MAKALAH INOVASI DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI DI PT. PERTAMINA

 

MAKALAH

INOVASI DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI DI

PT. PERTAMINA

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah

 Inovasi & Analisa Pengembangan Organisasi

Dosen :  

 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Disusun oleh :

 

Nama 

NPM  

 

 

 

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI LATIFAH MUBAROKIYAH SURYALAYA TASIKMALAYA

2025


 

KATA PENGANTAR

 

Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Kepada-Nya kita panjatkan puji dan syukur, memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita memohon perlindungan dari keburukan diri dan syaitonyang selalu menghembuskan kebatilan pada diri kita.

Dengan rahmat dan pertolongan-Nya, Alhamdulillah makalah yang berjudul “Inovasi  Dalam Pengembangan Organisasi Pada PT. PLN ” ini dapat di selesaikan dengan baik. Kami menyadari sepenuh hati bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini.

Kami mengharapkan kritik dan saran para pembaca sebagai bahan evaluasi kami dalam pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan itu semua menjadikan kesadaran bagi kami agar lebih meningkatkan kualitas makalah ini di masa yang akan datang.

 

Tasikmalaya, 03 Januari 2025

 

 

 

Penulis

 


 



BAB I PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut organisasi-organisasi baik publik maupun privat di dunia untuk selalu berkembang dan melahirkan inovasi-inovasi baru demi menjaga dan meningkatkan kemampuan bersaing mereka. Perusahaan perlu terus melakukan diferensiasi baik pada produk maupun layanan sebagai bagian dari strategi perusahaan. Pendapat tersebut merupakan indikasi bahwa untuk dapat bertahan suatu perusahaan harus mampu terus menghadirkan produk dan layanan baru (Alim 2013). Dengan demikian, untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru demi meningkatkan daya saing maka suatu perusahaan harus dapat merespon perubahan dengan selalu belajar guna memperbaharui pengetahuan yang dimiliki, hal ini perlu dilakukan karena pengetahuan merupakan dasar bagi perusahaan untuk mengembangkan produk atau layanan baru.

Maka dari itu, perusahaan memandang pengetahuan sebagai sumber daya yang paling bernilai (Alim 2013). Perusahaan menyadari untuk dapat terus bersaing mereka harus dapat mengelola sumber daya intelektual yang dimiliki. Oleh karena itu saat ini banyak organisasi menerapkan program knowledge mangement dan terus mengembangkannya.

Dalam hal menerapkan knowledge management dalam suatu organisasi, tentu tidak terlepas dari peran sumber daya manusia yang dimiliki organisasi itu sendiri. Sumber Daya Manusia (SDM)/Human Resources (HR) merupakan salah satu dari tiga elemen pokok dalam manajemen pengetahuan, yang menjadi kunci utama jalannya suatu organisasi. Tanpa manusia, organisasi tidak dapat berjalan. HR juga berperan dalam pengembangan organisasi itu sendiri, karena dengan pengembangan sumber daya manusia, inovasi serta kemajuan perusahaan


akan terwujud, karena HR merupakan asset organisasi yang harus dijaga guna mengembangkan organisasi itu sendiri.

Bagi Pertamina, Sumber Daya Manusia merupakan salah satu mata rantai yang paling penting dari rantai bisnis yang terintegrasi. Kinerja dan kontribusi dari setiap individu berpotensi untuk menentukan laju pertumbuhan bisnis dalam segala aspek. Seiring dengan visi pertamina untuk menjadi perusahaan energy nasional kelas dunia perlu diiringi dengan peningkatan kualitas seluruh SDM dalam organisasi.

Knowledge Management memiliki pengaruh yang signifikan terhadap suatu organisasi, karena dalam perkembangannya penguasaan suatu pengetahuan dalam organisasi dinilai penting untuk menghasilkan inovasi berbasis pengetahuan. Knowledge Management adalah sebuah sistem terintegrasi yang terdiri dari people, process, dan technology.

Knowledge Management memungkinkan asset pengetahuan sebuah organisasi tersimpan dengan baik dan dapat digunakan kembali saat dibutuhkan. Dengan adanya Knowledge Management, perusahaan tidak perlu pusing ketika kehilangan para pegawai terbaiknya karena tacit knowledge yang dimilikinya telah terkodifikasi dengan baik, knowledge management adalah kunci keberhasilan menghadapi era disrupsi. Knowledge Management berhubungan dengan strategi dan proses dari mengidentifikasi, menangkap dan pengaruh pengetahuan membantu organisasi dalam bersaing dengan lingkungan bisnis yang bergolak. KM dapat memberi akses kepada informasi untuk melakukan pekerjaan menjadi lebih baik daripada masa lampau. Dengan begitu, Knowledge Management memiliki fungsi penting dalam upaya pengembangan suatu organisasi agar dapat bersaing dan mengikuti perkembangan zaman.

Knowledge management adalah suatu disiplin yang memperlakukan model intelektual sebagai asset yang dikelola. Sistem knowledge management memberikan informasi yang tepat kepada orang yang tepat pada saat yang tepat. Knowledge Management mengubah pengalaman


dan informasi menjadi hasil. Pada dasarnya knowledge management merupakan suatu sistem atau alat untuk mengelola sumber daya (asset organisasi) tidak berwujud (pengetahuan) untuk mencapai tujuan organisasi (Saefullah dan Rusdiana 2016).

PT Pertamina membentuk fungsi Knowledge Management dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui penciptaan, budaya perbaikan yang berkelanjutan, peningkatan efektivitas implementasi sistem standar dan budaya berbagai pengetahuan yang dijalankan dalam koridor proses bisnis selaras dengan prioritas world class Pertamina dan yang terpenting adalah sebagai bentuk dari pengembangan organisasi.

Pengembangan Organisasi merupakan kumpulan intervensi perubahan terencana, dibangun di atas nilai-nilai humanistic-demokratis, yang berupaya memperbaiki keefektifan organisasi dan kesejahteraan karyawan. Organisasi harus memahami strategi globalisasi dan transformasi lintas budaya, mengungkapkan dasar-dasar teoritis dan menghubungkannya dengan praktek pengembangan organisasi yang efektif. Adapun nilai-nlai yang mendasari pengembangan organisasi, antara lain:

1.      Penghormatan terhadap manusia. Manusia dipandang sebagai makhluk yang bertanggung jawab, sadae, dan memiliki kepedulian.

2.      Kepercayaan dan dukungan. Organisasi yang efektif dan sehat ditandai dengan kepercayaan, autensitas, keterbukaan, dan suasana yang mendukung.

3.      Penyeimbangan kekuasaan. Organisasi yang efektif tidak memberi tekanan terlalu besar pada wewenang dan kendali yang bersifat hierarkis.

4.      Konfrontasi. Masalah dikonfrontasi secara terbuka.

5.      Partisipasi. Semakin banyak orang yang akan terkena dampak oleh sebuah perubahan dilibatkan dalam keputusan menyangkut


perubahan itu, makan karyawan akan semakin berkomitmen untuk menerapkan keputusan itu.

Ada empat macam intervensi yang mungkin dapat digunakan dalam perubahan organisasi, yaitu:

1.      Pelatihan kepekaan, mengacu pada sebuah metode perubahan perilaku melalui interaksi kelompok yang tak terstruktur.

2.      Umpan balik survey, salah satu perangkat untuk menilai sikap anggota organisasi, mengidentifikasi perbedaan di antara persepsi anggota, dan diskusi dan mendapatkan solusi yang ditawarkan.

3.      Pengembangan antarkelompok, yaitu sebuah upaya pengembangan organisasi untuk mengubah sikap stereotip dan persepsi yang dimiliki satu kelompok kepada kelompok lain.

4.      Penyelidikan apresiatif, sebuah upaya untuk mencari kualitas unik dan kekuatan khusus dari suatu organisasi, yang daoat diolah lebih jauh untuk memperbaiki kinerja.

Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Bayu Ilham Pradana mengenai Peran Organizational Learning dalam Penerapan Knowledge Management untuk mencapai Organizational Efectiveness pada tahun 2014. Knowledge Management adalah praktik dari pengetahuan secara selektif dari pengalaman pengambilan keputusan sebelumnya untuk aktivitas pengambilan keputusan saat ini dan masa depan dengan maksud untuk meningkatkan organizational effectiveness. Penelitian tersebut membuktikan bahwa Knowledge Management secara positif berpengaruh pada pengembangan organisasi dan keefektifan organisasi melalui organizational learning. Dapat dikatakan bahwa manajemen pengetahuan tidak dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengembangan organisasi tanpa organizational learning. Pembelajaran merupakan proses inddividu dan organisasi untuk membuat ilmu pengetahuan baru dalam menghadapi perubahan lingkungan. Proses pembelajaran tidak hanya mengenai perolehan pengetahuan dan keahlian, tetapi juga mengenai


pengembangan visi yang berdasarkan pada sistem nilai organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peran dari Organizational Learning dalam hubungan Knowledge Management untuk mewujudkan Organizational Development yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh organisasi.

B.      Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk menganalisis beberapa rumusan masalah berikut:

1.      Bagaimana penerapan knowledge management pada PT Pertamina jika dianalisis menggunakan teori penerapan knowledge management Liebowitz?

2.      Apa pengaruh knowledge management pada pengembangan organisasi PT Pertamina?

C.      Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya:

1.      Untuk mengetahui bagaimana penerapan knowledge management pada PT Pertamina jika dianalisis menggunakan teori penerapan knowledge management yang dikemukakan oleh Liebowitz (1999) yang terdiri atas tiga proses dasar.

2.      Untuk mengetahui pengaruh knowledge management terhadap pengembangan organisasi PT Pertamina.

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.      Secara teoritis, makalah ini diharapkan dapat memberi wawasan mengenai penerapan knowledge management pada PT Pertamina yang dianalisis menggunakan teori penerapan knowledge management Liebowitz (1999).

2.      Secara praktis, makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya, serta memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait dalam penerapan knowledge management pada PT Pertamina.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.     Esensi Konsep Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)

Esensi konsep manajemen pengetahuan meliputi pengelolaan sumber daya manusia dan teknologi informasi untuk mencapai organisasi yang semakin baik sehingga mampu memenangkan persaingan bisnis. Perkembangan dari teknologi informasi memainkan peran yang penting dalam konsep manajemen pengetahuan. Hal ini disebabkan hampir semua aktivitas kehidupan manusia diwarnai oleh penguasaan teknologi informasi sehingga penjelasan mengenai manajemen pengetahuan tidak lepas dari pengelolaan (Saefullah dan Rusdiana 2016).

Peranan ilmu pengetahuan menjadi semakin menonjol karena hanya dengan pengetahuanlah semua perubahan yang harus dihadapi sebuah organisasi dapat disikapi dengan tepat. Artinya, pendidikan memainkan peran penting dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas dan kompetitif. Ketatnya kompetisi secara global khususnya dalam bidang ekonomi telah mendorong organisasi agar dapat mengembangkan organisasinya sesuai dengan tuntutan pasar dan perkembangan zaman.

B.      Fungsi Konsep Knowledge Management

Knowledge management dilihat dari fungsinya, dapat meningkatkan kemampuan organisasi untuk belajar dari lingkungan dan menggabungkan pengetahuan ke dalam proses bisnis (Saefullah dan Rusdiana 2016). Pengetahuan sangat penting dalam membantu organisasi mengambil keputusan untuk memecahkan masalah. Pengetahuan telah menjadi sesuatu yang sangat menentukan keberhasilan organisasi. Oleh karena itu, perolehan dan pemanfaatannya perlu dikelola dengan baik dalam konteks peningkatan dan pengembangan organisasi. Hal ini sangat strategis dalam menghadapi persaingan yang mengglobal. Oleh karena itu, diperlukan cara


yang dapat mengintegrasikan pengetahuan itu dalam kerangka pengembangan SDM dalam organisasi.

C.      Pentingnya Knowledge Management dalam Pengembangan Organisasi

Knowledge management menjadi bidang yang penting dalam proses pembelajaran sebuah organisasi. Oleh karena itu, pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi harus mampu memberikan kemajuan bagi organisasi itu. Agar organisasi dapat bertahan hidup, setiap orang yang ada di dalam organisasi dituntut berbagi pengetahuan. Untuk itu, dibutuhkan manajemen yang kuat agar pengetahuan tersebut mengakar di setiap individu dalam organisasi dan tidak hilang begitu saja dengan didukung infrastruktur untuk penyebaran informasi di lingkungan organisasi.

Berikut ini beberapa alasan pentingnya knowledge management dalam pengembangan organisasi atau perusahaan (Saefullah dan Rusdiana 2016):

1.      Mempercepat arus informasi di internal perusahaan/proses edukasi ke karyawan menjadi lebih mudah

2.      Efisiensi biaya peningkatan kualitas dan knowledge SDM

3.      Menghindari hilangnya key person perusahaan yang menyebabkan hilangnya knowledge perusahaan

4.      Membantu perusahaan dalam hal knowledge retention

5.      Perusahaan tidak terlalu banyak mengadakan in-class training, karena proses pelatihan dapat dilakukan di setiap tempat dan setiap waktu. Contohnya, jika teknisi/analis mendapat problem yang belum pernah mereka temui, mereka dapat mencari contoh kasusnya pada sistem database knowledge manajemen (best practice)

6.      Penanganan problem dengan cepat yang akan berdampak pada customer satisfaction

7.      Manajemen juga mendapat informasi yang lebih akurat untuk analisis dan mengambil keputusan


BAB III

PEMBAHASAN

A.     Analisis Teori Liebowitz (1999) Pada Penerapan Knowledge Management Di PT Pertamina

Sering kali pengetahuan atau knowledge dalam suatu organisasi hanya disimpan oleh masing-masing individu organisasi, ruang yang diciptakan dalam bentuk komunikasi masih dinilai rendah. Ide atau gagasan dalam mengembangkan suatu organisasi dapat diwujudkan dengan proses manajemen pengetahuan atau knowledge management. Knowledge management adalah pembangunan yang sistematis, lamban, pembaharuan dan penerapan pengetahuan untuk memaksimalkan efektivitas pengetahuan perusahaan dan keuntungan asset pengetahuan (Saefullah dan Rusdiana 2016).

Menurut Liebowitz (dalam Saefullah dan Rusdiana: 2016), ada tiga proses dasar dalam penerapan knowledge management pada suatu organisasi. Proses yang pertama adalah penciptaan pengetahuan (knowledge creation). Pada PT Pertamina, proses yang pertama ini dilakukan dengan banyak cara, beberapa diantaranya adalah rapat kerja setiap bulan, pelaksanaan training untuk karyawan. Selain itu, Pertamina juga menagadakan workshop Organization Development and Powerman Planning yang tujuannya adalah untuk menyosialisasikan pedoman Organization Development (OD), Sistem Tata Kerja (STK) dan ketentuan lain yang berkaitan dengan OD kepada seluruh anggota organisasi yang membutuhkan informasi tersebut.

Proses yang kedua dalam penerapan knowledge management pada organisasi publik yakni pembagian pengetahuan (knowledge sharing). Permasalahan organisasi publik ialah sumber daya terbatas dalam segi kualitas maupun kuantitas yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi organisasi. Penerapan knowledge management dalam lingkup organisasi publik bertujuan untuk mempermudah proses penciptaan, pengumpulan, penyimpanan, dan berbagi-tukar pengetahuan, menutup kesenjangan pengetahuan antar satu


karyawan dengan karyawan lainnya dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam mengelola asset intelektual, pengetahuan, dan pengalaman yang ada.

Manajemen pengetahuan sangat penting pengimplementasiannya dalam memberikan pengaruh positif terhadap proses bisnis perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumber pengetahuan akan memberikan kemudahan kepada setiap karyawan untuk memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan pengetahuan di lingkungan perusahaan akan meningkat, yang akhirnya proses kreativitas dan inovasi akan terdorong lebih luas dan setiap karyawan dapat meningkatkan kompetensinya. PT Pertamina sendiri membangun manajemen pengetahuan yang disebut dengan KOMET (Knowledge Management Pertamina) untuk meningkatkan kapabilitas perusahaan. Knowledge Management Pertamina (KOMET) telah diluncurkan pada November 2008 untuk melestarikan aset perusahaan berupa pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman operasional yang dimiliki individual para pimpinan dan pekerja. Pertamina memandang perlu adanya pengelolaan intangible asset ini agar bisa dipergunakan untuk mendukung berbagai program terobosan yang terus dilakukan Pertamina.

Knowledge Management Pertamina (KOMET) merupakan suatu proses sistematis pengelolaan pengetahuan yang meliputi: menciptakan, menangkap, mendokumentasikan, menyebarkan, dan memperbaharuinya. Budaya berbagi pengetahuan didukung oleh manajemen puncak PT Pertamina melalui penetapan dalam komitmen manajemen sesuai dengan kebijakan knowledge management Pertamina dan RUPS. Kehadiran KOMET secara spesifik dipicu oleh beberapa perubahan yang berpengaruh secara langsung terhadap bisnis Pertamina, diantaranya dengan berlakunya UU No.22 Tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi, yang secara langsung berimplikasi pada munculnya pesaing-pesaing baru di bisnis ritel dan distribusi migas untuk industri, adanya badan regulator baru yang independen, tekanan dari shareholder “pemerintah” untuk kinerja yang baik di mana keuntungan untuk bisnis yang lebih transparan dan profesional, serta


perubahan kebijakan subsidi. Dengan adanya perubahan tersebut membuat Pertamina perlu lebih giat lagi mengembangkan pengetahuannya.

Forum KOMET dilaksanakan untuk mendukung implementasi budaya berbagi pengetahuan. Para manajemen puncak selaku role model turut mendukung sebagai narasumber. Menurut SVP Eksplorasi Direktorat Hulu Pertamina, forum KOMET merupakan forum yang sangat baik dan sangatlah bermanfaat bagi perusahaan, menurutnya dalam forum ini para pekerja akan menjadi lebih ahli dan tidak melakukan kesalahan dalam mengambil sebuah tindakan dalam melakukan pekerjaannya dikemudian hari. Forum KOMET di PT Pertamina EP berjalan semakin baik dan meningkat, karena KOMET salah satu program dalam menyelenggarakan CIP dan lainnya, dimana dalam CIP tersebut dapat melihat improvement para pekerja PT Pertamina EP untuk kemajuan perusahaan.

KOMET memfasilitasi kegiatan sharing melalui knowledge sharing yang dilakukan baik secara online dan offline. Strategi kunci dari knowledge sharing ini adalah budaya “PaksaRela” yang artinya setiap divisi dipaksa melakukan sharing sehingga nantinya menjadi kebutuhan dan akhirnya melakukan dengan sukarela karena telah merasakan manfaatnnya. Aktivitas KOMET secara offline dilakukan melalui forum dan media dalam bentuk roundtable, expert forum, workshop, internal meeting, dan expert panel. Sedangkan aktivitas KOMET secara online dilakukan melalui community of practice, knowledge center, ask the expert, dan webinar.

B.      Pengaruh Knowledge Management Terhadap Pengembangan Organisasi Pada PT Pertamina

Dalam mengembangkan organisasinya, Pertamina berpedoman pada empat pilar Quality Management, yaitu Continuous Improvement Program (CIP), Standardization Management (SM), Knowledge Management (KOMET), dan Quality Management Assessment (QMA). saat ini Pertamina telah menetapkan dan membentuk Fungsi Quality System and Knowledge Management (QS&KM) dengan tujuan untuk mengembangkan organisasi, meningkatkan kinerja perusahaan melalui penciptaan, budaya perbaikan yang berkelanjutan, peningkatan efektivitas implementasi sistem standar dan budaya berbagi pengetahuan yang dijalankan dalam koridor proses bisnis selaras dengan Prioritas World Class Pertamina.

Fungsi QS dalam rangka mengembangkan organisasi dan menjamin implementasi kualitas proses bisnis Perusahaan menggunakan empat pilar mutu Pertamina :

a.      Continuous Improvement Program (CIP),

b.      System & Standard Management (SSM),

c.       Knowledge Management System (KMS) serta

d.      Quality Management Assessment (QMA).

Terkhusus pada Quality Management Assessment (QMA), QMA berbasis Kriteria Kinerja Ekselen Pertamina (KKEP) berperan dalam mewujudkan terciptanya kinerja ekselen di seluruh Unit Bisnis/ Unit Operasi/Anak Perusahaan. Pertamina merealisasikan hal ini dengan memonitor integrasi antara good plan- good execution dan good achievement dari kinerja ekselen tersebut. Pencapaian di setiap Unit Bisnis/Unit Operasi/ Anak Perusahaan dapat mendorong pencapaian kinerja ekselen perusahaan secara korporat yang hingga akhir tahun 2018, QMA telah diterapkan pada 32 Unit Bisnis/Unit Operasi/Anak Perusahaan dengan kategori Emerging Company. Di antara empat pilar mutu Pertamina

tersebut juga disebutkan Knowledge Management System (KMS). Hal tersebut membuktikan bahwa dalam upaya pengembangan organisasinya, Pertamina memasukkan knowledge management sebagai salah satu aspek utama yang harus dibenahi oleh Pertamina.

Berdasarkan Indonesia Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE) Study, Pertamina memiliki keunggulan dalam mengembangkan budaya perusahaan berbasis pengetahuan, inovasi atau menghasilkan produk/jasa/solusi berbasis pengetahuan, memaksimalkan modal intelektual perusahaan, dan knowledge sharing atau menciptakan lingkungan untuk berbagi pengetahuan secara kolaboratif.

Budaya berbasis pengetahuan pada Pertamina berdasarkan visi-misi perusahaan, yaitu ‘Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia’. Untuk mengembangkan energi selain minyak dan gas Pertamina harus memiliki pengetahuan terlebih dahulu mengenai energi lain seperti energi panas bumi, Coal Bed Methane (CBM), sehingga Knowledge Management memainkan peran penting. Knowledge Management pertama kali diterapkan Pertamina pada tahun 2008 yang dikelola oleh Tim Knowledge Management Pertamina (KOMET). Dengan bertumpu pada empat komponen yang berperan dalam strategi perubahan, yaitu pedoman, infrastruktur, people dan kepemimpinan.

Perkembangan teknologi dan informasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengelolaan pengetahuan dalam organisasi Pertamina. Perkembangan teknologi memungkinkan Pertamina untuk terus mengembangkan sistem yang mereka miliki demi meningkatkan daya saing, termasuk untuk mengelola pengetahuan. Pemanfaatan teknologi untuk mengelola pengetahuan melalui knowledge management system akan memungkinkan organisasi untuk mendapatkan informasi dengan lebih cepat, mengolahnya secara lebih baik, dan lebih mudah untuk mengkombinasikannya dengan pengetahuan yang sudah ada. Salah satu peran dari knowlege management bagi sebuah organisasi/perusahaan adalah untuk memperkuat

kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan melalui kegiatan berbagi dan memanfaatkan pengetahuan (Alim 2013).

Jika melihat kilas balik Pertamina dari awal pendiriannya hingga sekarang, sudah banyak upaya – upaya terkait pengembangan organisasi yang dimana setiap upaya yang dilakukan melahirkan babak baru perjalanan organisasional Pertamina sebagai salah satu perusahaan “Penting” yang dinaungi langsung Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Salah satu yang paling menonjol adalah pada saat pertamina diangkat statusnya menjadi PT Pertamina yang mana secara hukum pertamina memiliki kedudukan yang sama dengan perusahaan migas lainnya. Dengan ini pula pertamina diharuskan untuk memisahkan kegiatan migas di sisi hilir dan hulu.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.     Kesimpulan

Pengembangan Organisasi adalah upaya untuk mempengaruhi anggota organisasi untuk memperluas keterusterangan mereka satu sama lain tentang pandangan mereka tentang organisasi dan pengalaman mereka di dalamnya, dan untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar atas tindakan mereka sendiri sebagai anggota organisasi.

Melihat kilas balik Pertamina dari awal pendiriannya hingga sekarang dalam pengembangan organisasinya, pertamina seolah olah melakukan Rebranding perusahaan yang bertujuan untuk memunculkan identitas baru kepada masyarakat bahwa organisasi ini tidak hanya berfokus pada kualitas dan produk, tetapi juga pada pelayanan. Proses rebranding menjadi suatu upaya perubahan dalam menjawab tantangan global yang berjalan begitu cepat. Hal ini dikarnakan organisasi harus memperhatikan faktor internal yang membawa dampak bagi karyawan dan faktor eksternal yang berdampak pada stakeholder dan masyarakat. Rebranding ini juga mengubah priotitas perusahaan menjadi lebih global dan lebih luas.

Untuk mewujudkan pengembangan organisasi yang efektif dan tepat sasaran, peran Knowledge Management dan Quality System menjadi sangat penting. Quality System yang berbasis pada kinerja ekselen Pertamina membantu mengintegrasikan dan menyelaraskan kualitas pelayanan seluruh unit perusahaan Pertamina secara menyeluruh. Visi Pertamina “Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia” diwujudkan melalui knowledge management, yang menjamin segala tugas, program kerja, dan pencapaian kinerja berjalan dengan baik dan berkualitas baik di seluruh unit operasi, bisnis, serta anak Perseroan di dalam atau luar negeri sesuai dengan Kebijakan Sistem Manajemen Pertamina dan Code of Pertamina.


Pertamina membangun knowledge management dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui penciptaan, budaya perbaikan yang berkelanjutan, peningkatan efektivitas implementasi sistem standard dan budaya berbagi pengetahuan yang dijalankan dalam setiap proses bisnis selaras dengan Prioritas World Class Pertamina.

Melalui knowledge management, Pertamina menjamin implementasi kualitas proses bisnis perusahaan dalam berbagai level korporasi melalui empat pilar mutu Pertamina, antara lain Continuous Improvement Program (CIP); System & Standard Management (SSM); Knowledge Management (KMS); Quality Management Assesment (QMA). Terkhusus pada Quality Management Assessment (QMA), QMA berbasis Kriteria Kinerja Ekselen Pertamina (KKEP) berperan dalam mewujudkan terciptanya kinerja ekselen di seluruh Unit Bisnis/ Unit Operasi/Anak Perusahaan. Pertamina merealisasikan hal ini dengan memonitor integrasi antara good plan-good execution dan good achievement dari kinerja ekselen.

B.      Saran

Penulis melakukan penelitian dengan metode studi litelatur untuk mengetahui peran Knowledge Management dalam pengembangan organisasi Pertamina. Melihat pengembangan organisasi yang terjadi pada Pertamina, perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai implementasi Knowledge Management pada PT Pertamina. Harapannya adalah untuk mengetahui sejauh mana Knowledge Management berpengaruh hingga saat ini untuk mencapai visi dan misi dari Pertamina.


DAFTAR PUSTAKA

 

 

Alim, M Rizal Syahiirul. 2013. "Pengaruh Penerapan Knowledge Management Terhadap Inovasi di PT Pertamina Persero Studi PT Pertamina Persero Unit Pengolahan IV Cilacap." Tesis Universitas Gadjah Mada.

2018. "Laporan Tahunan 2018 PT Pertamina (Persero)." Pertamina.com.

Massijaya, Kardina N. 2015. Penerapan Knowledge Management PT Pertamina.

January 7. Accessed December 19, 2019. https://www.kompasiana.com/gerrot49/54f37c85745513902b6c7767/pene rapan-knowledge-management-pt-pertamina.

2019. Pengembangan Organisasi Pertamina Sesuai Dinamika Bisnis. November 13.

Accessed December 19, 2019. https://www.pertamina.com/id/news- room/energia-news/pengembangan-organisasi-pertamina-sesuai-dinamika- bisnis.

Saefullah, Asep, dan Ahmad Rusdiana. 2016. “Manajemen Perubahan.” Bandung: CV Pustaka Setia.

Satriaputri, Dwinapriyanti. 2014. Penerapan Knowledge Management pada PT Pertamina (Persero). December 29. Accessed December 19, 2019. https://www.kompasiana.com/nazlifahsiti/54f91baea33311ac048b45e4/pe nerapan-knowledge-management-pada-pt-pertamina-persero?page=all.

PROPOSAL BISNIS “TANSUKE EDAS” PRAKTIKUM INKUBATOR BISNIS DAN KEUANGAN

  PROPOSAL BISNIS “TANSUKE EDAS” PRAKTIKUM INKUBATOR BISNIS DAN KEUANGAN     Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pr...