atau EVA pertama kali diperkenalkan
oleh Stewart yang menyatakan bahwa EVA adalah
mengukur modal income residual dikurangi biaya modal dari hasil laba operasi dalam bisnis (Witjaksana,
2019: 70). Definisi serupa dikemukakan
oleh Blocher yang menyatakan bahwa nilai tambah ekonomi (EVA) merupakan
jenis perhitungan residural
income spesifik yang belakangan ini banyak menarik
perhatian. Nilai tambah ekonomi (EVA) sama dengan laba
operasi setelah pajak dikurangi biaya
modal rata-rata tertimbang (setelah pajak) dikalikan dengan total aktiva dikurangi kewajiban
lancer (Witjaksana, 2019: 70).
Menurut Rudianto (2013: 217) EVA merupakan pengukuran kinerja keuangan berdasarkan
nilai yang merefleksikan jumlah absolut
dari nilai kekayaan
pemegang saham yang dihasilkan, baik bertambah maupun berkurang setiap tahunnya. EVA merupakan alat yang berguna
untuk memilih investasi
keuangan yang paling menjanjikan dan sekaligus sebagai alat yang cocok untuk mengendalikan operasi
perusahaan. EVA adalah suatu sistem manajemen
keuangan untuk mengukur
laba ekonomi perusahaan, yang menyatakan bahwa
kesejahteraan hanya tercipta jika
perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal. EVA mengukur nilai sebenarnya yang sedang diciptakan, yang menjadikannya sebagai
ukuran kinerja yang lebih baik daripada
pertumbuhan penjualan, return on
investment, earning per share
atau ukuran tradisional
lainnya.
Menurut Gitman yang dikutip oleh Witjaksana (2019:71) EVA adalah metode penilaian yang populer digunakan
oleh perusahaan dalam menentukan apakah investasi yang dilakukan memberikan kontribusi yang positif
terhadap pemilik perusahaan. EVA
memberikan tolak ukur yang baik tentang apakah perusahaan telah memberikan nilai tambah kepada pemegang saham. Oleh karena itu, jika manajer memfokuskan pada
EVA, maka hal ini akan membantu memastikan bahwa mereka
beroperasi dengan cara konsisten untuk
memaksimumkan nilai
perusahaan.
Menurut Anthony dan Govindarajan EVA adalah suatu sistem
manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta
jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi
dan biaya modal.
EVA merupakan jumlah
uang dan dapat diperoleh dengan
mengurangkan beban modal dari laba operasional bersih.
EVA sebagai indikator dari keberhasilan manajemen dalam memilih
dan mengelola sumber-sumber dana yang ada di perusahaan tentunya juga akan berpengaruh
positif terhadap return pemegang
saham. Di dalam konsep EVA memperhitungkan modal saham, sehingga memberikan pertimbangan yang adil bagi para penyandang
dana perusahaan. Apabila nilai EVA suatu perusahaan meningkat, maka kinerja
perusahaan semakin baik sehingga kesejahteraan para pemegang saham dapat ditingkatkan (Witjaksana, 2019: 71).
EVA adalah suatu estimasi dari laba ekonomis
yang sebenarnya dari bisnis
untuk tahun yang bersangkutan, dan sangat jauh
berbeda dari laba akuntansi. EVA mencerminkan laba residu yang tersisa setelah
biaya dari seluruh
modal, termasuk modal ekuitas telah dikurangkan, sedangkan
laba akuntansi ditentukan tanpa mengenakan beban untuk modal ekuitas. Pendekatan EVA merupakan suatu alat pengukuran kinerja
perusahaan yang menilai berhasil atau tidaknya suatu kegiatan atau aktivitas dari sudut kepentingan dan harapan penyandang dana
(kreditur dan pemegang saham)
(Rufaidah, 2013: 25).
EVA (Economic Value Added) adalah suatu metode pengukuran
kinerja keungan perusahaan, diketahui tentang ada atau tidaknya nilai tambah bagi penyandang dana dengan keberhasilan manajemen menghasilkan laba pada satu periode.
Konsep EVA datang dari kemampuan manajer perusahaan
untuk menghasilkan return (nilai
tambah) bagi investor. EVA merupakan selisih dari net operating profit after tax dikurangi cost of capital (Rodoni,
2010: 25).
B. Tujuan Dan Manfaat EVA
Tujuan diterapkannya EVA adalah karena EVA satu- satunya pedoman
penilaian yang berhubungan langsung dengan nilai
pasar sebuah perusahaan dan kinerja manajemen. Perhitungan EVA juga diharapkan mendukung penyajian laporan
keuangan yang akan mempermudah pengguna
laporan keuangan seperti
kreditur, investor, karyawan,
pemerintah, pelanggan dan pihak- pihak
lain yang berkepentingan (Ratnasari, 2013: 204).
EVA juga memiliki
manfaat dalam menilai
kinerja keuangan suatu
perusahaan. Berikut adalah manfaat EVA menurut
Rahmi (2018: 19):
1.
Penilaian
kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian
manajemen sesuai dengan keputusan pemegang
saham.
2.
Dengan EVA manajer berfikir
dan bertindak seperti
halnya pemilik modal yaitu
memilih investasi yang meminimumkan tingkat biaya modal sehingga
nilai perusahaan dapat
dimaksimalkan
3.
EVA dapat membuat para manajer memfokuskan perhatian pada kegiatan
yang menciptakan nilai dan memungkinkan mereka untuk mengevaluasi kinerja berdasarkan kriteria nilai maksimal
perusahaan
4.
EVA dapat menyebabkan perusahaan lebih memperhatikan struktur
modalnya
5.
EVA
dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan proyek yang memberikan pengembalian
lebih tinggi daripada biaya modalnya (Rahmi, 2018: 20)
C. Perhitungan Economic Value Added
Menurut Rudianto (2013: 222) konsep EVA merupakan
alternatif yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan dimana fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai perusahaan. Penilaian
kinerja dengan menggunakan EVA menyebabkan perhatian
manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA para manajer
akan berpikir dan bertindak sesuai seperti halnya dengan pemegang
saham, yaitu memilih
investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian serta meminimumkan tingkat
biaya modal sehingga
nilai perusahaan dapat dimaksimumkan. Sebagai
pengukur kinerja perusahaan, EVA secara langsung
menunjukkan seberapa besar
perusahaan telah menciptakan modal bagi pemilik modal. Untuk itu EVA juga dapat dirumuskan sebagai berikut:
EVA = NOPAT – Capital charges
Keterangan:
NOPAT : net
operating profit after tax
Capital charges:
invested capital x cost of capital
Sedangkan untuk mengukur
kinerja perusahaan dengan metode EVA adalah
sebagai berikut:
1.
Menghitung NOPAT (Net Operating Profit
After Tax)
NOPAT pada dasarnya merupakan
tingkat keuntungan yang diperoleh dari modal yang ditanam
(Hefrizal, 2018: 67). Rumus NOPAT adalah:
NOPAT = EBIT - Tax
2.
Invested Capital
Invested capital adalah hasil
penjabaran perkiraan dalam neraca untuk melihat besarnya
modal yang diinvestasikan perusahaan oleh kreditur dan seberapa besar modal yang di investasikan dalam perusahaan (Hefrizal, 2018: 67). Rumus Invested capital adalah:
Invested capital = Total Utang + Ekuitas – Utang Jangka
Pendek
3.
WACC (Weighted Average Cost of Capital)
WACC
merupakan salah satu komponen penting lainnya
dalam EVA. WACC sama dengan jumlah biaya dari setiap
komponen modal hutang jangka pendek,
hutang jangka panjang, dan ekuitas pemegang saham
ditimbang berdasarkan proporsi
relatifnya dalam struktur modal perusahaan pada nilai pasar (Hefrizal, 2018: 67). Rumus untuk menghitung WACC sebagai
berikut:
WACC = {D x rd (1-tax)} + (E x re)
Keterangan:
D
:
Proporsi utang dalam struktur modal rd : Biaya utang jangka panjang
tax : Tingkat pajak
E
: Biaya pengembalian saham
re : Proporsi saham dalam struktur modal
Dimana:
Tingkat Modal dari
Utang (D) = Total Utang x100%
Total Utang + Ekuitas
Cost of Debt (rd)= Beban Bunga x 100%
Utang Jangka Panjang
Tingkat Pajak (tax)= Beban
Pajak x 100%
Laba Sebelum Pajak
Tingkat Modal dari Ekuitas (E)= Total Ekuitas x 100%
Total Utang + Ekuitas
Cost of Equity (re) = Laba Bersih Setelah
Pajakx 100%
Total Ekuitas
4.
Menghitung Capital Charges
Capital Charges merupakan
aliran kas yang dibutuhkan untuk mengganti para investor atas risiko usaha dari modal yang diinvestasikan (Kaunang, 2013: 653). Rumus dari Capital Charges adalah:
Capital Charges = Invested
Capital x WACC Menurut Rudianto
(2013: 222) kriteria
yang digunakan dalam
menganalisis kinerja
perusahaan dengan metode
EVA adalah
1)
Jika EVA > 0 maka ada pertambahan nilai,
kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik.
2)
Jika EVA = 0 adalah titik impas perusahaan, kinerja
perusahaan dapat dikatakan
sedang atau netral
3)
Jika EVA < 0 maka tidak ada pertambahan nilai, kinerja keuangan perusahaan tersebut
dikatakan tidak baik.
D. Keunggulan Dan Kelemahan EVA
a. Keunggulan EVA
Menurut Rudianto (2013: 224) keunggulan EVA dibandingkan dengan
kinerja keuangan lainnya adalah:
1.
EVA
dapat menyelaraskan tujuan manajemen dan kepentingan pemegang saham dimana EVA digunakan
sebagai ukuran operasi
dari manajemen yang mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam menciptakan
nilai tambah bagi pemegang saham atau
investor.
2.
EVA memberikan pedoman bagi manajemen
untuk meningkatkan laba
operasi tanpa tambahan dana atau modal, mengeksposur pemberian
pinjaman (piutang) dan menginvestasikan dana yang
memberikan imbalan tinggi.
3.
EVA merupakan
sistem manajemen keuangan
yang dapat memecahkan semua masalah bisnis,
mulai dari strategi
dan pergerakannya sampai
keputusan operasi sehari-hari.
b.
Kelemahan EVA
Menurut Rudianto (2013: 224) kelemahan dalam mengukur kinerja keuangan dengan metode EVA adalah:
1.
Sulitnya menentukan biaya modal yang benar-benar akurat,
khususnya biaya modal sendiri. Dalam perusahaan go public biasanya mengalami
kesulita ketika melakukan
perhitungan sahamnya.
2.
Analisis EVA hanya mengukur
faktor kuantitatif saja, sedangkan untuk mengukur kinerja
perusahaan secara optimum,
perusahaan harus diukur berdasarkan faktor
kuantitati dan kualitatif.