BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah
menengah kejuruan (SMK) adalah salah satu institusi pendidikan yang menyiapkan
siswa/i siap pakai dalam bekerja, maka dari itu kegiatan belajar dan praktek
tidak hanya dilakukan di sekolah saja karna di perlukannya pembelajaran di luar
sekolah yang disebut dengan progam praktek kerja lapangan.
Praktek
kerja lapangan adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman
belajar bagi siswa/i sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk berpartisipasi dengan
tugas langsung di suatu lembaga yang telah di tentukan oleh sekolah sesuai
dengan kompetensi keahliannya.
Maka,
sekolah menengah kejuruan (SMK) keperawatan kesehatan dituntut untuk dapat
melakukan program praktek kerja lapangan di puskesmas agar siswa/inya dapat
menerapkan ilmu pengetahuan keterampilan dan sikap keperawatan sesuaidengan
etika keperawatan serta aturan – aturan keperawatan dalam bertugas .
Dalam
hal itu pula siswa/i di harapkan agar mengenal jenis penyakit dan
mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia (KDM) sesuai dengan kurikulum yang
telah di tetapkan oleh pihak sekolah .Maka dalam program praktek kerja lapangan
ini siswa/i di tuntut untuk membuat sebuah laporan tentang salah satu penyakit
serta asuhan keperawatan yang di ambil berdasarkan fakta yang dikaji pada saat
melakukan program praktek kerja lapangan tersebut.
Salah
satu penyakit ini telah popular dikalangan masyarakat namun masyarakat belum
mengetahui secara jelas tentang penyakit ini maka penulis mengambil salah satu
penyakit untuk dijadikan bahan laporan praktek kerja lapangan.
Latar
belakang imunisasi dan kb
B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan
1. Maksud pembuatan laporan PKL
Maksud
penyusunan laporan praktek kerja lapangan (PKL) adalah untuk memenuhi syarat
penilaian praktek kerja lapangan.
a. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan pada
Tn.A dengan diagnosa THYPOID
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui definisi thypoid
2) Mengetahui etiologi
3) Mengetahui tanda dan gejala
4) Mengetahui patofisiologi
5) Mengetahui cara penularan
6) Mengetahui pemeriksaan penunjang
7) Mengetahui penatalaksanaan
8) Mengetahui diagnosis keperawatan
9) Mengetahui intervensi keperawatan
C. Lokasi Waktu PelaksanaanPraktek Kerja Lapangan
Lokasi
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di UPTD PUSKESMAS DTP RAJAPOLAH. Waktu Praktek
kerja lapangan dilaksanakan mulai tanggal 11 juni 2016 sampai dengan tanggal 30
september 2016` Setiap hari (sesuai jadwal dari pembimbing lapangan).
BAB II
A.
Visi dan Misi Puskesmas Rajapolah
Visi :
Terwujudnya masyarakat yang mandiri untuk
berprilaku hidup sehat.
Misi :
1.Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berprilaku
hidup sehat
2.Meningkatkan
upaya pencegahan dan pengendalian terhadap penyakit berbasis lingkungan
3.Meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
B. Letak Geografis
Puskesmas
Geografis
Luas wilayah 1.692,04 ha terdiri
dari :
·
Luas
darat : 659,17 ha
·
Luas
sawah : 941 ha
·
Luas
kolam/empang : 91,87 ha
Batas wilayah
BAB III
LANDASAN
TEORI DAN PEMBAHASAN
A.
Landasan Teori
1. Definisi
Thypoid
Thypoid
adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella thypi.
Organisme ini masuk melalui makanan dan minumam yang sudah terkontamintasi oleh
paeses dari urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella (Brunner and
sudart, 1994).
Typhus
abdominalis atau demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanyaa
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan
pada saluran cerna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak
usia 12-13 tahun (70%-80%). Pada usia 30-40 tahun (10%-20%) dan diatas usia
pada anak 12-13 tahun sebanyak (5%-10%) (mansjoer, arif. 1999)
Demam
thypoid atau typhus abdominslis adalah suatu penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1
minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaraan (price A. Syivia dan
lorraive M. Wilson, 1995).
2. Etiologi
Thypus
abdominalis disebabkan oleh salmonella typhosa, basil gram negatif, bergerak
dengan bulu getar, tidak berspora mempunyai sekurang kurangnya 3 macam antigen
yaitu antigen O (somatic terdiri dari zat komplek lipopolisakarida), antigen H
(flagella) dan antogen vi. Dalam serum penderita terdapat zat anti (glutanin)
terhadap ketiga macam antigen tersebut.
3. Tanda
Dan Gejala
Tanda
dan gejala penyakit Thypoid diantaranya nyeri kepala, kurang enak diperut,
nyeri tulang, persendian dan otot, berak berak, muntah, demam, nyeri tekan
perut, bronkitis, letargik, lidah thypus (kotor).
4. Patofisiologi
Kuman
salmonella typhosa masuk ke dalam saluran cerna, bersama makanan dan minuman,
sebagai besar akan mati oleh asam lambung HCL dan sebagian ada yang lolos
(hidup), kemudian kuman masuk kedalam usus (plagpayer) dan mengeluarkan
endoksin sehingga menyebabkan bakteri mia primer dan mengakibatkan peradangan
setempat, kemudian kuman melalui pembuluh darah limpe akan menuju ke organ res
terutama pada organ hati dan limpe.
5. Cara
Penularan
Cara
penularan penyakit thypoid bisa melalui:
·
Food :
makanan
·
Finger :
jari tangan, kuku
·
Fonitis :
muntahan
·
Fly :
lalat
·
Feces :
kotoran manusia
6. Pemeriksaan
Penunjang
Untuk
memastikan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium antara lain
sebagai berikut :
a. Pemeriksaan
darah tepi.
b. Pemeriksaan
sumsum tulang.
c. Biarkan
ampedu untuk menemukan salmonella thyposa.
d. Pemeriksaan
widal digunakan untuk membuat diagnosis typhus abdominalis yang pasti.
7. Penatalaksanaan
Pasien
yang dirawat dengan diagnosis obserfasi typhus abdominalis harus dianggap dan
diperlakukan langsung sebagai pasien typhus abdominalis dan berikan pengobatan
secara berikut :
a.
Isolasi pasien desinfeksi pakaian dan
ekskreta.
b.
Perawatan yang baik untuk menghindari
komplikasi, meningkat sakit yang lama, lemah, anoreksia, dll.
c.
Istirahat selama demam sampai dengan 2
minggu setelah suhu normal kembali (istirahat total), kemudian boleh duduk,
jika tidak panas lagi boleh berdiri kemudian berjalan diruangan
d.
Diet. Makanan harus mengandung cukup
cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung serat
tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas, susu 2 gelas sehari. Bila kesadaran
menurun diberikan makanan cair, melalui
sonde lambung, jika kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan
makanan lunak.
e.
Obat pilihan ialah kloram penikol,
kecuali jika pasien tidak cocok dapat diberikan obat lainnya seperti
kortikolsajol. Pemberian kloram penikol gengan dosis tinggi tersebut
mempersingkat waktu perawatan dan mencegah relap. Efek negatifnya adalah
mungkin pembentukan zat anitikurang karena basil terlalu cepat dimusnahkanu
f.
Bila terdapat konplikasi terapi
disesuaikan dengan penyakitnya bila terjadi dehidrasi dan asidosis diberikan
cairan secara intrapena dan sebagainya.
8. Data
Fokus
a.
Pengertian data fokus
Data fokus adalah data tentang perubahan peruahan
atau respon klie terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal hal yang
mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien.
b.
Jenis data fokus
1) Data
subjektif
Data
subjektif adalh data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap
situasi dan kejadian, informasi terseut tidak bisa ditentukan oleh perawatan
mencakup persepsi, prasaan, ide klien tentang status kesehatannya. Misalnya
tentang nyeri, persaan lemah, ketakutan, kecemasan, prustasi, mual, perasaan
malu.
2) Data
objektif
Data
objektif adalah data yang dapat di observasi dan diukur, dapat diperoleh
menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik,
misalnya frekuensi nadi, pernapasan, tekanan darah, edema, beerat badan,
tingkat kesadaran.
9. Diagnosa
Keperawatan
Diagnosa
keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status
kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana
perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberukan interpensu
secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan
mengubah titik (a carpenoto 2000).
NANDA
menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah “keputusan klinik tentang respons
individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehattan aktual atau
potensial, sebagai dasar seleksi interperensi keperawatan untuk mencapai tujuan
asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat” diagnosa keperawatann
menjadi dasar untuk pemilihan tindakan keperawatan untuk mecapai hasil bagi
anda sebagai perawat yang dapat diandalkan (NANDA internasional 2007)
10. Intervensi Keperawatan
a. Gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
1)
Tujuan: pasien mampu mempertahankan
kebutuhan nutrisi adekuat
2)
Kriteria Hasil :
a) Nafsu
makan meningkat
b) Klien
mampu menghabiskan makanan sesuai dengan
porsi yang diberikan
3)
Intervensi :
a)
Jelaskan kepada klien dan keluarga
tentang manfaat makanan/ nutrisi
Rasional: untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi sehingga
motivasi untuk makan meningkat.
b)
Timbang berat badan klien setiap 2 hari
Rasional : untuk
mengetahui peningkatan dan penurunan berat badan
c)
Beri nutrisi dengan diet lembek, tidak
mengandung banyak serat, tidak merangsang, maupun menimbulkan banyak gas dan
dihidangkan saat masih hangat
Rasional : untuk
meningkatkan asupan makanan karena mudah
ditelan
d) Beri
makanan dalam porsi kecil dan prekuensi sering
Rasional
: untuk menghindari moal dan muntah
e)
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
antasida dan nutrisi parenteral.
Rasional : antasida
mengurangi rasa mual dan muntah nutrisi perenteral dibutuhkan terutama jika
kebutuhan nutrisi peroral sangat
b. Intoleransi
aktifitas berhubungan dengn kelemahah/bed rest
1)
Tujuan : pasien bisa melakukan aktifitas
kehidupan sehari hari (AKS) oftimal
2)
Kriteria hasil :
a) Kebutuhan
personal terpenuhi
b) Dapat
melakukan gerakan yang bermanfaat bagi tubuh memenuhi AKS dengan teknik
penghematkan energi
3)
Interpensi :
a) beri
motifasi pada pasien dan keluarga untuk melakukan mobilisasi sebatas kemampuan
(misalnya : miring kanan, miring kiri).
Rasional : agar pasien
dan keluarga mengetahui pentingnya mobilisasi bagi pasien yang bedrest
b) Kaji
kemampuan pasien dalam beraktifitas (makan, minum)
Rasional : untuk
mengetahui sejauh mana kelamahan yang terjadi.
c) Dekatkan
keperluan pasien dalam ruangan
Rasional : untuk
mempermudah pasien dalam melakukan aktifitas.
d) Berikan
latihan mobilisasi secara bertahap sesudah demam hilang.
Rasional : untuk
menghindari kekakuan sendi dan mencegah adanya dekubitus
c. Gangguan
keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan cairan yang
berlebihan (diare atau muntah)
1) Tujuan
: tidak terjadi gangguan keseimbangan
cairan
2) Kriteria
hasil :
a) Turgon
kulit meningkat
b) Wajah tisak nampak pucat
3) Intervensi :
a) Berikan
penjelasan tentang pentingnya kebutuhan cairan pada pasien dan keluarga
Rasional : untuk
mempermudah pemberian cairan (minum pada pasien)
b) Obserpasi pemasukan dan pengeluaran cairan
Rasional : untuk
mengetahui keseimbangan cairan 2,5 liter/24 jam
c) Anjurkan
pasien untuk banyak minum
Rasional : untuk
memenuhi kebutuhan cairan
d) Observasi
kelancaran tetesan infuse
Rasional: untuk
pemenuhan kebutuhan cairan dan mencegah adanya odem.
e) Kolaborasi
dengan dokter untuk terapi cairan (oral/parental)
Rasional : untuk
memenuhi kebutuhan cairan yang tidak terpenuhi (secara parental).
B.
Pembahasan
1)
Laporan Kasus
a.
Pengkajian
1) Identitas
Pasien
Nama : Tn. A
Umur
: 39
th
Jenis
kelamin :
Laki-laki
Status
perkawinan : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
No.
Rekam Medis : B2
Tanggal
masuk : 30 Agustus
2016
Tanggal
pengkajian : 31 Agustus
2016
Diagnosa
medis : THYPOID
Alamat :Kp.Cibubuhan
Rt/Rw.03/03 Ds.Sukaraja Kec. Rajapolah
Kab. Tasikmalaya
2) Identitas
Penanggung Jawab
Nama
: Ny.
A
Umur : 29 Th
Jenis
kelamin :
perempuan
Pendidikan : Smp
Pekerjaan : IRT
Hubungan
dengan pasien : Istri
Alamat :Kp.cibibihan
Rt/Rw.03/03 Ds.Sukaraja Kec. Rajapolah
Kab. Tasikmalaya
3) Riwayat
Kesehatan
a) Keluhan
utama
Klien
mengatakan panas sudah 1 minggu
b) Riwayat
kesehatan sekarang
Pada
hari selasa, tanggal 30 agustus 2016 jam: 08:30 WIB klien datang ke pukesmas
rajapolah dengan keluhan panas sudah 1 minggu.
Pada
saat pengkajian hari selasa, tanggal 30 agustus 2016 jam: 19:00 WIB klien
mengatakan panas sudah 1 minggu.
c) Riwayat
Kesehatan dahulu
Klien
baru pertama kali mengalami penyakit seperti ini
d) Riwayat
Kesehatan keluarga
Klien
mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit yang sama, tidak ada
penyakit keturunan, penyakit menular maupun bawaan.
4) Activity Daily Living
(ADL)
No
|
Kebutuhan
|
Sebelum sakit
|
Setelah sakit
|
1
|
Nutrisi
a.
Diet
b.
Kemampuan
§ Mengunyah
§ Menelan
§ Bantuan
total/sebagian
c.
Frekuensi makan
d.
Porsi makan
e.
Makanan yang menimbulkan allergi
f.
Makanan yang disukai
|
Nasi
Baik
Baik
Tidak
3x/hari
⅟₂
-
-
|
Bubur
-
-
Bantuan
sebagian
3x/hari
½
-
-
|
2
|
Cairan
a.
Intake
§ Oral
o
Jenis
o
Jumlah
o
Bantuan total/sebagian
§ Intravena
o
Jenis
o
Jumlah
b.
Output
§ Muntah
§ Suction
§ Drain
|
Air putih
8 gelas/hari
-
-
-
-
-
-
|
Air putih
8 gelas/hari
-
Ranitidin,
ondan
2x/hari
-
-
-
|
3
|
Eliminasi
a.
BAB
§ Frekuensi
§ Konsistensi
§ Warna
§ Keluhan
§ Bantuan
total/sebagian
b.
BAK
§ Frekuensi
§ Warna
§ Keluhan
§ Bantuan
total/sebagian
|
1x/2hari
Padat
Kuning
-
-
2x/hari
Kuning
-
-
|
-
-
-
-
-
3x/hari
Kuning
-
-
|
4
|
Istirahat tidur
a.
Lama tidur
b.
Kesulitan memulai tidur
c.
Gangguan tidur
d.
Kebiasaan sebelum tidur
|
8 jam
-
-
-
|
6 jam
-
-
-
|
5
|
Personal hygiene
a.
Mandi
§ Frekuensi
§ Bantuan
total/sebagian
§ Kebiasaan
mandi
b.
Gosok gigi
c.
Cuci rambut
d.
Gunting kuku
e.
Ganti pakaian
|
2x/hari
-
-
3x/hari
2x/1mgg
1x/1mgg
3x/hari
|
-
-
-
-
-
-
1x/hari
|
6
|
Aktivitas
a.
Mobilisasi fisik
b.
Olah raga
c.
Rekreasi
|
-
-
-
|
-
-
-
|
5) Data
Psikologis
Ekspresi
wajah murung, saat berbicara normal (tidak nampak terputus-putus) berbicara jelas
dan tidak cepat, klien terlihat sangat lemas.
6) Data
Sosial
Klien
dapat berinteraksi dengan baik, terbukti saat klien dirawat banyak
kerabat-kerabatnya yang jenguk
7) Data
Spiritual
Klien
tidak mampu melakukan ibadahnya
8) Pemeriksaan
Fisik
(persistem/head to toe)
·
Kepala :
ukuran dan bentuk kepala normal.
·
Rambut :
warna rambut hitam dan banyak ketombe.
·
Mata :
bentuknya simetris tidak ada lesi. Screla kotor konjungtiva berwarna merah,
alis mata tebal.
·
Mulut/lidah/gigi : gigi ke kuning kuningan, lengkap tidak terdapat lubang
dalam giginya. Mukosa mulut lembab dan tidak berbau, lidah berwarna merah
pergerakannya normal.
·
Thorax :
bentuk thorax simestris, tetapi sakit saat menelan.
·
Payudara :
bentuk payudara simetris tidak ada lesi
·
Abdomen :
abdomen simetris bentuk datar warna sawo matang terdapat nyeri saat ditekan
·
Exstremitas : tidak ada keluhan
·
Kulit :
warna kulit sawo matang tidak terdapat lesi
9) Data
Penunjang
a) Pemeriksaan
Laboratorium
-
b) Pemeriksaan
Photo Rontgen
-
c) Pemeriksaan
CT Scan
-
d) Pemeriksaan
MRI
-
e) Pemeriksaan
EKG
-
f) Therapi
-
b.
Analisa data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
|
1.
|
Ds : klien mengatakan
badannya panas
Do
: suhu klien 38,7
|
Proses
infeksi
|
Peningkatan
suhu tubuh
|
|
2.
|
Ds
: klien mengatakan mual
Do
: klien tampak lemas
|
Menurunnya
nafsu makan
|
Gangguan
nutrisi
|
|
c.
Diagnosa keperawatan
(Berdasarkan prioritas masalah)
1) Peningkatan
suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi salmonella typhosa.
2) Resiko
terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan Anoreksia.
d.
Intervensi keperawatan
No
|
Diagnosa
keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Peningkatan
suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi kuman salmonella
typhosa
Ds:
Klien mengatakan badannya panas
Do:
klien tampak lemas
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam, suhu tubuh kembali normal
Ds:
badan klien tidak panas
Do:
Klien tidak nampak lemas
|
1.
Observasi TTV
|
1.Untuk
mengetahui perkembangan klien
|
2.
|
Resiko terhadap perubahan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan Anoreksia, mual dan muntah. Ditandai dengan :
DS : klien mengatakan mual muntah.
DO : klien tampak lemas.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan masalah
resiko terhadap perubahan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh dapat
teratasi, dengan kriteria hasil :
DS :
-Klien mengatakan tidak mual dan muntah lagi
DO : Klien mengatakan badannya
tidak lemas lagi.
|
-Berikan makanan yang hangat
dalam porsi sedikit tapi sering.
-Hindari pemberian makanan yang dapat merangsang peningkatan asam
lambung.
-Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antiemetik dan antibiotic.
|
Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makanan terlalu cepat.
-Mengurangi pemberian asam lambung yang dapat menyebabkan mual dan
muntah.
-Menghilangkan mual.
|
e.
Implementasi keperawatan dan evaluasi
No
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1.
|
1.
Pada hari selasa tanggal 30 Agustus 2016
-
pukul 19.00
|
Jam
10.00 WIB.
Tanggal,
3 September 2016
S:
-keluarga mengatakan demam klien sudah mulai berkurang
O:
- klien tampak rileks
A:
- masalah teratasi
P:
- intervensi dilanjutkan
|
2.
|
Pada hari Selasa, tanggal 30 Agustus 2016
- pukul 19.15 WIB.
|
Jam 10.00 WIB.
Tanggal, 3 September 2016
S: - Klien mengatakan mual muntah berkurang
O: - Klien nampak membaik
A: - Masalah teratasi
P: - intervensi di lanjutkan.
|
2)
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
a)
Pokok pembahasan
1. Sub
pokok bahasan : THYPOID
2. Tempat : Puskesmas
Rajapolah
3. Tanggal : 20 September 2016
4. Waktu : 10:30 WIB
5. Sasaran : kliwn dan
keluarga
b)
Tujuan penyuluhan
1. Tujuan
intruksional umum
2. Setelah
diberikan penyuluhan selama 15 menit/jam daharapkan pasien atau keluarga
mengetahui tentang THYPOID
3. Tujuan
intruknasional khusus
a. Klien
atau keluarga dapat menjelaskan kembali tentang THYPOID
b. DLL
c)
Kegiatan pembelajaran
NO
|
Uraian kegiatan
|
Kegiatan penyuluhan
|
Pasien/keluarga
|
1.
|
pembukaan (3 menit)
|
·
Mengucapkan
salam
·
Memperkenalkan
diri
·
Menjelaskan
maksud dan tujuan
|
·
Menjawab
salam
·
Mendengarkan,
menyimak dan memahami penjelasan yang diberikan
|
2.
|
Inti (10 menit)
|
Menguraikan tentang
·
Pengertian
THYPOID
·
Penyebab
THYPOID
·
Tanda dan
gejala THYPOID
·
Pencegah
THYPOID
|
·
Mendengarkan,
menyimak dan memahami penjelasan yang diberikan
|
3.
|
Penutup (2 menit)
|
·
Menerangkan
materi yang telah diberikan
·
Memberikan
kesempatan kepada klien/keluarga untuk bertanya tentang hal-hal yang belum
dimengerti
·
Mengucapkan
salam
|
·
Menyimak,
memahami serta mendengarkan penjelasan yang telah di sampaikan
·
Menanyakan
hal-hal yang belum di mengerti
·
Klien/keluarga
tersenyum
·
Klien/keluarga
menjawab salam
|
d) Materi : Halaman .... sd ....
e) Metode :
Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab
f) Media : Leaplet
g) Evaluasi :
·
Prosedur :
post test
·
Bentuk :
Tanya jawab
·
Jenis :
Lisan
·
Bentuk pertanyaan:
Ø Apa
pengertian THYPOID ?
Ø Apa
penyebab THYPOID ?
Ø Sebutkan
tanda dan gejala THYPOID ?
Ø Sebutkan
cara pencegahan THYPOID ?
h) Tinjauan
teori penyakit THYPOID
Ø Pengertian
THYPOID
Typhus
abdominalis atau demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanyaa
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan
pada saluran cerna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak
usia 12-13 tahun (70%-80%). Pada usia 30-40 tahun (10%-20%) dan diatas usia
pada anak 12-13 tahun sebanyak (5%-10%) (mansjoer, arif. 1999)
Ø Etiologi
Thypus
abdominalis disebabkan oleh salmonella typhosa, basil gram negatif, bergerak
dengan bulu getar, tidak berspora mempunyai sekurang kurangnya 3 macam antigen
yaitu antigen O (somatic terdiri dari zat komplek lipopolisakarida), antigen H
(flagella) dan antogen vi. Dalam serum penderita terdapat zat anti (glutanin)
terhadap ketiga macam antigen tersebut.
Ø Gejala
THYPOID
Tanda dan gejala
penyakit Thypoid diantaranya nyeri kepala, kurang enak diperut, nyeri tulang,
persendian dan otot, berak berak, muntah, demam, nyeri tekan perut, bronkitis,
letargik, lidah thypus (kotor).
4.
Penanganan THYPOID
·
Cuci tangan anda berulang kali ini
adalah cara terbaik untuk menghentikan penularan bakteri. Cucilah tangan secara
menyeluruh dengan air panas dan sabun, khususnya sebelum makan dan setelah menggunakan toilet. Selalu
sediakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol untuk berjaga jaga jika air
bersih tidak tersedia.
·
Janga minum air yang keliatan kotor. Air
minum yang terkontaminasi merupakan
masalah besar ditempat tempat. Untuk itu, usahakan minum air dalam kemasan atau
air minum berkarbonasi. Bersihkan bagian luar botol atau kaleng sebelum anda
membukanya. Jangan tambahkan es batu kedalam minum karena bisa aja es tersebut
terbuat dari air yang terkontaminasi.
·
Hindari buah dan sayuran mentah karena
bisa jadi dicuci dengan air yang terkontaminasi. Terutama hindari memakan buah
atau sayur yang tidak bisa dikupas, misalnya selada.
·
Pilih makanan yang dihidangkan panas
panas. Hindari makanan yang disimpan atau dihidangkan pada suhu ruangan.
Makanan yang dikukus adalah yang teraman. Dan jika harus makan diluar, sebisa
mukin hanya makan dirumah makan yang terjamin kebersihannya.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kegiatan uji kopetensi sangat penting
dan bermanfaat bagi siswa-siswi yang melakukan nya, karena dengan praktek kerja
lapanganadiharapkan Siswa Menengah Kejuruan (SMK) mendapat pengalaman dan
pengetahuan serta wawasan dalam memperaktekan ilmu yang didapat di sakola.
Kegiatan ini berfungsi sebagai sarana penunjang untuk memunculkan calon
siswa-siswi siap kerja dengan kulitas kerja bermutu tinggi.
Dari
hasil uji kopetensi di sebuah puskesmas DTP Rajapolah maka penulis dapat mengambil
kesimpulan :
1. Pengkajian
merupakan langkah awal yang sangat penting untuk menentukan langkah selanjutnya
dalam proses keperawatan.
2. Perencanaan
tindakan keperawatan mengacu terhadap penyelesaian masalah tertentu.
3. Pelaksanaan
perawatan tidak dilakukan mutlak sepenuhnya sesuai dengan teori yang di berikan
sekolah.
Dari laporan uji kompetensi ini, isi laporan yang
mengacu pada pembahasan pasien dimana
terdapat masalah-masalah keperawatan yang muncul yaitu :
a. Peningkatan
suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi kuman salmonella
typhosa.
b. Resiko
terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan Anoreksia
LEMBAR
PENGESAHAN PUSKESMAS
LAPORAN
KEGIATAN
PRAKTIK
KERJA LAPANGAN
TAHUN
PELAJARAN 2016/ 2017
Disetujui:
Pembimbing I
SMK PLUS YSB Suryalaya,
Dewi Gustini, Am,Keb, S.KM
|
Pembimbing II
UPTD Puskesmas DTP Rajapolah,
Ayi Lukmanul Hakim S,kep
NIP. 198301072011011003
|
Mengetahui,
|
|
Kepala Program Keahlian
Perawat Kesehatan,
Juanita Fauzia Zachra, S.Kep, Ners
|
Pimpinan/ Kepala
UPTD Puskesmas DTP Rajapolah
Engkun SIP
NIP. 196303091984101005.
|
No comments:
Post a Comment