11/26/2018

Laporan Prakerin SMK Jurusan Kesehatan "TYPOID"


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah salah satu institusi pendidikan yang menyiapkan siswa/i siap pakai dalam bekerja, maka dari itu kegiatan belajar dan praktek tidak hanya dilakukan di sekolah saja karna di perlukannya pembelajaran di luar sekolah yang disebut dengan progam praktek kerja lapangan.
  Praktek kerja lapangan adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar bagi siswa/i sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk berpartisipasi dengan tugas langsung di suatu lembaga yang telah di tentukan oleh sekolah sesuai dengan kompetensi keahliannya.
  Maka, sekolah menengah kejuruan (SMK) keperawatan kesehatan dituntut untuk dapat melakukan program praktek kerja lapangan di puskesmas agar siswa/inya dapat menerapkan ilmu pengetahuan keterampilan dan sikap keperawatan sesuaidengan etika keperawatan serta aturan – aturan keperawatan dalam bertugas .
  Dalam hal itu pula siswa/i di harapkan agar mengenal jenis penyakit dan mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia (KDM) sesuai dengan kurikulum yang telah di tetapkan oleh pihak sekolah .Maka dalam program praktek kerja lapangan ini siswa/i di tuntut untuk membuat sebuah laporan tentang salah satu penyakit serta asuhan keperawatan yang di ambil berdasarkan fakta yang dikaji pada saat melakukan program praktek kerja lapangan tersebut.
  Salah satu penyakit ini telah popular dikalangan masyarakat namun masyarakat belum mengetahui secara jelas tentang penyakit ini maka penulis mengambil salah satu penyakit untuk dijadikan bahan laporan praktek kerja lapangan.
Latar belakang imunisasi dan kb

B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan
1.      Maksud pembuatan laporan PKL
Maksud penyusunan laporan praktek kerja lapangan (PKL) adalah untuk memenuhi syarat penilaian praktek kerja lapangan.
 a. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn.A dengan diagnosa THYPOID
b. Tujuan Khusus
1)      Mengetahui definisi thypoid
2)      Mengetahui etiologi
3)      Mengetahui tanda dan gejala
4)      Mengetahui patofisiologi
5)      Mengetahui cara penularan
6)      Mengetahui pemeriksaan penunjang
7)      Mengetahui penatalaksanaan
8)      Mengetahui diagnosis keperawatan
9)      Mengetahui intervensi keperawatan

C. Lokasi Waktu PelaksanaanPraktek Kerja Lapangan
Lokasi Praktek Kerja Lapangan (PKL) di UPTD PUSKESMAS DTP RAJAPOLAH. Waktu Praktek kerja lapangan dilaksanakan mulai tanggal 11 juni 2016 sampai dengan tanggal 30 september 2016` Setiap hari (sesuai jadwal dari pembimbing lapangan).



BAB II
A. Visi dan Misi Puskesmas Rajapolah
            Visi :
 Terwujudnya masyarakat yang mandiri untuk berprilaku hidup sehat.
            Misi :
            1.Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup sehat
2.Meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian terhadap penyakit berbasis lingkungan
3.Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
B. Letak Geografis Puskesmas
Geografis
Luas wilayah 1.692,04 ha terdiri dari :
·         Luas darat             : 659,17 ha
·         Luas sawah                       : 941 ha
·         Luas kolam/empang          : 91,87 ha
Batas wilayah
·         Sebelah utara                     : Kecamatan Jamanis
·         Sebelah selatan                  : Kecamatan Cisayong
·         Sebelah barat                     : Kecamatan Sukahening
·         Sebelah timur                    : Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis



BAB III

LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A.           Landasan Teori
1.      Definisi Thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minumam yang sudah terkontamintasi oleh paeses dari urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella (Brunner and sudart, 1994).
Typhus abdominalis atau demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanyaa mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12-13 tahun (70%-80%). Pada usia 30-40 tahun (10%-20%) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak (5%-10%) (mansjoer, arif. 1999)
Demam thypoid atau typhus abdominslis adalah suatu penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaraan (price A. Syivia dan lorraive M. Wilson, 1995).
2.      Etiologi
Thypus abdominalis disebabkan oleh salmonella typhosa, basil gram negatif, bergerak dengan bulu getar, tidak berspora mempunyai sekurang kurangnya 3 macam antigen yaitu antigen O (somatic terdiri dari zat komplek lipopolisakarida), antigen H (flagella) dan antogen vi. Dalam serum penderita terdapat zat anti (glutanin) terhadap ketiga macam antigen tersebut.
3.      Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala penyakit Thypoid diantaranya nyeri kepala, kurang enak diperut, nyeri tulang, persendian dan otot, berak berak, muntah, demam, nyeri tekan perut, bronkitis, letargik, lidah thypus (kotor).

4.      Patofisiologi
Kuman salmonella typhosa masuk ke dalam saluran cerna, bersama makanan dan minuman, sebagai besar akan mati oleh asam lambung HCL dan sebagian ada yang lolos (hidup), kemudian kuman masuk kedalam usus (plagpayer) dan mengeluarkan endoksin sehingga menyebabkan bakteri mia primer dan mengakibatkan peradangan setempat, kemudian kuman melalui pembuluh darah limpe akan menuju ke organ res terutama pada organ hati dan limpe.
5.      Cara Penularan
Cara penularan penyakit thypoid bisa melalui:
·         Food                : makanan                               
·         Finger              : jari tangan, kuku
·         Fonitis             : muntahan                             
·         Fly                   : lalat
·         Feces               : kotoran manusia
6.      Pemeriksaan Penunjang
Untuk memastikan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium antara lain sebagai berikut :
a.    Pemeriksaan darah tepi.
b.    Pemeriksaan sumsum tulang.
c.    Biarkan ampedu untuk menemukan salmonella thyposa.
d.   Pemeriksaan widal digunakan untuk membuat diagnosis typhus abdominalis yang pasti.
7.      Penatalaksanaan
Pasien yang dirawat dengan diagnosis obserfasi typhus abdominalis harus dianggap dan diperlakukan langsung sebagai pasien typhus abdominalis dan berikan pengobatan secara berikut :
a.         Isolasi pasien desinfeksi pakaian dan ekskreta.
b.         Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, meningkat sakit yang lama, lemah, anoreksia, dll.
c.         Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal kembali (istirahat total), kemudian boleh duduk, jika tidak panas lagi boleh berdiri kemudian berjalan diruangan
d.        Diet. Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung serat tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas, susu 2 gelas sehari. Bila kesadaran menurun diberikan makanan  cair, melalui sonde lambung, jika kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makanan lunak.
e.         Obat pilihan ialah kloram penikol, kecuali jika pasien tidak cocok dapat diberikan obat lainnya seperti kortikolsajol. Pemberian kloram penikol gengan dosis tinggi tersebut mempersingkat waktu perawatan dan mencegah relap. Efek negatifnya adalah mungkin pembentukan zat anitikurang karena basil terlalu cepat dimusnahkanu
f.          Bila terdapat konplikasi terapi disesuaikan dengan penyakitnya bila terjadi dehidrasi dan asidosis diberikan cairan secara intrapena dan sebagainya.
8.      Data Fokus
a.         Pengertian data fokus
Data fokus adalah data tentang perubahan peruahan atau respon klie terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien.
b.         Jenis data fokus
1)      Data subjektif
Data subjektif adalh data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi terseut tidak bisa ditentukan oleh perawatan mencakup persepsi, prasaan, ide klien tentang status kesehatannya. Misalnya tentang nyeri, persaan lemah, ketakutan, kecemasan, prustasi, mual, perasaan malu.

2)      Data objektif
Data objektif adalah data yang dapat di observasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik, misalnya frekuensi nadi, pernapasan, tekanan darah, edema, beerat badan, tingkat kesadaran.
9.      Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberukan interpensu secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan mengubah titik (a carpenoto 2000).
NANDA menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah “keputusan klinik tentang respons individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehattan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi interperensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat” diagnosa keperawatann menjadi dasar untuk pemilihan tindakan keperawatan untuk mecapai hasil bagi anda sebagai perawat yang dapat diandalkan (NANDA internasional 2007)
10.   Intervensi Keperawatan
a.       Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
1)        Tujuan: pasien mampu mempertahankan kebutuhan nutrisi adekuat
2)        Kriteria Hasil :
a)      Nafsu makan meningkat
b)      Klien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan      porsi yang diberikan

3)        Intervensi :
a)        Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang manfaat      makanan/ nutrisi Rasional: untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi sehingga motivasi untuk makan meningkat.
b)        Timbang berat badan klien setiap 2 hari
Rasional : untuk mengetahui peningkatan dan penurunan berat badan
c)        Beri nutrisi dengan diet lembek, tidak mengandung banyak serat, tidak merangsang, maupun menimbulkan banyak gas dan dihidangkan saat masih hangat
Rasional : untuk meningkatkan  asupan makanan karena mudah ditelan
d)       Beri makanan dalam porsi kecil dan prekuensi sering
Rasional : untuk menghindari moal dan muntah
e)        Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antasida dan nutrisi parenteral.
Rasional : antasida mengurangi rasa mual dan muntah nutrisi perenteral dibutuhkan terutama jika kebutuhan nutrisi peroral sangat
b.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengn kelemahah/bed rest
1)        Tujuan : pasien bisa melakukan aktifitas kehidupan sehari hari (AKS) oftimal
2)        Kriteria hasil         :
a)      Kebutuhan personal terpenuhi
b)      Dapat melakukan gerakan yang bermanfaat bagi tubuh memenuhi AKS dengan teknik penghematkan energi
3)        Interpensi             :
a)      beri motifasi pada pasien dan keluarga untuk melakukan mobilisasi sebatas kemampuan (misalnya : miring kanan, miring kiri).
Rasional : agar pasien dan keluarga mengetahui pentingnya mobilisasi bagi pasien yang bedrest
b)      Kaji kemampuan pasien dalam beraktifitas (makan, minum)
Rasional : untuk mengetahui sejauh mana kelamahan yang terjadi.
c)      Dekatkan keperluan pasien dalam ruangan
Rasional : untuk mempermudah pasien dalam melakukan aktifitas.
d)     Berikan latihan mobilisasi secara bertahap sesudah demam hilang.
Rasional : untuk menghindari kekakuan sendi dan mencegah adanya dekubitus
c.       Gangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan cairan yang berlebihan (diare atau muntah)
1)      Tujuan      : tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan
2)      Kriteria hasil         :
a)      Turgon kulit meningkat
b)       Wajah tisak nampak pucat
3)      Intervensi             :
a)      Berikan penjelasan tentang pentingnya kebutuhan cairan pada pasien dan keluarga
Rasional : untuk mempermudah pemberian cairan (minum pada pasien)
b)       Obserpasi pemasukan dan pengeluaran cairan
Rasional : untuk mengetahui keseimbangan cairan 2,5 liter/24 jam
c)      Anjurkan pasien untuk banyak minum
Rasional : untuk memenuhi kebutuhan cairan
d)     Observasi kelancaran tetesan infuse
Rasional: untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan mencegah adanya odem.
e)      Kolaborasi dengan dokter untuk terapi cairan (oral/parental)
Rasional : untuk memenuhi kebutuhan cairan yang tidak terpenuhi (secara parental).
B.            Pembahasan
1)        Laporan Kasus
a.         Pengkajian
1)      Identitas Pasien
Nama                                      : Tn. A
Umur                                      : 39 th
Jenis kelamin                          : Laki-laki
Status perkawinan                  : Kawin
Pendidikan                             : SD
Pekerjaan                                : Wiraswasta
Agama                                    : Islam
No. Rekam Medis                  :  B2
Tanggal masuk                       : 30 Agustus 2016
Tanggal pengkajian                : 31 Agustus 2016
Diagnosa medis                      : THYPOID
Alamat                                   :Kp.Cibubuhan Rt/Rw.03/03 Ds.Sukaraja Kec. Rajapolah  Kab. Tasikmalaya

2)      Identitas Penanggung Jawab
Nama                                      : Ny. A
Umur                                      : 29 Th
Jenis kelamin                          : perempuan
Pendidikan                             : Smp
Pekerjaan                                : IRT
Hubungan dengan pasien       : Istri
Alamat                                   :Kp.cibibihan Rt/Rw.03/03 Ds.Sukaraja Kec. Rajapolah        Kab. Tasikmalaya

3)      Riwayat Kesehatan
a)    Keluhan utama
Klien mengatakan panas sudah 1 minggu
b)   Riwayat kesehatan sekarang
Pada hari selasa, tanggal 30 agustus 2016 jam: 08:30 WIB klien datang ke pukesmas rajapolah dengan keluhan panas sudah 1 minggu.
Pada saat pengkajian hari selasa, tanggal 30 agustus 2016 jam: 19:00 WIB klien mengatakan panas sudah 1 minggu.
c)    Riwayat Kesehatan dahulu
Klien baru pertama kali mengalami penyakit seperti ini
d)   Riwayat Kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit yang sama, tidak ada penyakit keturunan, penyakit menular maupun bawaan.
4)      Activity Daily Living (ADL)
No
Kebutuhan
Sebelum sakit
Setelah sakit
1
Nutrisi
a.    Diet
b.    Kemampuan
§  Mengunyah
§  Menelan
§  Bantuan total/sebagian

c.    Frekuensi makan

d.   Porsi makan
e.    Makanan yang menimbulkan allergi
f.     Makanan yang disukai

Nasi

Baik
Baik
Tidak


3x/hari

⅟₂
-

-

Bubur

-
-
Bantuan sebagian
3x/hari

½
-

-
2
Cairan
a.    Intake
§  Oral
o  Jenis
o  Jumlah
o  Bantuan total/sebagian
§  Intravena
o  Jenis

o  Jumlah
b.    Output
§ Muntah
§ Suction 
§ Drain    



Air putih
8 gelas/hari
-

-

-

-
-
-



Air putih
8 gelas/hari
-

Ranitidin, ondan
2x/hari

-
-
-
3
Eliminasi
a.    BAB
§  Frekuensi
§  Konsistensi
§  Warna
§  Keluhan
§  Bantuan total/sebagian


b.    BAK
§  Frekuensi
§  Warna
§  Keluhan
§  Bantuan total/sebagian


1x/2hari
Padat
Kuning
-
-



2x/hari
Kuning
-
-




-
-
-
-
-



3x/hari
Kuning
-
-
4
Istirahat tidur
a.    Lama tidur
b.    Kesulitan memulai tidur
c.    Gangguan tidur
d.   Kebiasaan sebelum tidur

8 jam
-
-
-

6 jam
-
-
-
5
Personal hygiene
a.    Mandi
§  Frekuensi
§  Bantuan total/sebagian
§  Kebiasaan mandi
b.    Gosok gigi
c.    Cuci rambut
d.   Gunting kuku
e.    Ganti pakaian


2x/hari
-
-
3x/hari
2x/1mgg
1x/1mgg
3x/hari


-
-
-
-
-
-
1x/hari
6
Aktivitas
a.    Mobilisasi fisik
b.    Olah raga
c.    Rekreasi

-
-
-

-
-
-

5)      Data Psikologis
Ekspresi wajah murung, saat berbicara normal (tidak nampak terputus-putus) berbicara jelas dan tidak cepat, klien terlihat sangat lemas.
6)      Data Sosial
Klien dapat berinteraksi dengan baik, terbukti saat klien dirawat banyak kerabat-kerabatnya yang jenguk
7)      Data Spiritual
Klien tidak mampu melakukan ibadahnya
8)      Pemeriksaan Fisik
(persistem/head to toe)
·         Kepala             : ukuran dan bentuk kepala normal.
·         Rambut           : warna rambut hitam dan banyak ketombe.
·         Mata                : bentuknya simetris tidak ada lesi. Screla kotor konjungtiva berwarna merah, alis mata tebal.
·         Mulut/lidah/gigi          : gigi ke kuning kuningan, lengkap tidak terdapat lubang dalam giginya. Mukosa mulut lembab dan tidak berbau, lidah berwarna merah pergerakannya normal.
·         Thorax             : bentuk thorax simestris, tetapi sakit saat menelan.
·         Payudara         : bentuk payudara simetris tidak ada lesi
·         Abdomen        : abdomen simetris bentuk datar warna sawo matang terdapat nyeri saat ditekan
·         Exstremitas     : tidak ada keluhan
·         Kulit                : warna kulit sawo matang tidak terdapat lesi
9)      Data Penunjang
a)      Pemeriksaan Laboratorium
-
b)      Pemeriksaan Photo Rontgen
-
c)      Pemeriksaan CT Scan
-
d)     Pemeriksaan MRI
-
e)      Pemeriksaan EKG
-
f)       Therapi
-

b.         Analisa data

No
Data
Etiologi
Masalah

1.
Ds : klien mengatakan badannya panas
Do : suhu klien 38,7
Proses infeksi
Peningkatan suhu tubuh
2.
Ds : klien mengatakan mual
Do : klien tampak lemas
Menurunnya nafsu makan
Gangguan nutrisi






c.         Diagnosa keperawatan
(Berdasarkan prioritas masalah)
1)      Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi salmonella typhosa.
2)      Resiko terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Anoreksia.

d.        Intervensi keperawatan
No
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi kuman salmonella typhosa


Ds: Klien mengatakan badannya panas

Do: klien tampak lemas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam, suhu tubuh kembali normal

Ds: badan klien tidak panas

Do: Klien tidak nampak lemas
1. Observasi TTV











1.Untuk mengetahui perkembangan klien

2.
Resiko terhadap perubahan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Anoreksia, mual dan muntah. Ditandai dengan :
DS : klien mengatakan mual muntah.
DO : klien tampak lemas.


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan masalah resiko terhadap perubahan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi, dengan kriteria hasil :

DS :
-Klien mengatakan tidak mual dan muntah lagi
DO : Klien mengatakan badannya tidak lemas lagi.



-Berikan makanan yang hangat dalam porsi sedikit tapi sering.
-Hindari pemberian makanan yang dapat merangsang peningkatan asam lambung.
-Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antiemetik dan antibiotic.
Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makanan terlalu cepat.
-Mengurangi pemberian asam lambung yang dapat menyebabkan mual dan muntah.
-Menghilangkan mual.








e.         Implementasi keperawatan dan evaluasi
No
Implementasi
Evaluasi
1.
1. Pada hari selasa tanggal 30 Agustus 2016
- pukul 19.00
Jam 10.00 WIB.
Tanggal, 3 September 2016
S: -keluarga mengatakan demam klien sudah mulai berkurang
O: - klien tampak rileks
    
A: - masalah teratasi
P: - intervensi dilanjutkan

2.
Pada hari Selasa, tanggal 30 Agustus 2016
- pukul 19.15 WIB.

Jam 10.00 WIB.
Tanggal, 3 September 2016
S: - Klien mengatakan mual muntah berkurang
O: - Klien nampak membaik
A: -  Masalah teratasi
P: -  intervensi di lanjutkan.



2)        Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
a)      Pokok pembahasan
1.      Sub pokok bahasan           : THYPOID
2.      Tempat                              : Puskesmas Rajapolah
3.      Tanggal                             : 20 September 2016
4.      Waktu                               : 10:30 WIB
5.      Sasaran                              : kliwn dan keluarga
b)      Tujuan penyuluhan
1.      Tujuan intruksional umum
2.      Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit/jam daharapkan pasien atau keluarga mengetahui tentang THYPOID
3.      Tujuan intruknasional khusus
a.       Klien atau keluarga dapat menjelaskan kembali tentang THYPOID
b.      DLL
c)      Kegiatan pembelajaran
NO
Uraian kegiatan
Kegiatan penyuluhan
Pasien/keluarga
1.
pembukaan (3 menit)
·        Mengucapkan salam
·        Memperkenalkan diri
·        Menjelaskan maksud dan tujuan
·         Menjawab salam
·         Mendengarkan, menyimak dan memahami penjelasan yang diberikan
2.
Inti (10 menit)
Menguraikan tentang
·         Pengertian THYPOID
·         Penyebab THYPOID
·         Tanda dan gejala THYPOID
·         Pencegah THYPOID
·         Mendengarkan, menyimak dan memahami penjelasan yang diberikan
3.
Penutup (2 menit)
·         Menerangkan materi yang telah diberikan
·         Memberikan kesempatan kepada klien/keluarga untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti
·         Mengucapkan salam
·         Menyimak, memahami serta mendengarkan penjelasan yang telah di sampaikan
·         Menanyakan hal-hal yang belum di mengerti
·         Klien/keluarga tersenyum
·         Klien/keluarga menjawab salam

d)     Materi              : Halaman .... sd ....
e)      Metode         : Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab
f)       Media            : Leaplet
g)      Evaluasi        :
·         Prosedur                : post test
·         Bentuk                  : Tanya jawab
·         Jenis                      : Lisan
·         Bentuk pertanyaan:
Ø  Apa pengertian THYPOID ?
Ø  Apa penyebab THYPOID ?
Ø  Sebutkan tanda dan gejala THYPOID ?
Ø  Sebutkan cara pencegahan THYPOID ?


h)      Tinjauan teori penyakit THYPOID
Ø  Pengertian THYPOID
Typhus abdominalis atau demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanyaa mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12-13 tahun (70%-80%). Pada usia 30-40 tahun (10%-20%) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak (5%-10%) (mansjoer, arif. 1999)
Ø  Etiologi
Thypus abdominalis disebabkan oleh salmonella typhosa, basil gram negatif, bergerak dengan bulu getar, tidak berspora mempunyai sekurang kurangnya 3 macam antigen yaitu antigen O (somatic terdiri dari zat komplek lipopolisakarida), antigen H (flagella) dan antogen vi. Dalam serum penderita terdapat zat anti (glutanin) terhadap ketiga macam antigen tersebut.
Ø  Gejala THYPOID
Tanda dan gejala penyakit Thypoid diantaranya nyeri kepala, kurang enak diperut, nyeri tulang, persendian dan otot, berak berak, muntah, demam, nyeri tekan perut, bronkitis, letargik, lidah thypus (kotor).
4. Penanganan THYPOID
·         Cuci tangan anda berulang kali ini adalah cara terbaik untuk menghentikan penularan bakteri. Cucilah tangan secara menyeluruh dengan air panas dan sabun, khususnya sebelum makan  dan setelah menggunakan toilet. Selalu sediakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol untuk berjaga jaga jika air bersih tidak tersedia.
·         Janga minum air yang keliatan kotor. Air minum yang  terkontaminasi merupakan masalah besar ditempat tempat. Untuk itu, usahakan minum air dalam kemasan atau air minum berkarbonasi. Bersihkan bagian luar botol atau kaleng sebelum anda membukanya. Jangan tambahkan es batu kedalam minum karena bisa aja es tersebut terbuat dari air  yang terkontaminasi.
·         Hindari buah dan sayuran mentah karena bisa jadi dicuci dengan air yang terkontaminasi. Terutama hindari memakan buah atau sayur yang tidak bisa dikupas, misalnya selada.
·         Pilih makanan yang dihidangkan panas panas. Hindari makanan yang disimpan atau dihidangkan pada suhu ruangan. Makanan yang dikukus adalah yang teraman. Dan jika harus makan diluar, sebisa mukin hanya makan dirumah makan yang terjamin kebersihannya.



BAB IV
 PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Kegiatan uji kopetensi sangat penting dan bermanfaat bagi siswa-siswi yang melakukan nya, karena dengan praktek kerja lapanganadiharapkan Siswa Menengah Kejuruan (SMK) mendapat pengalaman dan pengetahuan serta wawasan dalam memperaktekan ilmu yang didapat di sakola. Kegiatan ini berfungsi sebagai sarana penunjang untuk memunculkan calon siswa-siswi siap kerja dengan kulitas kerja bermutu tinggi.
Dari hasil uji kopetensi di sebuah puskesmas DTP Rajapolah maka penulis dapat mengambil kesimpulan :
1.      Pengkajian merupakan langkah awal yang sangat penting untuk menentukan langkah selanjutnya dalam proses keperawatan.
2.      Perencanaan tindakan keperawatan mengacu terhadap penyelesaian masalah tertentu.
3.      Pelaksanaan perawatan tidak dilakukan mutlak sepenuhnya sesuai dengan teori yang di berikan sekolah.
Dari laporan uji kompetensi ini, isi laporan yang mengacu pada pembahasan pasien dimana  terdapat masalah-masalah keperawatan yang muncul yaitu :
a.       Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi kuman salmonella typhosa.
b.      Resiko terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Anoreksia
 

LEMBAR PENGESAHAN PUSKESMAS


LAPORAN KEGIATAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017




Disetujui:
Pembimbing I
SMK PLUS YSB Suryalaya,




Dewi Gustini, Am,Keb, S.KM
Pembimbing II
UPTD Puskesmas DTP Rajapolah,




Ayi Lukmanul Hakim S,kep
NIP. 198301072011011003


Mengetahui,


Kepala Program Keahlian
Perawat Kesehatan,



Juanita Fauzia Zachra, S.Kep, Ners

Pimpinan/ Kepala
UPTD Puskesmas DTP Rajapolah



Engkun SIP
NIP. 196303091984101005.






 



No comments:

Post a Comment